★08★

32.2K 3.1K 490
                                    

-Arjuna's P.o.V-


"Gue nggak betah disini..." gumam gue sambil nyoret-nyoret buku catetan. "Gue pingin pulang ke Indo.. gue kangen Vava, kangen Vava.. rasanya hati gue berat banget disini.."

Gue masih nunggu sampe Desember baru bisa pulang ke Indo... Ini September, bulan depan Oktober, depannya lagi November, terus Desember.. Demi apa masiih lama banget... Gue tersiksa disini... Vava, gue pingin balik..

Sambil meratapi nasib gue yang begitu merana, kamar guepun diketok pintunya.

"Arjuna, kamu lagi apa? Makan malam sudah siap" panggil Tante, adek perempuan Daddy. Di Jerman gue tinggal bareng tante dan dua anak cowoknya yang salah satu dari mereka seumuran gue, yang satunya masih SD

"Ya, Juna turun ke bawah sebentar lagi" jawab gue sambil beresin meja belajar dan siap-siap turun. Waktu gue keluar dari kamar, sepupu gue anak Tante juga pas keluar dari kamar.

"Waktunya makan malam, eh?" sapa Alois

"Yah, Tante Regina bilang makan malam sudah siap" jawab gue. Alois Hackett, anak pertama dari tante Regina. Dia seumuran sama gue dan sekarang juga sekolah di universitas yang sama ama gue. Dia jurusan arsitektur, sementara gue kimia.

Banyak pasti yang bertanya-tanya kenapa gue masuk kimia. Jujur aja, gue pingin jadi ilmuwan, meneliti reaksi kimia yang ada di bahan kimia lain. Mungkin gue besok bisa jadi penemu-penemu atau jadiin Jevan bahan percobaan reaksi kimia cinta gue—Okeh okeh, gue mulai laper.

Gue ama Alois turun ke lantai satu, dimana ruang makan ama ruang tamu berada. Begitu masuk dapur bau ayam kalkun panggang udah bikin gue ngiler.

"Arjuna!" sapa paman Gerry, suami tante Regina.

Paman Gerry beda ama Daddy, dia besar gemuk dan kekar. Berkumis dan keliatan galak. Tapi Paman Gerry baiknya minta ampun. Dia sayang banget sama anak-anak dan orangnya juga nggak pelit kalo demi anak.

"Bagaimana kehidupan kampus kamu disini? Kamu betah?" tanya Paman Gerry sewaktu gue narik kursi buat duduk. "Baik, semuanya baik. Kecuali satu hal.."

Paman Gerry, Alois juga tante Regina langsung natap gue. "Ada apa? Apa ada yang kurang memuaskan?" tanya tante Regina.

Yap, disini nggak ada—

"Sambel"

"Sambel?"

"Sambel?"

"Ah! Maksud Arjuna, saus Indonesia yang pedas" jelas Alois ke bonyokapnya.

"Reggie! Kita harus belikan Arjuna sambel!" seru paman Gerry, dan gue nggak bisa brenti senyum. Mereka keluarga yang baik.

Seusai makan malem, gue balik lagi ke kamar. Gue masih kepikiran soal Jevan. Tiap ada tanpa mikirin Jevan.

"Jev, lo lagi apa? Gue kangen banget ama lo nih" gumam gue sambil liat wallpaper hape gue. Sekarang dia pasti tambah ganteng yak? ABSnya juga tambah seksi yak? Gue tambah galau dong.

Pintu kamar guepun diketok lagi

"Arjuna, boleh masuk?" suara Alois kedengeran dari luar. "Okay" bales gue. Alois masuk ke kamar gue dan duduk di kasur gue.

"Ada apa?" Gue natap Alois

"Akhir-akhir ini kamu keliatan sedih banget. Murung dan nggak bersemangat" jawab Alois. "Erm...Sungguh?" gue mulai mengalihkan pembicaraan. "Yap. Dan meski kamu bilang kamu baik-baik, tapi bagiku kamu keliatan nggak baik"

Guepun ngehela napas, kayaknya emang orang kalo lagi sakit virus LDR pasti keliatan banget ogah-ogahannya.

"Rindu Indonesia?"

My Darling Randere [ 2 ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang