2

345 42 2
                                    

Imperfect Me | Jaeyong

Happy reading (ू•ᴗ•ू❁)





Happy reading (ू•ᴗ•ू❁)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ardito Lesmana/18

○●○

06.38

"Nih bang, kembaliannya ambil aja. Makasih."

"Uangnya pas dek. hehe"

O, Tian mendadak blank. Dia kira uangnya lebih. Haduh, Tian malu sekali. Lebih baik langsung lari saja ke kelas.

Tapi sial beribu sial-

"Dek!! Helmnya copot dulu atuh!!"

Dia lupa mencopot helm kepunyaan si abang ojol. Tck, Tian malu sekali pangkat dua. Bundaa Tian pengen tenggelam aja rasanya.

Hahh, ngomong-ngomong sangat berwarna sekali hidup Bang Ojol pagi ini.

○●○

"Malu banget kampret!!!''

Tian masih saja misuh-misuh mulai dari gerbang sekolahnya sampai sekarang dia sudah duduk di kursi kebesaran dia.

Untung pagi ini masih ada sela 15 menit karena rapat mingguan para guru, jadi Tian masih belum telat masuk. Aniways, 'kursi kebesaran' Tian ini mempunyai artian kebesaran yang sesungguhnya. Ukuran tubuh Tian jauh lebih kecil dari kursinya, makanya dapat julukan 'Kursi kebesaran Tian'. Kalau kalian tanya siapa yang memberi julukan itu, ini dia si tersangka sedang terduduk manis di depan Tian sambil mendengar secara kusyu umpatan si Tian.

"Udah Yan?'' Tian melirik sinis Dito, si tersangka pemberian nama 'Kursi kebesaran Tian'.

"Dit! Sumpah lo nggak tau gimana malunya gue. Mana si ojol cuman cengar cengir lagi. Arrggh! Gamau tau besok gue nebeng lo aja! Kemusuhan gue sama tuh ojol.''

Dan Dito masih sama. Menyimak ocehan yang lebih kecil.

"Ya lagian lo mah. Kemaren udah di tawarin si Bangke sok jual mahal, cuih.'' Dito memasang muka eneg.

"Bukan jual mahal Dit, jaga image.''

"Sama aja boejang ah elah capek ngomong sama lo, gue cabut''

Yah memang begitu rutinitas teman Tian satu ini, Ardito Lesmana. Datang, tunggu Tian duduk di kursinya lalu pergi kelayapan entah kemana. Balik - balik ke kelas menggandeng sang guru, jenis teman sekelas yang susah di ajak berkompromi buat jamkos.

Si Dito ini kawan lengket nya Tian dari SD. Sudah tau baik-bobrok satu samalain. Keluarga mereka juga sudah saling kenal terutama para ibu yang sering bertemu gara-gara sesi ambil raport di sekolah. Dan entah itu keberuntungan atau memang sial kata Dito, dia selalu satu kelas dengan Tian.

Tian jadi kepikiran kata Dito. Si Bangke bangke tadi. Iya, kemarin dia sempat di tawari berangkat bareng kakak kelasnya itu gara-gara motor Tian pecah ban. Sebenarnya bisa langsung di tambal dan di bawa pulang tapi ternyata juga ada masalah dengan starter motornya jadi diinepin dulu deh di bengkel. Alih-alih mau di tebengi si kakel, Tian malah pilih naik ojol, nggak mau ngerepotin katanya.

Hilih, bilang aja gengsi.

Tian ini juga aneh. Dia, kalau dikategorikan itu termasuk siswa yang visualnya diatas rata-rata. Rahang tegas, matanya bulat dan tajam. 'Gue mah kalau jadi nominee The Most Perfect person of the year bisa!' kata Tian. Tapi sampai detik ini dia belum punya satu pun mantan, which is mean dia tidak pernah pacaran. Dan perlu kalian tahu, yang suka sama si Tian nggak cuma ciwi-ciwi aja tapi fans couo couonya juga banyak. Itu alasan yang membuat Tian jadi jomblo karatan , bingung mau macarin yang mana.

Salah satunya ya si Bangke tadi. Nama aslinya Kaisar Ardiansyah, panggil bangkai saja biar singkatnya.

Si Kaisar itu kakak kelas Tian dan Dito. PDKT-in Tian dari waktu doi jadi murid baru di smp. Karena sekolah mereka itu yayasan, jadi masih satu lokasi deh sd sampai smanya. Sudah Tian hitung perjuangan si Bangke buat mengejar dia sekitar 4 tahunan dan semakin kesini semakin gencar karena sebentar lagi si Bangke itu lulus.

Jujur, sebenarnya Tian merasa agak risih karena didekati oleh Kai. Bukan karena Kai jelek, bahkan Kai saja termasuk jajaran siswa most wanted di sekolahnya, dan punya banyak antek antek. Yang secara tidak langsung membuat para siswa-siswi yang ingin mendekati Tian jadi segan dan memilih untuk ambil langkah balik kanan bubar jalan.

Lamunan Tian juga ikut bubar jalan karena ternyata bapak guru sudah duduk di singgasananya di depan sana.

○●○


" Nggak mampir dulu lo?''

"Nggak usah ditanya.''

Dito berjalan masuk mendahului Tian setelah memarkirkan motor di samping rumah Tian.

"Bundaa anak angkatmu pulang.''

Tian hanya menggeleng pelan, luar biasa sekali Dito ini. Istilah Anggap saja rumah sendiri diterapkan dengan baik olehnya.

"Tian nebeng lagi Dit? Udah di kasih ongkos juga masih nebeng!''

"Nggak papa lagi bun, kayak sama siapa aja. Maklum, si Tian kan memang beban.'' Dito ber-highfive ria dengan bunda Tian.

Tian hanya nyinyir sambil memonyong-monyongkan bibirnya, berasa anak tiri. Bundanya dan Dito itu kompak sekali kalau kalian mau tau. Dalam hal makanan, warna kesukaan, sinetron di televisi juga dan yang paling kompak itu waktu mereka mengomeli Tian. Sangat kompak.

Tian langsung masuk ke kamarnya, dia lelah dan sangat ingin merebahkan diri. Nanti sore dia juga harus mengecek motornya di bengkel bersama Dito.

"Yan'' Tian mendongakkan kepalanya mengangkat sebelah alisnya tinggi, melihat Dito yang melongokkan kepalanya di balik pintu.

"Gue ngantuk, minggir lo.''

brukk

"KAMPREEEEEEET!''

Dito tertawa terbahak bahak setelah berhasil menjajah kasur Tian dengan cara menendang sang empu hingga terguling jatuh.

"Oh iya Yan, sore abis liat motor jenguk si kucing kuy.''

"Yoai''





Thanks for Voted ☑
To be continued○○○

On process

Imperfect Me | JaeyongWhere stories live. Discover now