Knock Your Heart... Thirty...

208 39 11
                                    

Sehun mengejar Suzy ke basement dan tak memedulikan pandangan ingin tahu karyawan lainnya. Dia harus menjelaskan bahwa semua itu hanya salah paham. Ia memeluk Sana untuk menenangkan sepupunya, ia tidak tahu niat baiknya membantu Sana berbuah petaka. Hubungannya dengan Suzy terancam bahaya. Bagaimana jika Suzy benar - benar marah? Ia tak akan mau menyingkir dari kehidupan Suzy begitu saja. Yang ia inginkan adalah Suzy, tak ada yang lain. Seharusnya ia mengatakan terlebih dahulu kepada Suzy jika Sana adalah sepupunya. Agar kekasihnya itu tak salah paham.

Suzy melangkah cepat menuju mobil milik Ken. Ia sengaja pergi ke kantor karena merasa kasihan pada Sehun harus bekerja sendirian.

"Sayang!."

Suzy mengabaikan panggilan Sehun, Ia membuka pintu mobil yang tertutup kembali karena dorongan Sehun.

Pria itu menempatkan diri diantara Suzy dan mobil. Napasnya terengah - engah mengejar Suzy.

"Minggir!." Perintah Suzy.

Sehun menggeleng, ia tak akan menyingkir sebelum Suzy mendengar penjelasannya.

"Aku nggak akan minggir sampe kamu dengerin aku," tolaknya keras kepala "Semua itu cuma salah paham, gak seperti yang kamu pikirin. Aku gak ada hubungan apapun sama Sana."

"Gak ada hubungan, tapi mau dipeluk - peluk dan bayarin hutangnya." Ucap Suzy sarkastik.

Sehun tak bisa berkata - kata. belum lagi melihat wajah Suzy yang menyiratkan begitu banyak kecewa bahkan mungkin Suzy tak menyadari suaranya yang meninggi membuat dia menjadi pusat perhatian.

"Kamu gak bisa jawab, kan?." Suzy berdecih "Aku bersyukur Papi menolak lamaranmu.

"Sana itu sepupuku satu-satunya, jadi wajar dong aku membantunya."

"Atas dasar apa aku harus percaya sama ucapan kamu?."

Sehun memejamkan mata, menekan emosinya lalu menghela napas berat. Suzy memang sangat keras kepala.

"Kamu ini bicara apa, sih? Udah aku bilang kalau Sana itu sepupuku satu - satunya. Aku harus ngapain biar kamu percaya sama aku? Bawa kartu keluarga?."

"Aku gak peduli."

"Gak peduli tapi kamu marah."

"Aku gak marah."

"Terus tadi itu namanya apa?."

Suzy terdiam. Entahlah, ia juga tak tahu mengapa ia sampai seperti ini. Hanya saja mengingat kejadian tadi, emosinya jadi mendidih.

"Sikap kamu bisa membuat aku salah berpikir kalau mungkin kamu cemburu."

Suzy menyipitkan mata, menatap Sehun kesal "Jangan Mimpi!."

Sehun menyugar rambut pendeknya cepat dan kasar, mengacak - acaknya untuk melampiaskan rasa frustasinya. Kini Sehun tahu rasanya serba salah dan wanita selalu benar.

"Memang percuma rasanya. Mau aku bilang apapun kamu pasti tetap gak percaya."

"Kalau tau begitu lebih baik kamu diam!."

"Apa masalah ini akan selesai kalau aku diam?."

"Aku gak ada niat untuk selesain masalah sama kamu! Cepat minggir, aku mau pulang!."

Sehun secara tiba - tiba mendekatkan wajahnya dengan wajah Suzy, memisahkan jarak tiga sentimeter dari hidung keduanya.

Suzy kaget, ia langsung melihat manik mata Sehun memberikan peringatan. Tetapi bukan Sehun namanya jika tidak menurut. Secepat kilat ia langsung menempelkan bibirnya pada bibir Suzy dan melumat kecil. Mata Suzy membulat, di pukulnya dada bidang Sehun sebagai bentuk respon.

Knock Your HeartWhere stories live. Discover now