19. One Question, Why?

1.3K 159 39
                                    

TAPOPS sedang berduka. Stasiun angkasa tersebut terasa sangat hampa, lebih hampa daripada udara di luar angkasa sana. Si dalang berambut ungu telah ditangkap, semua power sphera telah diambil dan dilindungi oleh pihak TAPOPS.

Walau sedikit sulit, mereka berhasil membuat Davina membuka mulut tentang alasan dia melakukan hal itu. Dia bilang, dia mau membalas dendam pada Tapops karena telah membuat kakaknya, Devia, menjadi baik. Intinya, dia telah menaruh dendam pada (name).

Boboiboy dan Fang pundung dikamar mereka. Sejak kejadian tersebut, tidak ada satupun diantara mereka yang hendak keluar kamar bahkan untuk makan sekalipun. Begitu pun dengan Gopal, terlihat tubuhnya menjadi kurus karena jarang makan. Ying selalu menangis setiap hari sambil memeluk topi (name) yang setengah terbakar.

Komandan Kokoci lebih sering termenung dari biasanya. Laksamana Tarung apalagi, dia bahkan sama sekali tidak mengeluarkan ekspresi. Mengetahui anak semata wayangnya meninggal disaat mereka baru saja bertemu, tentu adalah sebuah kejutan pahit baginya.

Tapi diantara mereka semua, hanya Yaya yang tidak merasakan duka. Dia duduk diruang utama, mengigiti kukunya sambil memikirkan satu hal. (Name).

Ingatan saat gadis berambut coklat itu berbaring tak bernyawa diatas lantai dipenuhi darah menghantui pikirannya. Nafasnya tak beraturan, tubuhnya gemetar bukan main.

"Apa yang harus kulakukan...?" Hanya pertanyaan itu yang ada didalam benaknya.

Karena nyatanya, penyebab kematian (name) adalah Yaya sendiri.

Flashback...

"Disebelah sana!!!" Seru Aldy, menunjuk kearah lobi.

Yaya merasa jantungnya berhenti sejenak saat melihat betapa besarnya hologram naga tersebut. Dan dihadapan naga itu, (name) bersusah payah untuk menghindari semua serangan yang dilemparkan. Jaketnya masih terbakar, seluruh tubuhnya usang karena semburan api naga itu.

"Kak Yaya!! Cepat!! Kita harus menolong dia!!!"

"K-kenapa kalian tidak berteriak menggunakan kekuatan kalian saja agar bisa mengusir naga tersebut?!" Seru Yaya

"Tidak bisa!!"

"Kenapa tidak?!"

Teriakan mereka yang bersahut-sahutan mengalihkan perhatian naga itu, (name) yang tadinya terkapar karena kelelahan jadi memaksakan tubuhnya untuk melihat Yaya dan kedua anak itu ada diudara.

"YAYA! TIDAK USAH PEDULIKAN AKU!! LARI DARI SINI DAN CARI YANG LAIN!!" (Name) berteriak, menggunakan semua tenaganya yang tersisa.

Namun, karena ego Yaya lebih tinggi, dia tidak menuruti (name). Dia malah memicingkan matanya, mengerutkan alisnya dengan kesal.

"JADI KAU MENGUSIRKU?! AGAR KAU BISA MENGALAHKAN NAGA INI SENDIRIAN DAN PULANG SEBAGAI PAHLAWAN?! MANA MUNGKIN AKU MEMBIARKAN KAU MELAKUKAN HAL ITU?!"

"Tidak! Yaya! Naga ini tidak bisa-"

"AKAN KUTUNJUKKAN KALAU AKU LEBIH HEBAT DARIPADA KAU!!"

Tanpa berpikir panjang, Yaya menggunakan sebelah tangannya yang bebas untuk melancarkan serangan terhadap naga tersebut.

"YAYA! JANGAN!!!"

Telinga Yaya sudah tertutup rasa cemburu, seluruh tubuhnya telah termakan emosi. "PEMBERAT GRAVITASI!!"

Seharusnya aku tidak melakukan itu.

Daerah sekitaran naga dan (name) menjadi berat, karena hisapan gravitasi, (name) jadi terpaksa menempel dilantai dan tidak bisa bergerak sama sekali.

Boboiboy Galaxy×ReadersWhere stories live. Discover now