07

889 236 12
                                    

Selamat datang kembali!










07. Background







;

"Jungwon, kenapa kakak lo beda banget sih. Kalian nggak pernah akur ya?"

Mereka kini tengah berada di kantin, jam istirahat baru saja dimulai. Mereka yang terlihat semakin akrab ... Jake, Minjeong, Ni-ki, dan juga Jungwon.

Tidak ada yang ingin dibahas, hanya saja awalnya Minjeong terkejut karena Jay punya adik yang sifatnya sangat berbeda.

"Eumm, dulu kita akur banget kok. Tapi mungkin sekarang emang kayak ada jarak." Jawab Jungwon pelan, ada raut kesedihan yang sangat jelas pada anak laki-laki itu.

"Jay marah-marah terus kalau sama lo. Ada masalah yang buat kalian jadi gini?" Jake ikut bicara, mengingat perlakuan Jay beberapa hari lalu di Rumah Sakit.

Jungwon terlihat kikuk, dia tidak pernah menceritakan kehidupannya pada siapapun sebelumnya, kecuali bercerita pada sahabatnya sendiri, Ni-ki. Anak yang berstatus sebagai adik tiri Sunghoon itu masih diam, enggan membuka suara. Dia tidak ingin bercerita tentang kehidupan orang lain tanpa ijin atau ternilai sembarangan.

"Jujur aja, cerita sama kita. Lo nggak bisa diem terus, dia kakak lo. Dan kita temen lo, mungkin gue bisa bantu biar kalian deket lagi." Bujuk Minjeong, menyadarkan Jungwon dari lamunanya dengan petikan jari.

"Iya?"

Minjeong menghela pelan, "Gue bilang coba lo cerita sama kita."

Jungwon ingin, tapi tidak berani. "Biar Ni-ki aja yang cerita, dia tau semuanya." Ucapnya lalu memandangi makanannya lagi.

"Nggak bisa, lo mesti cerita sendiri." Pemuda Jepang itu menyahuti, tidak enak kalau bercerita dan takut ada ucapan yang salah.

Jungwon mematung, mulutnya seperti tidak mau membuka. Beberapa detik setelahnya, dia memandangi tiga orang itu bergantian. "D-dulu tuh kita akrab banget. Tapi ada kejadian yang buat semua jadi kayak gini. Waktu kecil dia nggak sengaja dorong anak perempuan ke tengah jalan, anak itu kecelakaan dan nggak bisa ditolong. Papah bilang kakak merusak nama baik keluarga, setelah kejadian itu Papah selalu perhatian ke aku terus, itu yang buat kak Jay iri dan marah sama aku, sampai sekarang." Jungwon bercerita singkat.

Gadis yang sedang menatap Jungwon dengan sedih itu mengerjap, "Gue bisa deh kayaknya kalau masalah itu, ntar gue omongin sama Jay. Tapi kalau dia nggak mau ya-

"Nggak usah kak, aku nggak mau hubungan kalian renggang juga. Kak Jay nggak suka kalau privasinya diusik."

"Gue pengen denger cerita lo juga," Ucap Jake sambil melirik ke arah Ni-ki.

"Lo tau sendiri kak, gue cuma anak tiri." Lagi-lagi Minjeong merasa sedih, bagaimana bisa ada seorang kakak yang tidak suka pada adiknya sendiri.

"Tapi orangtua Sunghoon nggak bedain kalian kan?" Tanya Jake.

"Mamah yang bedain, dia lebih sayang Sunghoon. Ya pasti karena anak kandungnya. Mamahnya nikah sama Papah gue, tapi Papah nggak pernah bedain kita. Dia juga akrab sama Sunghoon, mungkin karena sikap Sunghoon aja yang nggak mau miliknya dibagi." Jelas Ni-ki, dia benar-benar merasa takut juga benci pada Sunghoon.

"Jake, lo dipanggil Sunghoon tuh. Di lapangan basket." Pemuda yang terlihat familiar itu baru saja menghampiri meja makan mereka.

"Oh ya? Nanti gue kesana." Jawab Jake sambil tersenyum.

"Musti sekarang, cepetan ya." Suruhnya lagi lalu melangkah pergi lebih dulu.

Jungwon menatap heran pada teman sekelasnya tadi, "Muka Sunoo kayak ketakutan gitu nggak sih? Kak, mending jangan pergi." cegahnya pada Jake.

❝ ʙʟᴏᴏᴅʏ ᴘᴀʀᴛʏ ❞ ||ᴇɴʜʏᴘᴇɴ [ᴇɴᴅ]✔Where stories live. Discover now