O - 29

1.9K 390 12
                                    

Not epilog.










"Jadi.. Junkyu kena skizofrenia?" Hyunsuk bertanya sambil menutup mulutnya tidak percaya.

Dokter mengangguk. "Kemungkinan pihak rumah sakit akan memindahkan Kim Junkyu ke RSJ untuk membantu pemulihan jiwa-nya." Jelas Dokter itu lalu pamit pergi.

Kaki Hyunsuk langsung lemas. Pemuda itu menghela nafas berat dan lelah. Mukanya pucat kehabisan tenaga. Matanya melirik sosok jakung yang terbaring lemah di ranjang dengan selang infus di tangannya.

Dia, Kim Jihoon.

Tetesan air mata jatuh dari kelopak mata Hyunsuk. "Ji.. bertahan..." Pinta Hyunsuk dengan suara kecilnya, sebelum jatuh tidak sadarkan diri.

***

Asahi berdiri di depan ruang rawat Yoonbin dan Jaehyuk. Pemuda Hamada itu hanya diam memperhatikan kedua sahabatnya terbaring di bangsal. Jaehyuk dengan infus di tangannya, sedangkan Yoonbin dengan perban di kakinya yang di ikat ke atas.

Keadaan Asahi sudah membaik. Dia hanya butuh istirahat dan vitamin. Asahi jadi bangga sendiri karena dia kekebalan tubuhnya cukup kuat. Nanti, Asahi ingin sombong pada Jaehyuk dan Yoonbin saat kedua sahabatnya itu sudah sadar. Mengatakan jika dia tidak selemah itu, Asahi kuat, hanya saja malas.

"Sa,"

Asahi menoleh ke belakang menatap Mashiho.

"Kak Ji.. kritis..." Ujar Mashiho memberi tau. Asahi terdiam di tempatnya kemudian langsung berlari pergi melewati Mashiho yang tetap diam di tempat-nya sambil menangis tanpa suara.

Tiba-tib Asahi berhenti berlari dan menghampiri Mashiho. Dia menepuk punggung Mashiho. "Ayo pergi ke sana sama-sama, gua gak tau tempatnya." Ajak Asahi. Mashiho terkekeh sambil menyeka air matanya.

Kedua pemuda Jepang itu berlari bersama ke ruang rawat Jihoon.

Sesampainya disana, Mashiho langsung terbelalak melihat Hyunsuk juga terbaring di bangsal dengan ventilator di hidungnya. Mashiho berlari menghampiri bangsal Hyunsuk, terdiam di samping bangsal memperhatikan keadaan Hyunsuk.

"Kak, Lo kenapa??" Tanya Mashiho khawatir. Kemudian pemuda jepang itu menutup wajahnya dengan kedua tangan. Mashiho lelah dengan ini semua. Haruto, Jihoon, Yoonbin kemudian Hyunsuk.

Asahi melirik Mashiho dengan tatapan sayu. Asahi paham jika keadaan saat ini sulit untuk Mashiho. Tapi dia pun juga ingin mengungkapkan kesedihannya, hanya.. Asahi tak tau caranya.

Ceklek

Mashiho dan Asahi sama-sama mengalihkan perhatian ke arah pintu. Disana ada sepasang suami istri paruh baya. Mata sang wanita sembab, sedangkan sang suami tampak memperhatikan anaknya yang tertidur di atas bangsal.

"Hyunsuk.." Panggil pria berusia itu sambil melangkahkan kaki mendekat ke arah bangsal sang putra. Air matanya yang dia tahan sejak tadi, akhirnya jatuh melihat keadaan putranya yang lemah tanpa tenaga.

"Hyunsuk, bangun Nak.." Pinta sang Mama dengan nada lirih. Takut jika anaknya tidak akan bangun lagi. "Mama minta maaf karena terlambat kemari.. Mama minta maaf."

Pria berusia itu merangkul sang istri menguatkan. "Hyunsuk pasti bisa bangun Ma.. anak kita sosok yang kuat."

Wanita itu mengangguk sambil menyeka air matanya. Tangannya mengusapi kening putranya lembut. "Hyunsuk bangun ya? Mama sama Papa rindu Hyunsuk.."

Mashiho dan Asahi yang masih berada di ruangan itu hanya diam memperhatikan kedua orang tua Hyunsuk yang menangis. Mashiho menatap Jihoon kemudian kembali menatap kedua orang tua Hyunsuk.

[I] OUT✓Where stories live. Discover now