30. Lamaran

216 27 1
                                    

Selamat membaca, dan jangan lupa vote!

❄________________________❄
💙__________________💙
❄____________❄
😻

.

"Selamat semuanya, kita akan segera punya adik!"

Aaron mengumumkan berita bahagia ini dengan sumringah. Tapi bagi ketiga saudaranya itu adalah berita tidak masuk akal yang pernah mereka dengar. Pasalnya mereka sudah cukup dewasa untuk memiliki seorang adik. Apa lagi Ayah mereka tidak memiliki istri baru setelah berpisah dengan ibunya Melinda. Berbeda dengan ketiga anaknya, Elliot justru menatap Aaron serius. Mencoba menepis beberapa kemungkinan yang terlintas di kepalanya.

"Kakak ngomong apa sih? Adik apa? Siapa yang mau punya adik?" tanya Melinda berkali-kali.

"Tentu saja kita Melinda!" jawaban Aaron semakin membuat semuanya menatap Aaron aneh.

"Arthur, kamu selalu ingin jadi Presdir Asta Group kan? Kalau kamu masih ingin, saya akan kasih tahu apa saja yang harus kamu lakukan setelah menjadi Presdir Asta Group." Arthur yang mendapat pertanyaan itu masih terdiam, berlaga seperti tidak tertarik. Toh Aaron juga tidak akan mau menyerahkan Asta Group padanya dengan mudah.

Aaron menatap Elliot yang dari tadi menatapnya serius. "Yaitu dengan menjadi tameng dari semua perbuatan bejat Ayah kita dengan para gadis, ah saya ralat puluhan gadis lebih tepatnya. Dan karena menjadi tameng tuan Elliot Bramana ini juga, gadis yang tengah hamil adik kita itu mengira kalau saya yang menghamilinya." Aaron terkekeh sinis.

"Gimana, masih berminat untuk merebut posisi saya? Tapi kayaknya tunanganmu gak akan suka itu."

Arthur, Bhanu, maupun Melinda menatap Elliot bersamaan. Menuntut jawaban atas semua tuduhan yang di lontarkan Aaron padanya. Ketiganya masih tidak percaya dengan perkataan Aaron, mereka berharap Ayahnya akan menepis semua omong kosong yang di lontarkan Aaron barusan.

Namun pria berusia limapuluhan itu justru menyendok cheese cake-nya dengan santai.  "Ayah gak nyangka kamu akan membeberkan ini di makan malam keluarga kita. Apa gadis itu sedang hamil sekarang?" Aaron mengangguk.

Arthur, Bhanu, dan Melinda menatap Elliot tidak percaya, Ayah mereka seakan membenarkan semua perkataan Aaron dengan mudah. Tanpa adanya pengelakan sedikitpun. Pria itu mengunyah kuenya dengan santai.

"Ayah kira kamu akan lebih dulu memberi tahu Lea tentang kebenaran ini, tapi nyatanya kamu lebih memilih menghancurkan nama baik Ayah di depan saudara-saudaramu dulu."

"Karena anda sendiri kan yang mengajari saya untuk membalas apapun yang kita terima dengan sepadan. Entah itu perbuatan baik atau buruk. Saya hanya melakukan apa yang anda ajarkan."

Setelah merusak suasana dengan pengumuman kecilnya, tanpa rasa bersalah sedikitpun Aaron mulai beranjak dari duduknya.

"Saya rasa saya harus kembali, terima kasih makan malamnya"

Oh bahkan dia hanya merusak cheese cake miliknya saja, dia tidak cukup bodoh untuk memakan makanan yang bisa membuatnya alergi. Aaron mulai berjalan menjauh, tidak hanya meninggalkan ruang makan dia juga meninggalkan ke tiga saudaranya yang masih terkejut dengan kenyataan kotor dari orang yang mereka hormati. Pintu ruang makan pun di buka dari luar oleh dua pelayan yang berjaga, namun langkah Aaron tiba-tiba terhenti. Ia berbalik pada ke tiga saudara tirinya.

"Ah iya... kalau kalian ingin memberikan hadiah untuk adik kita, sekedar info saja adik kita laki-laki." Aaron berbalik dan melewati pintu ruang makan yang terbuka, lalu pintu itu tertutup kembali.

"Udah gue duga, dia kemari memang bukan untuk makan malam aja," cibir Bhanu.

***

SCANDAL PROTECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang