[9] After

4.3K 576 52
                                    

Hinata menunduk meremas jari-jemarinya menghindari tatapan dari sosok diseberang meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hinata menunduk meremas jari-jemarinya menghindari tatapan dari sosok diseberang meja.

Kini ia dan Sasuke tengah duduk disofa sebuah ruangan dengan satu sosok lain dihadapan Hinata, Fugaku--Ayah Sasuke.

Hinata sedaritadi dibuat gugup karena ditatap sedemikian rupa oleh ayah dari sang kekasih.

Tidak tahu mengapa lelaki berumur itu menatapnya tajam seperti itu. Membuat Hinata overthinking apakah ayah Sasuke tidak menyukai nya ?

"Jangan menatapnya seperti itu, ayah!"

Sasuke menatap Fugaku tajam membuat lelaki itu tersadar dari aksi memperhatikan kekasih anaknya itu. Fugaku tertawa pelan pada Sasuke.

"Aku hanya ingin meneliti calon menantuku, Nak"

Pipi Hinata bersemu merah. Gadis itu semakin menunduk meremas rok sekolahnya. Dia sedang berada disituasi yang tak Hinata mengerti.

"Kau tidak ingin memperkanalkan dirimu Nak ?"

Hinata mengangkat pandang dan terkesiap menyadari bahwa Fugaku sedang berucap dengannya. Sontak Hinata berdiri dan membungkuk.

"Hyuga Hinata, paman. Nama saya Hyuga Hinata."

Fugaku tersenyum melihat tingkah Hinata. Gadis itu kembali duduk dan masih menunduk tak ingin menatapnya lebih lama.

"Pantas saja anakku bisa jatuh hati, kau memang sangat cantik Nak"

Mata Sasuke memicing menatap sang ayah sedangkan yang ditatap memilih berpura-pura tidak menyadari tatapan penuh intimidasi dari putranya.

"Te-Terima kasih paman"

Hinata menelan saliva gugup berusaha menahan rasa membuncah karena dipuji oleh ayah dari sang kekasih.

"Ayah dia gadisku" Tekan Sasuke.

Mengundang tawa menggelegar Fugaku. Lelaki itu kemudian menatap Sasuke dengan nakal.

"Tenang nak, aku tidak berniat merebutnya darimu.."

Pintu kemudian tergeser mengalihkan perhatian ketiga sosok diruangan itu.

"Anak ayah yang satu itu memang sangat berlebihan. Dia juga cemburu padaku tadi. Sepertinya dia bukan anak ayah, sifat posesif dan pecemburu nya sangat berlebihan.."

Itu Itachi yang tiba-tiba menyembulkan kepala dibalik pintu. Saat Sasuke hendak membalas, sang kakak sudah kembali menutup pintu dan pergi sedangkan Fugaku tertawa.

"Cih"

Sasuke berdecih sinis, tidak ayah tidak sang kakak dua duanya membuat Sasuke naik darah. Dia jadi menyesal membawa Hinata kesini.

"Sudah, aku sudah menepati janji dengan membawa Hinata bertemu ayah. Sekarang kami pulang.."

Sasuke manarik tangan Hinata agar gadis itu berdiri. Sedangkan Fugaku menatap sang putra memicing.

Limerence ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang