Wisuda

992 150 10
                                    

Hari berlalu dengan cepat tanpa sadar telah terhitung beberapa bulan berlalu. Yeonjun semakin hari semakin menaruh perhatian kepada sang ayah, terkadang ia akan memaksa makan malam bersama di luar dengan sang ayah. Sampai-sampai Yeonjun meninggalkan kebiasaan pestanya dan membuat temen Yeonjun harus menyeret Yeonjun keluar agar dia hadir.

Jungkook memperhatikan gelagat aneh sang anak. Bukan tidak senang namun ia khawatir jika segala yang Yeonjun lakukan untuknya malah menganggu waktu sang anak. Jungkook mencoba memahami dan berpikir bahwa apa yang Yeonjun lakukan hanya akan bertahan beberapa waktu saja.

Yeonjun tidak pernah memperhatikan kamar sang ayah, Yeonjun bahkan jarang berada disana. Ada satu hal yang Yeonjun temukan ketika hendak membangunkan sang ayah di hari minggu untuk meminta diajarkan bermain golf.

Pada nightstand disamping kasur Jungkook yang besar ada dua buah bingkai foto berukuran 4R yang membingkai dua foto berbeda. Foto yang satu adalah foto kelulusan Yeonjun semasa TK dulu, dengan pakaian jas kebesaran dibalur jubah ala sarjana dan sebuah topi replika toga kecil yang terpasang miring karena kekecilan. Wajah Yeonjun kala itu merajuk sambil mengenggam erat mainan mobil. Yeonjun benci kamera dan Yeonjun kecil sangat benci jika harus difoto. Tapi Jungkook dengan bangga memajang foto tersebut, katanya Yeonjun sangat tampan dan lucu disana.

Satu bingkai lagi adalah foto masa kuliah Jungkook. Ada Taehyung dalam frame tersenyum ceria dengan boxy smile merangkul Jungkook erat sampai wajah mereka berdekatan. Jungkook disana terlihat sangat muda, nampak rikuh dan wajah merona merah bahkan telinganya juga ikut kemerahan. Tapi mereka berdua dalam foto itu tersenyum, sangat ceria dan sangat akrab.

Satu pertanyaan muncul dalam benak Yeonjun, 'Sejak kapan mereka saling mengenal?' 'Ada cerita apa dengan mereka dulu?' Tapi tidak ada yang Yeonjun ajukan pada Jungkook.

Permainan golf Jungkook cukup hebat dan karena guru yang hemat dapat melahirkan murid yang tidak kalah hebat. Yeonjun sudah menjadi lebih mahir saat itu.

"Jadi kapan kamu wisuda?" Tanya Jungkook sambil memperhatikan Yeonjun mengambil ancang-ancang untuk memukul bola.

"Bulan besok, yah!" Pukulan Yeonjun melengkung jauh menerbangkan bola sampai ketengah lapangan.

Jungkook terkesima dengan pukulan Yeonjun dan bersikeras tak mau kalah juga.

Permainan mereka sangat kompetitif walau ayah dan anak tidak ada yang ingin mengalah. Dalam perjalan pulang bahkan mereka berdebat pukulan siapa yang lebih hebat. Sampai makan siang mereka juga berisik karena diskusi pukulan yang terhebat masih berlangsung.

Diskusi itu membuat Yeonjun lupa akan foto di kamar Jungkook dan baru beberapa minggu kemudian ia kembali mengingatnya. Namun Yeonjun tidak tahu harus bersikap apa. Terkadang ia ingin menyingkirkannya namun di satu sisi merasa segan melakukannya.

***

Hari wisuda datang dan sejak fajar menjinjing Jungkook telah bersiap. Yeonjun nampak antusias, dia dan ayahnya telah menyiapkan setelan jas yang serupa. Mereka menjahit pada seorang designer kegemaran sang ayah, di design presisi sesuai potongan tubuh mereka dengan penuh hati-hati dan kualitas jahitan yang sangat rapih.

Yeonjun percaya diri membusungkan dada dihadapan cermin. Jubah akademik universitas Yeonjun sematkan menutup jas namun tidak mengurangi rasa bangga pada diri sendiri. Berkali-kali ia mengingatkan pada diri sendiri bahwa ini adalah permulaan dari hidup yang baru.

Jungkook telah menunggu di depan dengan mobil yang dibiarkan menyala untuk memanaskan mesin. Jungkook memang selalu berpenampilan formal karena tuntutan berkerja, tambahan lain dari penampilannya kali ini adalah ia menggunakan jam keberuntungan. Rolex Chosmograph Daytone yang merupakan hadiah kelulusan Jungkook dari sang ayah yang juga langsung menjadi jam keberuntungan dan tak perlah lepas di moment penting dalam hidup Jungkook. Ada satu keadaan dimana jam tersebut tidak ia gunakkan, saat pernikahan namun malah menemaninya untuk sidah final perceraian.

Marry Your Dad | KOOKVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang