23. Opened Up

500 69 3
                                    

[Episode ini terkesan terburu-buru demi menyampaikan poin inti kelanjutan cerita ini. Proceed with the note.]

Suasana kerajaan bawah laut itu sedang kacau. Kepanikan dimana-mana. Kraken tadi telah sampai  ke pemukiman warga, menghancurkan segalanya dengan tentakel besarnya.

Fang menatap horor kejadian itu, dia berenang kembali menuju koral terdekat dimana (name) bersembunyi. "Bagaimana?" Tanya dia. Fang menggeleng sedih. "Kraken tu sudah sampai disini. Kita tidak bisa meminta pertolongan."

"Ah, buat apa minta tolong? Kita bisa melawan kraken itu!"

"Tidak akan mungkin, (name)!" Fang menggenggam lengannya. "Kraken itu bukan tandingan kita. Lagipula, bertarung di bawah air bukanlah keahlian kita!" Larangnya.

"Aku sudah pernah melawan hologram naga sampai hampir hilang nyawa. Apa yang perlu ditakutkan?!"

(Name) menepis Fang dan berenang keluar dari tempat persembunyian. Fang berdecak, menghadapi (name) yang pemalu jauh lebih mudah daripada (name) yang terlewat nekat seperti ini.

Tapi Fang lebih suka versi yang ini. Galak. Hehe.

Fang menggeleng kepala dengan cepat, dia segera berenang mengikuti (name). Nampak dari kejauhan, pasukan Lyon tengah menyerang kraken itu dengan ribuan tombak, tapi kraken itu tak berkutik sama sekali.

Dia makin agresif, menimpa sebagian besar pasukan mermanda tersebut. "MUNDURRR!!!" Bahkan lolongan Lyon terdengar hingga telinga mereka berdua yang padahal masih berjarak sangat jauh.

Ketika kraken itu hendak melayangkan serangan lagi, "JARI BAYANG!!!" Fang menggunakan jari bayang untuk menahan pergerakannya. Naas, hal itu gagal karena tenaga si kraken terlalu kuat. Fang terpelanting dibuatnya.

"FANG!!! Kuasa Kayu!" (Name) hendak berubah menjadi elemen kayu, namun jam kekuatannya malah berkedip tak menentu

"Alamak! Jam kuasa aku!"

Tiba-tiba, sebuah tentakel menyerang (name) dan membantingnya ke dasar lautan, kraken itu menjadi hilang fokus pada pasukan Mermanda. Lyon melihat hal tersebut sebagai kesempatan, dia langsung memerintahkan pasukannya untuk melemparkan tombak lagi.
.
.
.
.

Sementara, Boboiboy berjalan bolak-balik dipulau kecil tersebut. Ingin sekali dia menyelamkan diri kedalam lautan tersebut. Tapi dia tahu itu bukanlah pilihan yang bijak.

"Dei. Kau boleh diam tak? Setres aku tengok kau jalan sana mari."

"Ish! Aku tak boleh diam saja! (Name) tengah dalam bahaya!"

Gopal memberikan bombastic side eye. "Uhh- maksud aku... kawan-kawan kita...?"

"Haih, kau ni. Nak sampai bila kau tunggu masa yang tepat? Kita dah makin dewasa, (name). Tak'kan lah kau nak tunggu Fang dapat dia dulu."

"AISH!! KAU NI!! INI BUKAN MASA YANG TEPAT!!"

Boboiboy tersadar dia baru saja membentak Gopal, merasa kalut dengan emosinya, dia pasrah terduduk dipinggir pulau. Menghela nafas panjang sembari menatap air laut yang damai itu.

"...Aku hampir menyatakan perasaanku pada dia."

Gopal refleks menoleh. "Iyakah?! Kapan?!"

"Tadi... sebelum kraken tu datang kacau semuanya. Sekarang, (name)- maksudku... kawan-kawan tengah dalam bahaya. Dan kita hanya bisa menunggu disini menunggu kabar mereka."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 12 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Boboiboy Galaxy×ReadersWhere stories live. Discover now