7

482 51 15
                                    


4 tahun lalu...

Wonwoo duduk di meja yang biasa dia duduki di tempat lesnya. Dan seperti biasanya juga dia menghabiskan waktu membaca novel dengan telinga tersumpal earphone. Dia menutup novel dan melepas earphonenya ketika guru yang mengajar hari itu masuk.

“Selamat sore.” Sapa Sang Guru ramah yang dibalas sapaan serupa oleh murid-murid yang belajar di kelas itu.

Suara gebrakan keras membuat seluruh perhatian terarah ke arah pintu yang terbuka keras. Disana berdiri seorang remaja laki-laki dengan nafas terengah-engah.

“Maaf, Ssaem. Aku terlambat!” ucapnya dengan cengiran diantara nafasnya yang masih belum stabil.

Sang guru menghela nafas, “Lagi Kim Mingyu? Kemarin kau juga terlambat datang saat ingin mendaftar, kan?"

Cengiran pria itu makin lebar.

“Kali ini kumaafkan karena ini hari pertamamu di kelas. Tapi lain kali jangan harap ada keringanan dariku, mengerti?”

Remaja tanggung itu mengangguk.

“Silahkan duduk. Kelas akan dimulai.”

Remaja itu mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kelas dan mendengus ketika menyadari hanya satu kursi yang kosong -di barisan depan dekat pintu, dengan langkah gontai dia menghampiri meja yang akan ditempatinya mulai sekarang.

Wonwoo terus memperhatikan tiap gerak-gerik pria yang menurutnya aneh itu. Ketika dia meletakkan tasnya di laci meja. Saat dia mengeluarkan buku. Saat dia menulis dengan tangan kirinya, mendengarkan penjelasan guru hingga ketika tangannya teracung hendak menjawab pertanyaan yang diajukan gurunya. 

Dia tidak tahu alasan yang mendasari dia melakukan itu, yang jelas sejak saat itu, memperhatikan si anak baru sudah menjadi kegiatan rutinnya saat berada di kelas. Dia tidak tahu kenapa dia melakukan itu. Dia hanya tahu bahwa setiap kali remaja itu tersenyum, bibirnya tanpa sadar akan menunjukkan senyuman yang sama. Bahkan dia secara tidak sadar tetap memperhatikan bangku paling depan dekat pintu itu meskipun sang empunya tak lagi disana. 

...

6 bulan lalu...

Wonwoo menatap keluar kearah lapangan basket outdoor mengabaikan kebisingan kelas yang sibuk menunjuk seseorang untuk dijadikan ketua kelas. Dia tetap melakukan itu meskipun Jung Ssaem sudah kembali.

“Kalian sudah menentukan kandidatnya?”

Ne, Ssaem.”

“Bagus. Tapi sebelum voting, Ssaem ingin kalian mengenal teman baru kalian yang baru pindah dari London.”

Wonwoo masih betah memandangi siswa yang bermain basket di bawah sana. Dia mengalihkan fokusnya ketika dia menyadari sesuatu. Tanpa sadar, bibirnya tertarik.

London? Dia juga disana.’ batinnya.

 “Annyeong haseyo. Namaku Kim Mingyu. Salam kenal.”

Wonwoo sontak menoleh ketika siswa baru itu selesai mengenalkan diri. Diam-diam dia memperhatikan pria itu ketika dia berjalan melewati mejanya dan menempati meja kosong di belakangnya.

Dia tidak mungkin salah.

Suara itu.. 

Nama itu..

Wajah itu..

Kim Mingyu.

Cinta pertamanya.

...

SequoiaOnde histórias criam vida. Descubra agora