3

240 42 5
                                    

Imperfect Me | Jaeyong

Happy reading (ू•ᴗ•ू❁)

Pengen cepet ending deh. hehe. padahal masih prolog uweuwue...

 padahal masih prolog uweuwue

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Arjuna Shaka Dananta/18

○●○

"Yan'' Tian mendongakkan kepalanya mengangkat sebelah alisnya tinggi, melihat Dito yang melongokkan kepalanya di balik pintu.

"Gue ngantuk, minggir lo.''

brukk

"KAMPREEEEEEET!''

Dito tertawa terbahak bahak setelah berhasil menjajah kasur Tian dengan cara menendang sang empu hingga terguling jatuh.

"Oh iya Yan, sore abis liat motor jenguk si kucing kuy.''

"Yoai''

○●○

15.26

"Gimana bang motor gue?''

Seorang lakilaki berdiri mengamati motornya yang terparkir rapi di dalam bengkel. Keadaan motornya baik-baik saja, hanya melakukan pengecekan rutin setiap bulan.

"Baik kok, paling cuma-"

"Lo si anying bawa motor kek dikejar rentenir! Kan udah jatoh gimana ini kampret ih pasti diomelin buda nanti.''

"YA ELO! Siapa suruh main hape di jalan! Udah tau bahaya!''

Orang orang yang berada di dalam bengkel sontak menoleh memperhatikan prahara dua orang laki-laki yang baru turun dari motor. Yang satu memakai helm bogo bermotif kumbang dengan warna merah dan bintik hitam dan kelihatan lebih pendek, yang satu lagi memakai helm fullface hitam dan terlihat sangar.

Sadar sedang diperhatikan oleh banyak orang Tian lantas memukul bahu Dito. Sial, kenapa seharian ini dia terus dilanda rasa malu!

Tadi sewaktu di jalan, Tian memang sedaang asyik menyecroll akun instagramnya. Dito yang tidak tahu kegiatan Tian yang ada di belakang lantas menaikkan laju motornya. Alhasil Tian kaget hingga handphone nya jatuh terpelanting ke tepi jalan. Retak pada layar dan tidak bisa menyala. Padahal belum genap setahun Tian membelinya, pasti akan kena omel bunda nanti.

"Ngga mukul juga si anying!'' Dito geram sekali dengan temanya satu ini, kecil - kecil tenaganya seperti bison.

Tidak menghiraukan Dito, Tian masuk ke bengkel tanpa melepas helmnya. Dia malu.

"Scoopy merah kemarin gimana bang? Bisa?'' Tian bertanya kepada penjaga bengkel.

"Ohh si Mas scoopy. Udah mas, beres. Tunggu sebentar''

Sembari menunggu motornya, Tian tetap mengomeli Dito. Sesekali mencubiti paha lelaki itu. Jika dilihat seperti pasangan yang sedang bertengkar.

Tanpa sadar sedari tadi ada yang memperhatikan interaksi mereka berdua. Orang itu memperhatikan dalam diam.

Lama memperhatikan tapi kedua orang yang asyik bertengkar itu tak kunjung juga diam. Akhirnya ia mulai bersuara,

"Emm, sorry. Kalau boleh tau kenapa ya?''

Tian tersentak kaget, tidak menyangka akan ada yang peduli dengan urusannya.

"Nggak papa bro, sorry ya kalau keganggu. Berisik banget ni anak ayam.'' Sahut Dito sembari memukul pelan helm yang dikenakan Tian.

"IH!''

Orang yang memperhatikan terkekeh pelan. Merasa lucu melihat Tian melotot tidak terima di juluki anak ayam dan di geplak sedikit oleh Dito.

"Gue lihat hpnya rusak. Deket sini ada temen gue yang punya tempat reparasi barang elektronik, tempatnya lumayan bagus. Kali aja mau dibenerin.''

"MAU! ekhem, dimana tempatnya? harus banget dibenerin ini huhuu bisa di marahin bunda. Lo sih Dito kampret!''

"Gue lagi Tuhann.'' Dito harus sabar. Dito kuat!

"Abis ini bareng kesana sekalian bisa kok, gue mau kesana juga kebetulan. Oiya kenalan dulu, gue Arjuna. Panggil aja Juna.'' Arjuna Shaka Dananta, orang yang sedari tadi sebenarnya sedikit penasaran dengan Tian. Menjuluran tanganya ke depan guna memperkenalkan diri.

"Gue Dito, yang berisik ini Tian.'' Dito langsung menjabat tangan Juna.

Tian memutar bola matanya malas. Sepertinya Dito kumat.

Singkatnya motor Tian sudah dibawa keluar oleh penjaga bengkel, dan setelah mengurus pembayaran mereka, Dito, Tian, dan Juna menuju tempat yang disarankan oleh Juna tadi. Tidak terlalu jauh dan mereka sudah sampai.

Dan Tian agak merasa kaget karena yang dipikirkan olehnya tempat reparasi yang banyak seperti di sekitar rumahnya. Tapi ini dia dibawa ke toko barang elektronik yang lumayan besar.

Setelah menyetandarkan motor masing-masing, mereka melangkah memasuki bangunan itu.

"Koh Ceng! Awin nya ada?''

Juna berteriak ke arah laki-laki paruh baya berwajah oriental dengan kacamata bulat tebal bertengger melorot di hidungnya. Pria itu menajamkan penglihatanya sebentar kemudian tersenyum lebar ketika mengetahui wajah Juna yang familier.

"Ada Jun, langsung ke belakang.''

"Yuk.''

Juna mengajak Dito dan Tian untuk lebih masuk ke dalam bangunan itu. Melewati hiruk pikuk kesibukan karyawan dan pembeli yang berlalu lalang di toko. Dalam hati Tian sudah menggumamkan kekaguman sedari tadi.

"Win!''

"Oi.''

Juna berjalan mendekati laki-laki yang kelihatanya sebaya dengan mereka yang sedang mengotak atik sebuah notebook di meja.

"Ada yang mau benerin hape. Bisa?'' Laki-laki itu mendongak.

"Gue lihat dulu. mana?''

Tian otomatis menyerahkan handphone nya ke arah laki-laki itu. ''Jatoh dari motor, kebentur trotoar kayaknya, lumayan keras. Masih bisa hidup nggak ya kira-kira?''

"Bisa. Tapi nggak bisa hari ini, gimana?''

"Tenang aja, nggak papa.''

"Oke. Ada nomor yang bisa dihubungi? Nanti kalo udah jadi gue kabarin.''

Tian menoleh ke Dito. Ardito harapan satu-satunya. Jangan sampai bunda tahu kalau hp Tian rusak. Dito yang mendapat sinyal permintaan tolong dari Tian menghela nafas dan memberikan nomor telefonya.

"Yaudah, kita balik dulu aja Jun. Thanks ya.''

"Yoi.''

Setelah berpamitan, Tian dan Dito langsung beranjak menuju tujuan mereka yang selanjutnya.

Rumah kucing garong.

Thanks for Voted ☑
To be continued○○○

On process

Imperfect Me | JaeyongDonde viven las historias. Descúbrelo ahora