26

341 39 13
                                    

Jarum jam menunjuk pada angka 7.30, setengah jam sebelum kafe yang dikelola dua Jeon menerima pelanggan. Dan dalam rentang waktu tersebut setiap pegawai kafe melakukan rutinitasnya masing-masing. Jungkook yang menyiapkan menu bersama Jaemin dan Haechan, Wonwoo merangkai bunga dan YiBo yang membersihkan dan menurunkan kursi dari atas meja. Tapi sayangnya pemuda tampan itu tidak terlihat batang hidungnya karena dia harus mengurus beberapa hal sejak pagi buta tadi. Jadilah tugasnya digantikan oleh seseorang yang sejak satu jam lalu datang tanpa pemberitahuan bahkan undangan.

Wonwoo meletakkan vas berisi bunga yang sudah dirangkainya di atas meja terakhir. Kemudian kembali ke dapur untuk mengambil sepiring pie apel yang baru saja dibuat oleh Jungkook dan Jaemin untuk kemudian ia berikan pada seseorang yang duduk di salah satu meja kafenya. Pemuda yang sibuk memainkan ponsel itu mendongak dan tersenyum lebar menunjukkan senyum kotaknya yang khas.

“Tidak kusangka orang brengsek pemaksa yang diceritakan Jungkook adalah kau, Hyung.” Ujarnya sambil mendudukkan diri di hadapan pria itu.

Orang itu terkekeh, “Dia menyebutku seperti itu?”

Wonwoo mengangguk mantap.

Kekehan pemuda itu berganti menjadi tawa, “Aku juga sama sekali tidak menyangka ‘Wonwoo Hyung’ yang ia ceritakan adalah Wonwoo juniorku di SHS.”

Wonwoo memutar mata membayangkan apa saja yang kiranya diceritakan Jungkook pada pemuda di depannya, “Tapi Hyung bertingkah seolah baru bertemu denganku saat di sirkuit waktu itu. Padahal aku langsung mengenalimu.”

“Benarkah?”

Wonwoo mencibir, “Siapa yang mungkin tidak mengenali wajahmu, Hyung? Kau masih sama menonjolnya seperti saat SHS dulu.”

Taehyung tertawa ringan mendengar pujian bernada sinis dari Wonwoo, “Kenapa kau tidak menyapaku lebih dulu?”

Wonwoo kembali mencibir, “Mana sempat?! Hyung terus bicara dan menggoda Jungkook seolah tidak ada hari esok.”

“Mau bagaimana lagi? Aku sudah menyukainya sangat lama tapi baru benar-benar dekat dengannya beberapa bulan lalu.”

Sebuah memori tiba-tiba terlintas di kepalanya membuat ia sontak menatap Taehyung penuh selidik, “Tunggu! Jangan katakan Jungkook adalah orang yang Hyung sukai saat meminta bantuanku dulu di SHS?”

Taehyung tidak mengatakan apapun tapi cengiran itu sudah cukup untuk menjawab pertanyaannya.


Jun, Soonyoung dan Wonwoo sedang sibuk membicarakan Mingyu yang menjadi bintang pentas seni menggantikan Taehyung sambil menikmati makan siang mereka di kantin.

“Lagipula sunbae sudah menjadi bintang di pementasan tahun lalu. Akan sangat tidak adil jika tahun ini sunbae jadi bintang lagi.” Keluh Jun.

“Kenapa?”

Soonyoung menggebrak meja, “Tentu saja tidak adil! Taehyung sunbae sudah sangat terkenal di kalangan senior dan angkatan kita, apa yang harus kulakukan jika junior juga menyukai Taehyung sunbae?! Bagaimana bisa aku dapat pasangan kalau itu sampai terjadi?!” cerocosnya berapi-api.

“Visualnya itu sialan sekali!” rutuk Jun dan Soonyoung bersamaan.

Wonwoo berdecak melihat kelakuan teman-temannya, “Bahkan jika kalian yang menjadi bintang pementasan tahun lalu, kalian tidak akan seterkenal Taehyung sunbae! Kalian tahu kenapa?”

Wonwoo mengarahkan tangannya untuk membuat lingkaran besar di sekitar wajahnya. Gestur yang sanggup mengundang kemarahan dan caci maki dari Soonyoung dan Jun. Mereka bertiga terlalu menikmati percakapan tak jelas mereka hingga tidak menyadari sang objek pembicaraan berada sangat dekat dengan mereka dan mendengarkan semuanya.

SequoiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang