O - 12

1.5K 387 4
                                    

Asahi memapah Junkyu selama perjalanan. Selama beberapa hari ini, Junkyu belum makan, makanya dia kelelahan. Mobilnya Asahi tinggal beserta dengan makanan. Sekarang Asahi bingung ingin memberikan Junkyu makanan apa, karna dia sendiri juga tidak memiliki makanan.

Asahi mendudukan Junkyu di bawah pohon rindang. Dia melepas jaket lalu menyelimuti tubuh bagian atas Junkyu yang kedinginan. Asahi memutar pandangan agar cepat menemukan minimarket. Dia tidak ingin Junkyu pingsan dan membuatnya kerepotan.

Asahi menatap Junkyu yang semakin memucat. Dia tidak tega meninggalkan Junkyu sendirian, tapi jauh disana, Asahi melihat sebuah kedai. Siapa tau, Asahi  bisa mendapatkan makan dari sana.

Asahi berjongkok di depan Junkyu. "Aku akan pergi sebentar saja. Apa kau mau menunggu?" Tanya Asahi. Junkyu yang setengah sadar itu hanya mengangguk. Asahi kemudian berdiri kembali lalu berlari kencang ke arah kedai.

Junkyu mengusap-usap lengannya. Meski sudah di balut jaket Asahi, tapi tetap saja, Junkyu merasa kedinginan. Daya tahan tubuhnya sudah lemah, dan sekarang tidak makan, membuat Junkyu semakin lemah saja.

Ia memejamkan mata membuat air mata mengalir begitu saja dari kelopak matanya. "D-doyoung..." Racau Junkyu tidak sadar. Pikirannya kembali mengingat adiknya di luar sana sendirian. Junkyu takut kehilangan keluarga yang dia punya satu-satunya.

"M-maaf.. Karna gua.. Salah satu mimpi lo.. Gak bisa terwujud.."

Junkyu menangis kemudian. Dalam mata yang terpejam dan sesak di dada, Junkyu menangisi Doyoung. Merasa bersalah karna sesuatu, dan merasa payah menjadi seorang Kakak. Junkyu tidak pernah memberikan rasa aman pada Doyoung. Junkyu justru membuat Doyoung kehilangan salah satu impiannya.

Tapi setidaknya, adiknya memiliki satu impian lagi. Tapi... Apa?

Sedangkan itu, Asahi yang sudah sampai di kedai langsung masuk ke dalam. Melihat banyak makanan membuat Asahi justru mual karna beberapa dari makanan itu sama sekali tidak layak di- konsumsi.

Asahi mengambil snack yang di gantung. Walaupun ada secercak darah, yang penting, isinya tetap aman. Asahi tidak perduli kalau bau makannya nanti bau darah. Yang Asahi butuhkan hanya makanan untuk dia makan bersama Junkyu.

Asahi cepat-cepat keluar dari kedai. Namun sebelum berlari ke arah Junkyu, dia memperhatikan sesuatu. Hanya sebentar sebelum akhirnya, Asahi berlari ke arah Junkyu karna dia benar-benar takut, Junkyu kenapa-napa.

Asahi hanya punya Junkyu saja saat ini.

***

Asahi membangunkan Junkyu yang tertidur karna ada dengkuran halusnya. Dia memberikan botol minum yang langsung Junkyu teguk airnya. Tenggorokannya begitu kering sekali. Asahi duduk di sebelah Junkyu dan memberikan beberapa snack.

"Tidak ada makanan, hanya ini."

Junkyu tersenyum. Dia mengangguk. "Terima kasih." Ucap Junkyu sebelum memakan snack itu. Ia sangat kelaparan karna beberapa hari tidak makan.

Asahi jadi kepikiran lagi dengan yang tadi dia lihat. "Tadi di kedai aku melihat seseorang sedang di kejar. Dia masih remaja kalau di lihat dari ukuran badan. Orang yang mengejar dia.. Seperti orang-orang suruhan di televisi." Cerita Asahi. Ntah kenapa, dia ingin menceritakannya pada Junkyu.

Junkyu mengangguk mendengarkan. Namun beberapa sekon setelahnya dia merasa penasaran. "Kau.. Tau siapa yang di kejar? Bagaimana rupa-nya?" Tanya Junkyu merasa ada yang membuat dia cemas.

Asahi menimang-nimang lalu menggeleng. Junkyu menghela nafas. Hatinya merasa, seseorang yang di kejar itu ada hubungan dengannya.

Tapi... Siapa?

[I] OUT✓Where stories live. Discover now