Beomgyu

854 134 10
                                    


Jungkook lihai dibalik kemudi, walau usia sudah tidak muda lagi namun semasa kuliah dulu biasa ia mengikuti balap mobil liar di kawasan Senayan. Sayangnya Yeonjun tidak menuruni kegemaran ini, jika iya mungkin Jungkook sendiri yang akan ikut mendampingi disetiap malam. Namun kegemaran itu telah ia tinggalkan sejak kelahiran Yeonjun. Manis tawa Yeonjun kecil sudah jadi hiburan baru untuk Jungkook.

Saat ini, Beomgyu disamping Jungkook telah mengenakan seatbelt yang erat mengikat pada bangku penumpang. Hari ini mereka sudah janji bertemu melalui Taehyung untuk belajar mengemudi. Taehyung tidak bisa ikut, katanya si sedang repot mempersiapkan arisan omega komplek. Jadi untung juga bagi Taehyung ada yang mengasuh Beomgyu disaat genting.

"Om, kita mau belajar dimana?" Beomgyu menatap cemas keluar jendela mobil, jalanan cukup padat kala itu. Khawatir jika saja Jungkook nekat memaksa melatih ditengah jalan padat ini. Bisa-bisa diratakan seperti tanah semua kendaraan yang menghalangi oleh Beomgyu.

"Tenang aja, kita ke tempat Yeonjun dulu latihan mobil juga" Jungkook tersenyum, kacamata hitam itu tidak bisa menyembunyikan antusiasme dari mata bulat Jungkook. 

Beomgyu tidak banyak bertanya kembali, sibuk ia memperhatikan jalan. Perlahan mobil mereka mulai menepi dan berbelok kepada jalanan yang lebih sepi. Tak jauh dari mereka ada lapangan kosong dengan ilalang yang nampak baru saja terpangkas. Beberapa batang ilalang itu ditumpuk di tepi lapangan, menunggu peternak mengambil untuk menjadi pangan ternak. Seorang pria paruh baya kemudian menghampiri mobil mereka, Jungkook sengaja menurunkan kaca jendela setengah. 

"Pak!" Sapa pria paruh baya itu kepada Jungkook yang dibalas senyum dan anggukan Jungkook. "lapangannya sudah saya rapihkan. Bagaimana? Masih kurang rapih tidak pak?"

Jungkook tersenyum lebar, "Sudah aman. Makasih ya Pak!" setelah itu melaju saja Jungkook meninggalkan pria itu. 

Beomgyu menaruh selidik, "Ini lapangan apa ya om. Kok kaya nggak keurus gitu si?" Tanya Beomgyu yang memang murni saja karena rasa penasaran. Lapangan kosong itu dikelilingi dengan beberapa sawah kecil milik warga sekitar. Lokasi mereka memang bukan di pusat kota melainkan pinggir kota, jadi wajar saja masih ada sawah barang sepetak disekitar.

"Iya, om nggak sempet urusnya. Ini juga cuman dipakai untuk Yeonjun latihan mobil dulu" Ucapan Jungkook terdengar janggal di telinga Beomgyu. Beomgyu sedikit mencondongkan badan kepada Jungkook, mencoba mendengar lebih saksama. "Dulu pas Yeonjun anak om mau belajar mobil. Om takut kalau dia belajar di jalan umum, jadi om belikan tanah kosong seperti ini untuk dia berlatih sampai pandai."

Beomgyu hanya menghela nafas, menganggukan kepala dan memandang pemandangan diluar jendela mobil yang hanya lapangan kosong. Terbesit pikiran kilat seperti bisikan iblis dalam benak, 'Apa om Jungkook biasa seloyal ini atau hanya pencitraan saja si?' Tapi kemudian pikiran itu kembali Beomgyu singkirkan. Teringat pesan sang pipi; Seseorang yang melihat kebaikan dalam berbagai hal berarti memiliki pikiran yang baik dan seseorang yang memiliki pikiran yang baik mendapatkan kenikmatan dari hidup. Karena itu lebih baik ia berbaik sangka saja lebih dahulu kepada Jungkook.

Jungkook memarkirkan mobil di tepi lapangan, menarik tuas rem tangan. "Kamu sudah mengerti sistematis mengemudi?" Jungkook memastikan, ingin mengetahui pada level berapa sang anak menguasa materi pelajaran kali ini.

"Ini rem, ini gigi, kan om?" Tunjuk Beomgyu pada tuas rem dan persneling mobil. 

Jungkook tersenyum, "Om lupa bilang ke kamu. Ini mobil matic jadi tidak pakai gigi" Beomgyu nampak tertegun, terkejut karena informasi baru. Dipikirnya seluruh mobil memiliki gigi untuk mengendalikan mesin dalam kecepatan. "Ini lebih mudah dipelajari juga sebenarnya, karena kamu tidak perlu melatih kopling kaki" Beomgyu hanya mengangguk, kembali terheran ternyata mobil memiliki kopling juga. Dipikirnya hanya motor saja yang memilikinya.

Tiba-tiba Jungkook menurunkan seluruh kaca mobil, kemudian setelahnya mematikan mesin mobil. "Ayo turun. Kita tukar posisi!" Langsung saja Jungkook turun, tergesa Beomgyu mengikuti perintah Jungkook.

Sebagai seorang guru, Jungkook jelas orang yang sabar. Walau beberapa kali Beomgyu masih bingung dengan posisi rem dan gas, beruntung mereka tidak ada apa-apa dihadapan mereka. Beberapa kali Beomgyu memberikan serangan jantung dasyat pada Jungkook, namun si bapak ini masih saja berucap dengan bahasa yang lembut. Wajah Jungkook jika diperhatikan sudah mengkerut diseluruh bagian. Garis-garis halus penuaan makin nampak jelas di wajah tampan Jungkook.

Walau tetap bersuara lembut, aura gahar alpha Jungkook meruak sampai membuat Beomgyu sesak dan semakin gugup. Jungkook jelas terus melatih pernafasan untuk meredam amarah. Entah Beomgyu harus bersyukur karena kesabaran Jungkook atau merasa sial karena aura alpha Jungkook yang terlalu mendominasi membuat sesak saja. Sungguh ambivalen yang cukup mencekam.

Disela latihan ketika dirasa Beomgyu yang sudah terbiasa dengan pedal gas dan rem Jungkook kemudian mengistirahatkan sesaat kegiatan mereka. Dengan dua botol air mineral mereka menengadah pada langit, menatap awan yang bergerak perlahan diatas mereka. Jungkook mulai lebih tenang karena setelah diperiksa, beruntung mobil mereka tidak mendapatkan lecet barang sedikit.

 "Maaf ya. Rasanya tadi saya terlalu mendominat kamu" Jungkook membuka percakapan, Beomgyu terlihat masih tegang disamping Jungkook.

 "Om, dulu pas ngajari anak om. Bagaimana?" Iseng saja Beomgyu bertanya ingin membandingkan keadaan yang diharapannya lebih baik dari dirinya. Karena jika dilihat sekilas, nampak Jungkook sosok ayah yang tidak pernah membentak atau meluapkan amarah pada anak.

"Yeonjun itu, terkadang meluap-luap dan masih sulit mengendalikan emosi. Yeonjun itu alpha, jadi secara alami dia memiliki ego yang besar. Jadi waktu itu, kita latihan hanya 30 menit karena Yeonjun marah melakukan kesalahan berulang. Dia malu terlihat buruk dihadapan ayahnya jadi habis itu dia tidak mau lagi diajarkan om. Dia baru mau menyeteri om ketika sudah lancar dan malah sombong dihadapan om" Jungkook menjeda untuk tertawa pelan, tawanya ringan dan lembut mengalir bersama semilir angin sore yang berputar disekitar mereka. "Mungkin karena Yeonjun dibesarkan tanpa sosok ibu atau omega yang penuh kasih. Jadi tidak ada yang mengajarkan bahwa tidak apa untuk kalah sesaat. Jika ayahnya yang memberikan nasihat seperti itu, ia akan marah dan berkata 'Orang seperti ayah ngerti apa si?' karena menurutnya ayahnya itu hebat. Jadi dia berusaha menjadi seperti ayahnya juga. Padahal om tidak sekeren itu, om juga tidak ingin membebani anak om"

Walau sempat tertawa bersama Jungkook sesaat namun kemudian Beomgyu terdiam, tertegun dengan perkataan Jungkook. Sedikit menyadarkan Beomgyu bahwa sosok Jungkook bukan hanya sosok alpha yang mengencani pipi-nya, namun juga sosok ayah yang penuh kasih. Beomgyu jadi terbenam dalam benak, apakah Jungkook benar-benar pantas untuk Taehyung?

Sisa waktu mereka kemudian terisi dengan saling berbincang, terlupa bahwa seharusnya mereka kembali berlatih mengendarai mobil lagi. Jungkook cukup menyenangkan untuk diajak bertukar pikiran, Beomgyu bahkan tidak terlalu rikuh bersama Jungkook. Pengalaman mengobrol dengan anak sepantaran Beomgyu tentu pernah Jungkook lalui sebelumnya dengan Yeonjun, bedanya Yeonjun nampak mengebu-gebu sedangkan Beomgyu lebih tenang dan manis persis seperti Taehyung.

Jika sudah sampai disini, kira-kira bagaiman kelanjutan hubungan para orang tua ini? 


Marry Your Dad | KOOKVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang