14

470 56 21
                                    


"0604!"

Wonwoo tersentak berbarengan dengan punggungnya yang menabrak dinding. Nafasnya memburu. Dia tidak memiliki celah untuk kabur lagi karena Mingyu hanya berjarak tiga langkah darinya.

"Sama dengan sandi ponselmu!"

Wonwoo semakin terkesiap, "Bagaimana kau.. Mau apa kau?!" bentaknya ketika tangan Mingyu mengungkungnya.

Dia menelan ludah saat matanya bertabrakan dengan netra Mingyu yang menatapnya tajam. Hanya beberapa detik sebelum dia memutuskan untuk mengalihkan pandangan.

Bulu kuduk Wonwoo meremang saat suara berat Mingyu menyapu gendang telinganya, "0604. Wonwoo-ya, kau..."

"Apa salahnya menggunakan jam lahir sebagai kata sandi?!" bentak Wonwoo membuat Mingyu tersentak kaget.

"Kenapa kau berteriak?!"

Wonwoo mendorong dada Mingyu menjauh.

"Lagipula bagaimana kau bisa tahu kata sandiku?" Wonwoo mendudukkan dirinya di tepi ranjang diikuti oleh Mingyu.

"Aku ingat cerita Seulgi. Dia bilang kalian kembar dengan jeda lahir 4 menit. Seulgi lahir jam 04.02 dini hari, jadi kau pasti 04.06 karena kau lahir setelah dia." papar Mingyu bangga. Cengiran di wajahnya benar-benar sukses membuat Wonwoo ingin mencakar wajah pria tan itu.

'Untung dia bodoh!' batin Wonwoo lega. Walau jauh di dalam hatinya dia merasa kecewa. Sedikitnya dia berharap Mingyu sedikit saja merasa curiga dan mendapat hanya sedikit atau bahkan secuil petunjuk kalau angka itu juga berhubungan dengan pemuda itu. Tapi sekali lagi ia perjelas, Mingyu itu bodoh jadi wajar kalau dia tidak mengerti petunjuk sejelas itu.

Wonwoo menghembuskan nafas kesal, "Kenapa dia harus mengatakan semua hal padamu?"

"Kami sepasang kekasih, ingat?"

"Jangan ingatkan aku! Kalian pasangan menyebalkan!" Dia melirik Mingyu yang sibuk bermain dengan salah satu action figure miliknya.

"Lalu, apa yang membawamu menyusup ke kediaman orang lain seperti ini?"

"Ayolah, aku bukan penyusup."

"Lalu apa kata yang pantas untuk mendeskripsikan seorang yang memasuki rumah orang lain tanpa ijin?"

"Bertamu?" Mingyu menaik turunkan alisnya.

"Tidak tahu malu!" cerca Wonwoo.

Mingyu terbahak.

"Cepat katakan apa maumu dan segera enyah dari tempatku!"

Mingyu merubah posisinya menghadap ke arah Wonwoo, "Pertanyaanku masih sama seperti yang kuajukan tadi. Apa yang kau lakukan hingga pulang selarut ini?"

"Aku.."

"Jangan katakan belajar di rumah Soonyoung lagi."

"Lalu aku harus apa jika memang itu yang kulakukan?"

Mingyu menghembuskan nafas, "Karena kau sudah mengatakan itu padaku, maka jangan salahkan aku jika aku melakukan sesuatu yang diluar bayanganmu ketika aku tahu kau berbohong!"

Wonwoo tanpa sadar menelan ludah mendengar ancaman Mingyu.

Mingyu menurunkan pandangannya dan menyeringai menyadari kondisi Wonwoo saat ini. Seringaiannya makin lebar saat melihat Wonwoo yang masih termenung karena ancamannya tadi hingga telat merasakan bahaya yang tengah mengincarnya. Seekor anjing lapar kini tengah mengintainya.

Wonwoo sama sekali tidak merasakan apapun saat tangan besar milik seseorang merengkuh pinggang rampingnya. Kondisinya saat ini benar-benar mirip dengan anak kucing yang hanya bisa pasrah di hadapan pemangsa yang akan menyantapnya kapanpun.

SequoiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang