O - 26

1.3K 362 5
                                    

Beberapa jam sebelumnya...

Junkyu masih menangis di dalam bus. Berteriak tidak karuan sambil menyerukan nama Doyoung terus-menerus. Hyunsuk yang cosplay menjadi sopir itu menahan tangis saat tau kalau adik sepupunya tertinggal jauh.

"Gua mohon!! Gua mau balik!! Doyoung masih disana.. Dia pasti ketakutan.. LO SEMUA GAK TAU DIA BUTUH GUA!! GUA MAU BALIK!!"

Junghwan yang duduk di kursi sebelah Junkyu langsung memeluk pemuda itu. Mengusap punggung Junkyu yang berteriak minta di turunkan. Junghwan ikut menangis, tidak tega melihat orang lain sangat kehilangan seperti Junkyu.

Haruto merasa iba. Dia juga kehilangan saat ini. Dua sahabat terbaiknya tidak tau dimana. Haruto takut dia tidak bisa bertemu dengan dua sahabatnya itu.

Yoonbin mengeluarkan sesuatu di dalam tasnya. Dia ingin mengambil minum botol untuk Junkyu.

"D-doyoung.."

Yoonbin menghentikan gerakannya. Dia menatap Junkyu tidak paham saat pemuda itu secara kasar mengambil kemeja biru yang baru ia keluarkan. Junkyu menangis histeris sambil memeluk kemeja itu membuat Yoonbin paham.

Kemeja itu, pasti punya adik Junkyu..

Yoonbin teringat dia masih ada satu benda yang mungkin bersangkutan. Ia mencari di dalam tas namun tak kunjung dapat. Yoonbin mengernyit bingung saat memastikan benda itu benar-benar tidak ada.

'Apa tadi kunci mobilnya jatuh?'

Yoonbin mengindik bahu. Ia kembali menaruh tasnya dan memperhatikan Junkyu yang masih memeluk kemeja itu sambil menangis histeris. Yoonbin meringis, ia yakin suara Junkyu akan habis sebentar lagi.

Yoshi menepuk bahu Junkyu di sebelahnya berulang kali. "Bukan hanya kamu yang kehilangan. Kita semua juga. Ada banyak sahabat kami yang tertinggal. Tapi kami mencoba kuat."

"ITU KARNA LO SEMUA KEHILANGAN SAHABAT BUKAN KELUARGA!" Seru Junkyu emosi. "Kalian bukan kehilangan keluarga, darah daging kalian! Gua kehilangan adik kandung gua!! Doyoung itu bukan sahabat gua! Dia adik, adik kandung gua! GIMANA CARANYA GUA IKHLAS?!!"

Dada Junkyu naik turun saking emosinya. Yoshi terdiam karna terkejut. Junghwan di sebelah Junkyu langsung pindah karna merasakan hawa tidak bagus.

Hyunsuk memberhentikan bus. Pemuda itu pergi ke wilayah penumpang dan menarik kerah Junkyu sampai berdiri berhadapan di depannya.

"Denger, gua juga kehilangan! Gua kehilangan keluarga! Bukan cuma lo yang merasa kehilangan Doyoung, gua juga Junkyu! Gua juga gak terima adik sepupu gua tertinggal di sana!!" Marah Hyunsuk terlampau emosi. Ucapannya mampu membuat Junkyu dan yang lain membeku.

Junkyu menggeleng, ia melepas cekatan Hyunsuk di kerahnya. "Sepupu? Lo siapa ngaku-ngaku adik gua sepupu lo?! Dia cuma punya gua Kakaknya! Dia gak punya siapa-siapa selain gua!!" Junkyu terkekeh. "Dia.. Cuma punya gua.. Gak ada yang lain, paham?!"

Hyunsuk mengepal tangan kesal. Tapi dia tetap bisa tahan emosi. "Kenapa lo gak suka kalo Doyoung punya orang lain yang sayang sama dia? Lo gak suka?"

"IYA GUA GAK SUKA! KIM DOYOUNG CUMA PUNYA GUA SEBAGAI KAKAKNYA! BAHKAN JIHOON SEKALIPUN, DOYOUNG GAK BUTUH DIA!!!"

Hyunsuk terpaku. "J-jihoon? Apa maksud lo bawa-bawa Jihoon?"

Junkyu terkekeh sarkas. "Kim Jihoon, Kakak gua dan Doyoung. Tapi, Doyoung gak butuh dia, ada gua Kakak dia satu-satunya. Gua yang selalu ada buat dia, Doyoung gak perlu kalian semua!"





BUGH!




"BANGSAT! Sekarang gua paham kenapa lo bunuh Nenek." Hyunsuk berdecih. "Ayah bilang Nenek udah bisa nerima Doyoung karna usaha Mama bujuk Nenek. Karna itu gua mau cari dia, kasih kabar kalo Nenek udah anggap dia cucu. Tapi lo?!" Hyunsuk menangis terisak, tak percaya dengan apa yang di lakukan adik sepupunya. "Kenapa lo tega Kyu? Lo tau, selama gua di luar negri, gua selalu dapat kabar kalo Doyoung di jauhin keluarga karna Nenek benci dia dan lebih sayang sama lo."

Hyunsuk menahan dadanya yang sakit. Air matanya tidak berhenti jatuh kala susah melanjutkan ucapannya.

"Akhirnya setahun gua balik kesini. Gua ketemu mereka yang gua anggap keluarga. Mereka yang punya nasib kurang lebih sama kaya Doyoung. Niat cari Doyoung gua urung karna gua lupa tujuan asli gua."

Junkyu membuang muka saat Hyunsuk menatapnya tajam.

"Lo gak mau kan, Doyoung punya seseorang yang sayang sama dia selain lo? Kenapa lo lakuin itu Kyu? Adik lo masih butuh kasih sayang lain.."

"DIA PUNYA AYAH YANG SAYANG DIA!" Seru Junkyu membalas. "Ayah sayang sama dia, cuma gak terlalu di perlihatkan. Gua di telantarin sama Ayah. Doyoung di telantarin Nenek. Dan kita berdua saling menyayangi. Kita berdua impas!"

Yedam menahan Hyunsuk yang ingin membogem Junkyu.

"LO SIALAN KIM JUNKYU! BANGSAT! GAK BERGUNA JADI KAKAK! HARUSNYA LO YANG MATI!"

"DOYOUNG GAK MUNGKIN MATI!!" Balas Junkyu menangis kencang. "Dia.. Dia janji sama gua.. Kita bakal ketemua di perbatasan.. Dia pasti tepatin janji!"

Hyunsuk melepas cekatan Yedam dengan kasar lalu pergi ke bangku kemudi. "Seterah lo!" Kesal Hyunsuk lalu membawa bus kembali berjalan. Semua kembali duduk dengan perasaan tidak enak.

Junkyu duduk di bawah sembari menatap kemeja biru itu. Dia tersenyum kecil. Adiknya pasti menepati janji kan?

***

Bus itu melaju mendekati perbatasan. Terlihat saat cahaya terang di sana. Bagaikan malam dan siang membelah, perbatasan tampak nyata di ujung sana. Beribu tentara bersiap dengan senjata mereka. Bersiap meluncurkan bom pada waktu yang di tentukan dan berjaga saat zombie mungkin saja keluar.

Hyunsuk tersenyum tipis. Dia berhasil keluar dari Busan. Berhasil membawa sahabatnya sampai di perbatasan. Meski Hyunsuk tidak bisa menyelamatkan semua orang yang ia sayang, namun setidaknya, Hyunsuk berguna untuk sebagian sahabatnya.

Jihoon, Mashiho dan Jeongwoo, semoga mereka baik-baik saja.

Yoonbin menghembuskan nafas. Dia tidak begitu senang saat melihat wilayah perbatasan. Awalnya Yoonbin memang begitu antusias keluar, namun sekarang rasanya tidak enak. Dia keluar seperti seorang diri sebab tidak ada Asahi dan Jaehyuk. Yoonbin tidak berhasil membawa kedua sahabat lamanya itu keluar dari Busan. Yoonbin merasa bersalah.

Haruto sudah menangis sambil mengumpatkan wajahnya di jendela. Memikirkan Jeongwoo membuat Haruto menangis. Tidak ada sahabat baiknya. Yang Haruto inginkan adalah keluar dari Busan bersama Jeongwoo, namun sahabat baiknya itu tidak bersamanya.

Pada akhirnya mereka harus ikhlas. Bus itu sudah melewati perbatasan. Beberapa tentara menghampiri untuk memberi bantuan pada orang yang berhasil selamat dan bertahan. Enam orang itu keluar dari bus dengan langkah berat dan lemah.



BRUKH!




Haruto ambruk saat gilirannya turun. Tim medis segera menghampiri Haruto dan membawa tubuh bongsor pemuda itu ke atas pandu. Membawanya masuk ke dalam mobil.

"Ikutlah dengan kami juga, anda harus operasi." Ujar salah satu perawat pada Yoonbin. Pemuda Ha itu mengangguk lalu berjalan masuk mobil di bantu papahan perawat.

Junghwan juga ikut masuk ke dalam mobil. Pemuda yang berusia 16 tahun itu sangat ketakutan dan terlihat depresi atau trauma.

Yoshi dan Yedam pamit untuk menemani Jungwan, Haruto dan Yoonbin.

Dan tersisalah Hyunsuk dan Junkyu menunggu seseorang yang mereka yakinkan akan keluar juga dari dalam sana. Mereka berdua menolak di bawa pergi, berteriak tegas kalau mereka tetap ingin disini.

"Baiklah, tapi pada jam 06.20 kalian harus menjauh karna Busan akan di bomkan."

***

[I] OUT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang