22. Salah Faham

160 19 0
                                    

Selamat membaca, dan jangan lupa vote!

❄________________________❄
💙__________________💙
❄____________❄
😻

.

"Terima kasih tuan Aaron, saya sangat menantikan kerja sama ini," ujar seorang pria sambil mengulurkan tangannya pada pria bernama Aaron itu.

Dia pun menyambut tangan itu dengan sopan, "sama-sama Pak Digo, semoga kerja sama kita bisa berjalan lancar sampai peresmian nanti."

"Iya saya sangat menantikan itu, kalau begitu saya permisi dulu."

"Silahkan," ujar Aaron mempersilahkan.

Rapat singkat Aaron dan Felix dengan klien baru saja selesai, dan mereka masih punya waktu sampai jam makan siang selesai. Sambil menunggu Felix melihat toko sebrang yang sedang memamerkan koleksi tas terbaru mereka. Melihat itu secara otomatis Felix teringat akan istrinya, Alya sangat menyukai tas merek itu.

"Presdir, sambil menunggu jam makan siang selesai apa saya boleh ke toko itu sebentar? Saya ingin membeli tas untuk istri saya." Ijin Felix pada Aaron, dia melihat toko mana yang di maksud Felix sebentar.

"Oke, tapi jangan lama-lama!" jawabnya memberi ijin.

"Siap bos!"

Dengan semangat Felix beranjak menuju toko tas itu, tepat setelah ia masuk ke dalam tanpa pria itu sadari Javin melewati toko itu dan masuk ke toko di sebelahnya. Sementara itu di restoran tempat Aaron berada, ia menyesap kopi miliknya sembari melihat-lihat sekeliling. Dia mengamati interior mall ini sebagai reverensi, untuk mall yang akan ia bangun di Surabaya.

Namun Iris matanya berhenti pada toko baju yang ada di sebelah toko yang felix datangi tadi. Di atas pintu masuk butik itu bertuliskan Az Fashion, ia tahu betul siapa pemiliknya. Nama dari brand fashion milik Lea ini tanpa sadar membuat Aaron memikirkan gadis itu. Dia jadi berharap bisa melihatnya sekarang, tapi Aaron sadar itu tidak akan mungkin. Mengingat begitu banyak cabang yang ia punya di Jakarta.

Tapi dewi fortuna sepertinya berpihak padanya hari ini, sosok yang ia rindukan itu tiba-tiba muncul dan menghampiri seorang... Laki-laki? Tunggu, Aaron tidak salah lihat kan? Meski ia berada di sebrang tapi kaca toko itu begitu jernih dan jelas. Oh Bahkan saat ini Lea sedang merangkul laki-laki berseragam SMA itu dengan akrab, gadis itu juga tersenyum begitu manis di depan sang lelaki yang Aaron sendiri tidak tahu siapa, yang jelas dia tidak suka laki-laki itu.

"Presdir saya sudah selesai," ujar Felix setelah kembali dengan membawa kantung belanja berisi sebuah tas. "Presdir??" Karena Aaron tidak meresponnya, dia pun mengikuti arah pandangan bosnya saat ini.

"Javin? Sama siapa dia?" guman Felix yang masih bisa didengar oleh Aaron, dia langsung menoleh pada Felix.

"Kamu kenal laki-laki itu?" tanya Aaron.

"Tentu saja kenal Presdir, dia kan adik ipar saya!" jawabnya jujur.

Tapi kejujurannya membuat Aaron menyeringai sinis, "oh jadi kamu nyuruh saya untuk tidak menghubungi Lea biar adik iparmu bisa mendekatinya, begitu?!"

Felix yang awalnya tidak mengerti maksud perkataan Aaron langsung sadar, jika gadis yang bersama adik iparnya sekarang adalah Azalea Baskara, gadis yang di sukai bosnya.

"P...Presdir, s...saya bisa jelaskan! Tidak mungkin adik ipar saya mendekati nona Lea, anda lihat sendiri dia bahkan masih SMA!" jelas Felix sambil tergagap. Dia ingat betul, dirinyalah yang menyuruh Aaron untuk tidak menghubungi Lea sampai gadis itu menghubingi dulu. Tapi bagaimana bisa adik iparnya itu mengenal dan dekat dengan Lea?

SCANDAL PROTECTIONUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum