[19] I Will Take You Back

3K 428 23
                                    

Sasuke menatap Hinata, sirat akan kesedihan, amarah dan rasa kecewa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sasuke menatap Hinata, sirat akan kesedihan, amarah dan rasa kecewa. Sedangkan Hinata, berkali-kali memalingkan wajah tak ingin bertemu tatap dengan manik mata kelam milik Sasuke.

"Kenapa ?"

Hinata menunduk, berucap dalam pikiran nya. Karena jika ia tidak menurut pada Toneri, maka kau akan lebih terluka begitupun dengan yang lain. Hinata sudah membuat janji pada Toneri, jika ia bergabung dengan Lorveneu maka mereka harus melepaskan Sasuke dan yang lain.

"Tentu saja karena Hinata sudah muak denganmu maka dari itu dia mau bergabung bersama kami.."

Toneri merangkul pinggang Hinata dan membawa gadis itu semakin merapat padanya, lelaki itu melakukan nya untuk memancing amarah Sasuke san sepertinya hal itu berhasil.

Tak dapat diabaikan tatapan Sasuke yang semakin menajam, rahangnya mengeras dan ia mencoba memberontak.

"Jangan sentuh Hinata!"

Kecaman Sasuke nyatanya tak membuat Toneri takut. Lelaki itu malah tertawa remeh.

"Dia sudah bukan gadismu lagi Uchiha Sasuke. Hinata adalah bagian dari kami dan kau sudah tak memiliki hak padanya.."

Hinata menunduk mendengar ucapan Toneri. Hatinya sakit, seolah diremas dengan paksa. Gadis itu menggigit bibir bawahnya pertanda bahwa dia sedang resah.

Sasuke sudah memberi tatapan membunuh. Andai kondisinya tidak sedang lemah seperti ini, andai tak ada tali yang mengikat kedua pergelangan tangan nya dan andai tak ada yang menahan nya--Sasuke sudah akan maju ke depan dan memberi tonjokan pada Toneri karena berani-berani nya menyentuh Hinata nya. Sayangnya itu hanya angan Sasuke.

"Tidak, aku tak akan percaya sebelum Hinata yang mengatakan nya sendiri"

Sai menoleh pada Sasuke, ini kali pertama Sai melihat betapa resah dan out kontrol nya seorang Uchiha Sasuke.

Biasanya Sasuke begitu tenang dan selalu memiliki strategi yang mapan di kepalanya. Namun sekarang sepertinya lelaki itu sedang kacau.

"Hinata.." Toneri melihat Hinata mengisyaratkan gadis itu agar angkat bicara.

Dengan meremas ujung pakaian nya, Hinata melangkah maju. Menatap sosok Sasuke yang juga tengah menatapnya tajam. Jantung Hinata berdetak keras, apalagi saat keadaan hening seolah-olah semua memang tengah menunggunya berucap.

"Maaf, hubungan kita berakhir disini Sasuke.."

Itu ucapan yang singkat namun menyayat hati sang Uchiha bungsu yang dikenal akan sifat kejam dan dingin nya.

Bahkan semua teman-teman Sasuke pun terkesiap menatap Hinata tak percaya. Tatapan mereka sirat akan kekecewaan yang ditunjukkan untuk gadis itu.

Belum lagi bagaimana Sasuke yang menatapnya tak percaya dengan sangat kecewa. Sasuke--tak pernah menatapnya seperti itu dan hal itu menohok jantung Hinata.

Tak kuat melihat lebih banyak, Hinata memilih berbalik dia melirik Toneri yang masih berdiri disampingnya.

"Tepati janjimu, Otsutsuki Toneri"

Setelah itu Hinata melangkah pergi meninggalkan keramaian. Saat ini dia butuh ketenangan dan pelampiasan perasaan sakit ini.

Hinata--tak sanggup untuk menatap lebih lama Sasuke dan teman-teman lelaki itu. Tatapan kecewa mereka semua--itu membekas di hati Hinata.

Sedangkan Toneri menatap Sasuke dengan senyum penuh kemenangan.

"See ? Hinata sudah tak ingin berhubungan denganmu lagi. Ini keputusan nya jadi mulai hari ini Hinata adalah bagian dari Lorveneu dan kau tak memiliki hak untuk mengganggunya.."

Kemarahan di wajah Sasuke diabaikan oleh Toneri. Lelaki itu berbalik hendak melangkah pergi menyusul Hinata namun sebelum itu dia sempat menghentikan langkahnya dan memberi titah pada anggota Lorveneu.

"Kalian bisa melepaskan mereka"

Limerence

Toneri melangkah menghampiri Hinata yang duduk disisi jendela menatap kosong keluar sana.

"Kau sudah melakukan keputusan yang tepat"

Ucapan Toneri nyatanya tak berhasil mengalihkan perhatian Hinata. Gadis itu masih tetap bungkam, pandangan nya begitu kosong keluar jendela.

"Mulai besok, kau berangkat dan pulang sekolah bersamaku"

Hinata tetap bungkam dan itu mengundang helaan nafas dari Toneri. Lelaki itu mengangguk pelan.

"Sekali lagi kuperingati bahwa kau adalah bagian dari Lorveneu jadi jangan pernah dekat-dekat lagi dengan si Uchiha"

Setelah mengatakan hal itu Toneri pergi, meninggalkan Hinata sendiri di ruangan itu bersamaan dengan air mata yang menetes.

Pada akhirnya apa yang selama ini Hinata takutkan terjadi--berpisah dengan Sasuke. Tapi tak apa, jika Hinata harus berpisah dengan Sasuke agar lelaki itu tak terluka lebih dalam maka akan Hinata lakukan.

Toneri berjanji bahwa mereka tak akan pernah mengganggu Raveelix lagi jika Hinata bergabung dengan Lorveneu.

Lorveneu dan Ateez jika bergabung itu memiliki banyak anggota dan Hinata takut hal itu malah akan membuat anggota Raveelix terluka jika berusaha menyelamatkan nya.

Mungkin jika Hinata memutuskan hubungan dengan Sasuke maka lelaki itu tak perlu lagi mencari dan berurusan dengan Lorveneu juga Ateez. Ya, itu adalah pemikiran bodohnya.

Limerence

Malam itu begitu senyap, tak pernah gagal membunuh jiwa yang sunyi. Dikamar mandi, didepan cermin Sasuke berdiri dengan kedua tangan yang menumpu tubuhnya di atas wastafel.

Membiarkan tubuh baian atasnya telanjang dan merasakan hawa dingin, Sasuke membiarkan hal itu.

Tatapan nya begitu tajam tak terbaca menatap pantulan diri didepan sana. beberapa bagian wajahnya terlihat lebam terutama sudut bibirnya namun sepertinya lelaki itu tak memperdulikan hal itu.

Tetesan air mengalir dari wajah hingga ke perut lelaki itu. Namun hal itu malah membuatnya terlihat panas.

"Arghh!!"

Sasuke menyapu apapun yang berada di atas wastafel hingga terjatuh berantakan di atas lantai. Selain itu dia juga menonjok kaca dihadapan nya yang menimbulkan keretakan di sana.

Darah mengalir dari kepalan tangan Sasuke namun itu tak membuat nya meringis sedikitpun. Yang ada dia malah berdesis.

Memikirkan bagaimana Hinata berada dekat dengan Toneri. Memikirkan kala gadis itu memutuskan hubungan mereka begitu saja.

Memikirkan bagaimana jika Hinata bergabung dengan Lorveneu yang tentu akan dikeliling para anggota Lorveneu.

Itu semua membuat Sasuke marah. Rasa kecewa teramat sangat tak terbendung.

Sasuke membiarkan darah terus mengalir dari jari-jemari nya. Meneteskan cairan merah itu keatas wastafel.

Tatapan nya menajam diiringi rahang yang mengeras dan urat-urat yang menonjol di bagian leher. Lelaki itu berucap, dengan suara yang dingin namun tajam.

"Aku akan merebut mu kembali"

Limerence

Limerence ✔Where stories live. Discover now