12. Rencana

181 20 0
                                    

Selamat membaca, dan jangan lupa vote!

❄________________________❄
💙__________________💙
❄____________❄
😻

.

Suara pecahan kaca dan barang-barang yang berjatuhan terdengar saling bersahutan. Suara teriakan marah dari seorang gadis menggema di sebuah kamar, sementara gadis lainnya hanya bisa diam menatapnya melampiaskan amarah pada benda-benda di sekitarnya. Gadis bermata coklat itu tidak bisa berbuat apa-apa, dia tahu betul jika artisnya ini tidak akan berhenti sampai dia puas melampiaskan kekesalannya.

Sesekali dia meringis, dan menghindar dari pecahan botol parfume yang terlempar tak jauh dari tempatnya berdiri. Kini kamar Laura benar-benar berantakan, seprei yang terlepas,  pecahan kaca dimana-mana, majalah yang berserakan, dan berbagai benda-benda kecil seperti alat make up juga tidak luput dari pelampiasan amarahnya.

"Laura sudah!"

Sebuat botol parfume lainnya dibanting begitu saja, pecahan kaca dari botol itu berserakan kemana-mana. Bahkan Naomi, sang manager sempat terkejut mendengarnya. Laura benar-benar gila sekarang!

"Laura cukup!! Mau sampai kapan lo kayak gini?!" tanya Naomi sedikit membentak, dia menghentikan tangan Laura yang ingin merobek sarung bantalnya.

"Lepasin!" bentak Laura menyingkirkan genggaman Naomi hingga terlepas.

"Laura gue tahu lo marah tapi dengan lo kayak gini, masalah gak akan selesai!"

Dengan emosi Laura membalas, "terus gue harus apa?! Harus nerima kena skorsing selama sebulan. Lo sendiri tahu Naomi, gara-gara itu gue kehilangan projek film impian gue! Gue bahkan udah reading, gue tinggal syuting aja! TAPI SEMUANYA UDAH HANCUR!!"

Gadis tempramen itu menyingkirkan makan siang, yang ditaruh Naomi pada nakas sebelah kasurnya begitu saja. Kini sup ayam itu berserakan dimana-mana bercampur dengan majalah, dan pecahan botol parfum yang sudah hancur di lantai.

"Iya gue tahu, lo udah kerja keras buat itu. Tapi ini udah keputusan Presdir, gue gak bisa berbuat banyak!" jelas Naomi pada Laura, tapi gadis itu tetap tidak terima.

"Bisa! Lo selalu bisa ngebantu gue, lo selalu bisa ngelindungin gue tapi kenapa sekarang nggak?!" ujarnya masih Emosi.

"Karena gue gak punya kuasa kayak Lea!! Udah gue bilang sebelumnya jangan bikin masalah sama Lea dia putri tunggal Presdir! Lo fikir presdir bakal bela lo terus-terusan dari pada anaknya? Apa lagi Lea sekarang sudah jadi ketua Scantion!" jelas Naomi tak kalah emosi.

"AAAKKHAAAAAAA............LEA SIALAN!!"

Laura mengacak-acak rambutnya frustasi, wajahnya memerah diikuti dengan tatapan mata yang menunjukkan amarah yang begitu dalam.

"SEMUA INI KARENA CEWEK SIALAN ITU!! Lihat aja, gue gak akan tinggal diam!" geramnya membuat Naomi geleng-geleng kepala. Dia harus bagaimana untuk menghentikan Laura? Karirnya bisa saja hancur jika dia tidak berhenti mengganggu Lea.

***

Sore itu, setelah Lea mengantar Jane untuk periksa kandungan. Semuanya berkumpul di villa milik Lea yang sekarang ditempati oleh Jane. Sarah dan Javin pun ada di sana.

Sarah tengah sibuk memasak di dapur, sementara Javin yang masih memakai seragam sekolah tidak berhenti mencomot makanan yang Sarah buat. Padahal satu tangannya tengah sibuk bermain game. Sarah menggelengkan kepalanya sambil mendengus kesal. Dia menyentil beberapa kali tangan Javin yang ingin mencomot udang tepung goreng buatannya lagi.

SCANDAL PROTECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang