Malam Kemarin

1K 147 7
                                    

W/N
Bercandan deng belom tamat
Ngahahahahaha
Markiot ; Mari Kita lanjoott—

***

Malam yang menyatukan mereka—Taehyung dan Yeonjun. Yeonjun memecah sedikit kesunyian di rumah Taehyung, membuat Beomgyu resah terus mengintip dari balik tembok untuk melihat apa yang dilakukan Taehyung dengan orang asing yang tidak ia kenal itu.

"Boleh saya menginap malam ini?" Tanya Yeonjun tanpa pamri sambil meghindari tatapan Taehyung.

Taehyung mengerti bahwa ada kata yang tak bisa diucapkan oleh Yeonjun, maka Taehyung membiarkannya demi membuat keduanya merasa nyaman.

Taehyung mengantarkan Yeonjun menuju kamar tamu, Beomgyu terus mengekori sambil mencoba bersembunyi dari balik dinding. Taehyung yang melihat langsung mengisyaratkan Beomgyu untuk kembali ke kamar.

Beomgyu menurut, kembali ke kamar dan menguncinya.

Taehyung kini mempersiapkan kamar kosong untuk Yeonjun. "Tidurlah disini, walau kamar ini jarang digunakkan tapi selalu dibersihkan"

Yeonjun dapat melihat kerapihan yang mengisi setiap sudut kamar.

Taehyung hendak pergi, namun Yeonjun menahan. "Maafkan saya..." kata Yeonjun.

Taehyung menatap Yeonjun memahami kegelisahan di garis wajah Yeonjun. "Kamu tidak perlu minta maaf. Kita sama-sama berpikir egois..."

Ucapan Taehyung membuat Yeonjun semakin menyesal, tapi Yeonjun meraih tangan Taehyung dan mengenggam tangan Taehyung erat.

"Saya yang egois..." Yeonjun ingin berkata namun semua kalimat panjang tertahan di ujung lidah dan tak dapat ia lontarkan. Pikirannya juga mencoba memilik kata terbaik namun tak ada hasil.

Taehyung mengusap kepala Yeonjun, "kamu masih muda, ada hal yang pasti belum kamu mengerti... tidak apa, setiap orang punya kesalahan dan sikap egois"

Yeonjun kini menatap Taehyung lamat-lamat. "Di kamar ayah, ada foto ayah dan om bersama tapi kalian nampak lebih muda. Ayah tidak pernah menyingkirkan foto itu"

Taehyung tertegun, ia mengingat foto tersebut. "Kami dulu berteman saat kuliah"

Mata Yeonjun masih tajam kepada Taehyung memohon penjelasan. Taehyung yang mengerti kemudian menarik mereka duduk di tepi kasur.

"Ayah kamu dulu di kampus itu hmm, kuper." Taehyung terkekeh, "dia sulit sekali berteman dan suka melarikan diri dari keramaian. Tidak sengaja kami satu kelompok kuliah, sejak itu kamu dekat"

Yeonjun memahaminya, ayahnya memang sangat tertutup pada orang lain. Walau pengusaha sukses sering sekali sang ayah mencoba melarikan diri dari keramaian, walau sering terpaksa menghadiri banyak jamuan.

"Kalian sempat pacaran?"

Taehyung menggelengkan kepala, "Tidak. Ayah kamu nolak om waktu kuliah dulu. Ayah kamu itu pemalu sekali, jadi om nyatakan perasaan duluan. Tapi malah di tolak" Taehyung terkekeh pelan.

"Kenapa?"

"Mungkin kamu bisa tanya sendiri" kata Taehyung. "Kalau ini yang kamu ingin tahu tentang foto itu, hubungan kami terpisah sejak penolakan itu dan kami berjalan masing-masing seperti yang kamu lihat. Ayah kamu dengan ibu kamu dan saya dengan ayah Beomgyu"

Yeonjun mengerti namun ini tidak juga menjawab kegelisahannya.

"Om masih sayang ayah?" Tanya Yeonjun tiba-tiba.

Taehyung nampak mempertimbangkan jawaban agar tidak menyakit perasaan satu dengan yang lain, kemudian memutuskan untuk berkata "Perasaan sayang tidak hilang dengan mudah Yeonjun. Kita butuh proses. Tapi saya tahu, kita harus belajar ikhlas"

"Jangan—" Yeonjun kali ini menatap manik hazel Taehyung dalam-dalam seolah tatapannya dapat menusuk Taehyung. "Jangan, aku tidak bisa terus menjaga ayah. Seperti yang om bilang, aku takut ayah kesepian..."

Kata itu seperti mengantarkan udara sejuk untuk Taehyung, yang malah membuat mereka saling bertatapan untuk waktu yang lama.

"Tolong jaga ayah untuk aku..." ini permintaan Yeonjun.

Taehyung tak bisa berkata, tertegun oleh permohonan itu. Tapi genggaman tangan Yeonjun yang mengerat kembali menyadarkan Taehyung dari keterkejutan. "Saya... saya akan menjaganya" kata Taehyung yang kemudian menguatkan diri.

Janji itu dibuat malam itu, antar Taehyung dan Yeonjun dengan saksi bisu rembulan malam yang mengintip dari jendela kamar.

***

Yeonjun terjaga sedari pagi, pukul lima sudah terbangun dan dalam bisu menatap pergerakkan fajar dari jendela kamar. Percakapan semalam sudah mengangkat sedikit beban namun masih ada keresahan yang tersisa.

Taehyung mengetuk kamar Yeonjun tak lama setelah embun pagi menguap oleh hangat matahari.

"Turun lah. Kita sarapan dulu" ajak Taehyung.

Yeonjun kemudian menemukan diri duduk dimeja makan bersama seorang omega yang berusia sangat muda. Omega tersebut beraroma sedikit mirip Taehyung, dan terus berisik memanggil Taehyung dengan nama 'pipih'.

"Pih, dia siapa si? Tolong bilang jangan liatin aku terus gitu" Beomgyu berbisik tapi dapat didengar jelas oleh Yeonjun.

Yeonjun memang tak lepas memandang Beomgyu yang dipandang malah merasa tatapan itu menganggu, bagaimana tidak rasannya seperti tatapan itu bisa membunuh Beomgyu. Persis seperti tatapan pemangsa pada mangsanya.

"Anaknya om Jungkook" jelas Taehyung. "Yeonjun ini Beomgyu anak saya. Beomgyu ini Yeonjun anak om Jungkook"

Mereka tidak saling berjabat tangan namun memandang satu sama lain dengan tatapan sinis tanpa bersahabat.

"Salam kenal" kata Yeonjun menganggukan kepala sebagai tanda salam.

Beomgyu hanya tersenyum tipis dan kembali makan.

"Loh kok begitu aja si, jabatan tangan dong" ledek Taehyung yang memahami keteganggan antar keduanya yang mencoba mencairkan juga.

Beomgyu menjulurkan tangan namun membuang muka tidak menatap Yeonjun. Yeonjun menjabat rangan itu, tatapannya masih saja tajam kepada Beomgyu.

Yeonjun tidak pernah berharap memiliki adik, dan tidak mungkin juga dimasa-masa lalu ia akan memiliki adik. Pikiran akan memiliki seorang adik sedikit mengusik pikirannya kembali, bagaimana bisa ia tidak berpikir kalau Taehyung memiliki anak juga.

"Pih! Om Jungkook kan baik, ramah. Kok anaknya kek gini si?" Judes Beomgyu berkata, mengundang perselisihan.

"Hushh—Mas Yeonjun baik juga kok... Mungkin dia mau mengenal kamu" asal Taehyung berkata, ia mulai sedikit memahami watak Yeonjun yang agak sulit ditebak.

"Saya bisa dengar loh" Yeonjun menyaut, memang Beomgyu tidak berniat mengecilkan suara saat berkata.

"Nah, kan dulu pas Beomgyu kecil suka minta kakak, nih ada mas Yeonjun. Dia baru lulus kuliah loh. Kamu kan sebentar lagi lulus sekolah, bisa dong kalau kamu mau minta saran"

Beomgyu tidak terima, kesan pertama itu penting untuk Beomgyu dan kesan yang Yeonjun tunjukkan adalah rasa tidak nyaman.

"Ih nggak mau. Aku udah nentuin kok mau kuliah dimana"

Taehyung hanya tersenyum dengan interaksi mereka berdua. Walau mungkin Beomgyu merasa tidak nyaman, Taehyung dapet menilai kalau Yeonjun tidak bermaksut tidak baik. Mungkin hanya respon pertama atas keadaan yang tidak terduka yang akan membaik seiring waktu berlalu.

Marry Your Dad | KOOKVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang