12

171 20 2
                                    

Imperfect Me | Jaeyong

Happy Reading (ू•ᴗ•ू❁)





apdet dikit, lupa kl punya work ini😭







Dua bulan setelah Tian keluar Dari rumah sakit, ia merengek meminta waktu until liburan bersama. Me-refresh pikiran sebelum ujian katanya. Orangtuanya pun tidak bisa berbuat banyak, apalagi menolak. Tian sangat cerewet jika keinginannya tidak dituruti. Akhirnya mereka berangkat berlibur. Tidak jauh, hanya kesebuah tempat yang disediakan khusus until sekedar camping stay kemah keluarga.

Walaupun hanya seperti itu Tian surah merasa senang. Berkumpul dengan keluarga dan tenant dekatnya.

Teman?

Iya, Tian mengajak serta Ten dan Dito. Tentu dengan kedua orangtua masing masing. Bukan mengajak, sebenarnya lebih ke memaksa dengan ancaman. Ingat bagaimana ia 'mengancam' orang orang dewasa itu,

"Tante sama om harus ikut pokoknya! Cuma dua hari. Kalo enggak anaknya mau Tian bully di sekolah? Mau? Enggak kan? Awas aja kalo nggak iku. Huff"

Begitulah sekiranya 'ancaman' si kecil terhadap masing masing orangtua Dito dan Ten.

Mereka tentu hanya tersenyum dan mengiyakan ancaman mengerikan dari Tian. Tapi tidak dengan Mae Ten. Ibunda Ten itu langsung mencubit pipi dan hidung Tian, tidak kuat menahan gemas.

Setelah menentukan tanggal dan mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan mereka ber-9 (Tian, Dito, Ten dan orangtua maisng masing) berangkat menuju tempat yang telah ditentukan. Karena Ten, Tian dan Dito tidak mau duduk di mobil yang terpisah akhirnya mereka bertiga duduk di dalam mobil Tian dengan Sang ayah yang menyetir dan Tian yang duduk disamping kemudi.

Perjalanan selama hampir 3 jam dari pusat kota mereka mulai memasuki daerah dengan pepohonan rindang di kiri dan kanan. 3 mobil yang melintas beriringan dengan kecepatan sedang itu akhirnya berhenti di tempat berkemah yang mereka pilih.

"Lusa kalau pulang kalian dipisah aja. Berisik banget, ayah yakin yang lain juga nggak tahan." Ucap ayah Tian yang keluar dari mobil setelah selesai parkir. Diikuti ketiga pemuda yang masih saja ribut perkara permen karet.

Iya, permen karet.

"Kan lo udah makan Tian!! Ya itu bagian gue lah!" Teriak Ten dengan berusaha merebut permen karet yang hampir masuk kedalam mulut Tian.

"Yakan udah gaada rasanya punya gue!"

"Itu urusan lo! Gue masih makan satu tadiiiiii!"

Dan,

Hap

Permen karet digenggaman Tian pun mendarat di lidah Dito. Jangan dikira Dito tidak ikutan berebut. Dito hanya menantikan momen yang pas untuk merampas permen dari anak-anak pendek di hadapanya ini.

"Perfect timing, minggir lu berdua.''

Tian dan Ten terdiam, yang lain hanya menggelengkan kepalanya pertanda lelah. Mereka terlalu berisik.

Waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore, semua orang tengah disibukkan dengan membangun tenda dan membuat api. Terjadi lagi keributan diantara Ten dan Tian, kali ini didasari karena warna tenda. Tian ingin tenda berwarna biru yang sudah terpasang rapi oleh Ten dan orangtuanya. Tian ingin bertukar, sebenarnya Ten tidak masalah dengan itu. Tapi yang menjengkelkan, Tian bahkan belum memasang pasak untuk membangun tendanya. Ten tidak mau bekerja ulang. Alhasil mereka ribut lagi.

Hahh, ya sudah lah. Mari tinggalkan mereka berdua.

Waktu sudah menunjukkan pukul 9. Semua orang sedang berkumpul menghadap api unggun untuk menghangatkan diri. Duduk melingkar di depan tenda masing masing. Bertukar cerita dan bermain bersama. Tapi sayangnya tidak untuk Tian,

"Hoooaaam, bun Tian ngantuuuk." Tian mengantuk, sangat. Ia menyenderkan kepala di bahu sang bunda. Sesekali mengusap hidung yang mulai berlendir karena kedinginan ke jaket tebal yang dikenakan sang bunda.

"Jorok ah! Lap pake tissue."

"Dih si bayi. Yang ngeyel ngajak kesini duluan siapa? Udah loyo aja." Ucap Ten yang dihadiahi toyoran oleh ayahnya.

"Kamu tuh cepet tidur sana. Heran ayah, perasaan kamu dirumah makan banyak porsi kuli kok nggak tinggi-tinggi?"

Terdengarlah gelak tawa dari sana, Tian yang sudah hampir memejamkan matanya pun ikut terbangun dan tertawa terbahak.

"Inget Tian, kamu juga pendek." Si pendek pun menghentikan tawanya. Mengernyit tak suka pada sang ayah.

"Au ah! Pada bodyswimming males!" Si pendek beranjak dari duduknya dan merangkak ke dalam salah satu tenda. Membungkus tubuh kecilnya dengan kantung tidur dan tak lama kemudian mulai kehilangan kesadaran.

Meninggalkan orang- orang yang masih ramai mengolok Ten sebenarnya tidak hanya Ten, Tian pun turut serta menjadu bahan olokan. Tapi apa peduli Tian? Ia sudah tertidur dengan nyaman.
















Thanks for Voted ☑
To be continued○○○

On process

Imperfect Me | JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang