22

675 188 11
                                    

22. Pesan rahasia










Jake sangat lelah, hidup dengan banyak drama. Dia mengakui itu karena dialah dalang dibalik semua ini. Tidak ada yang tau, Jake berharap seperti itu.

Menurutnya sekolah lebih membosankan akhir-akhir ini, entah kenapa dia ingin sekali kembali ke Australia. Disana dia hidup bebas tanpa beban, meski kedatangannya ke Korea atas kemauan dia sendiri tentu tidak ada penyesalan dengan hal itu.

Dia hanya ingin bertemu penyebab kematian adiknya, menghukum mereka. Pikirnya, biar saja kejahatan dibalas kejahatan, Jake tak peduli. Entah dia akan menyesal dikemudian hari atau tidak, dia akan tetap menanggung resiko dari apa yang sudah dia perbuat.



Ting!


Suara bel rumah berbunyi nyaring membuat Jake bangkit dari duduknya. Dia segera beranjak dan membuka pintu rumah. Terlihat sosok laki-laki berkemeja dengan bau khasnya.

"Papah?"

Pria itu menoleh, tersenyum pada Jake dan memeluk putranya erat. "Papah pulang, udah kangen kayaknya. Lama ya? Papah bawa oleh-oleh tuh. Kamu keliatan makin kurus, semuanya baik-baik aja kan?"

Jake hanya mengangguk pelan, Taehyung tidak mengabarinya kalau akan pulang hari ini. Kedatangannya justru membuat Jake sedikit tidak merasa bebas lagi.

Jake menilai Taehyung berbeda, ada saatnya dimana dia menyayangi papahnya namun juga ada rasa kesalnya karena Taehyung berani berbohong, bahkan cap pengkhianat sudah dia tanamkan di pikirannya untuk Taehyung.

"Are you okay? Kayaknya nggak seneng Papah pulang."

"I'm okay, and happy...maybe?"

Jawaban Jake membuat Taehyung mengernyit, "Just kidding, I miss you." Ucapnya lagi membuat Taehyung kembali tersenyum.

Beberapa asisten Taehyung membawakan barang-barangnya dari mobil. Ada beberapa kotak khusus yang dibelinya untuk Jake. Dengan cepat Jake membukanya.

"Papah! Ini buat aku? Serius? Ini mahal banget kayaknya." Dengan sumringah Jake mengeluarkan sebuah kotak kecil dari tas dengan brand ternama itu.

Taehyung tersenyum tipis sambil mengusap surai lembut milik Jake, "Murah kok, justru itu papah beli buat kamu."

Harga sekitar satu milyar itu menurut Taehyung murah, sedangkan menurut Jake itu mahal hanya untuk sebatas benda yang melekat di pergelangan tangannya.

"Ini emas betulan nggak sih?" Tanya Jake sambil memandangi jam tangan barunya.

"Nggak tau, papah langsung beli tadi. Tapi kamu suka kan?"

Jake mengangguk cepat, "Suka, makasih ya Pah!!"

Taehyung sangat nyaman dengan berada disisi Jake, kehangatan yang penuh kenyamanan. Dia tidak peduli meski rumahnya sepi, namun jika ada Jake disana Taehyung akan tetap suka.

Entah bagaimana Taehyung berpikir terlalu jauh, bagaimana jika senyuman lebar Jake itu hilang dan tak pernah dia tunjukkan lagi. Bagaimana jika Jake kecewa dan marah? Taehyung tidak akan bisa mengatasi hal itu. "Papah ke atas dulu ya, mau istirahat." Setelah Jake mengiyakan, Taehyung pergi perlahan. Dengan sesekali menoleh ke arah Jake yang masih fokus membuka beberapa barang yang baru dia belikan. Jika Jake terpuruk itu akan menjadikan kehidupan Taehyung suram seketika.





Drrrtt




Fokus Jake teralihkan pada ponselnya yang bergetar berulang kali, dari tadi dia mengabaikannya namun ini sudah kelima kalinya bunyi itu membuat Jake frustasi.

❝ ʙʟᴏᴏᴅʏ ᴘᴀʀᴛʏ ❞ ||ᴇɴʜʏᴘᴇɴ [ᴇɴᴅ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang