5

191 31 0
                                    

Imperfect Me | Jaeyong

Happy reading (ू•ᴗ•ू❁)


Dua hari setelah kejadian jatuhnya handphone Tian, akhirnya ia mendapat kabar dari Dito bahwa Handphonenya sudah dapat diambil. Dan rencana hari ini sepulang sekolah ia akan mengajak Ten untuk mengambilnya.

"Ikut gue ya nanti balik. Tenang, gue pulangin kok.''

Ten hanya mengangguk mengiyakan ajakan Tian. Sebenarnya ia masih belum sembuh sepenuhnya, tetapi dipaksa masuk sekolah oleh Mae-nya. Ten malas, daripada kena omel sehari penuh lebih baik ia masuk sekolah.

"Emang Dito kemana?'' Tanya Ten kemudian.

"Males katanya. Unfriend ajalah kita sama si Dito.''


○●○

Siangnya Tian dengan membonceng Ten di jok belakang motor Scoopy merah kesayanganya menyusuri jalan dan berusaha mengingat letak toko elektronik yang kemarin lusa ia datangi.

Setelah hampir 30 menit perjalanan akhirnya Tian sampai ditujuan. Matanya menangkap motor yang terparkir disamping motor miliknya. Tian merasa familiar dengan motor itu, padahal baru melihatnya sekali. Bagus juga ini otak ingatanya, Tian terkekeh pelan.

Tidak sadar bahwa si Ten sedari tadi memandangnya sambil mengernyitkan dahi,

"Sehat lo?''

"Walafiat. Ayo.''

Keduanya berjalan memasuki toko.

"Permisi Mas.'' Tian melongok kesana mencari kehadiran sang pemilik toko, tetapi nihil. Pemuda yang waktu itu berbicara dengannya juga tidak nampak.

Akhirnya ia bertanya kepada seorang karyawan disini, terlihat dari seragam biru-hitam yang bertuliskan nama toko.

"Ya? Ada yang bisa saya bantu?''

"Itu mas, sekitar tiga hari yang lalu saya dateng kesini buat benerin hape. Kalau boleh tau bisa diambil di mana ya?''

"Oh, kalo itu langsung ke belakang aja Mas. Cari aja Ko Awin.''

"Oke. Makasih Mas.''

"Yok Ten.''

Tian berlalu dari sana. Baru beberapa langkah dia merasa ada yang kurang. Ia berhenti di sebentar dan menoleh ke belakang,

"Heh! Ngapain sih lo?!''

Dan benar saja. Ternyata Ten tertinggal di belakang dan masih diam terpaku sedang memandangi sesuatu yang entah Tianpun tak tau.

Dengan gemas Tian kembali dan menyeret Ten. Bahaya anak kucing kalau ditinggal sendiri.

"Ih yan, itu tadi bagus tau,, pen beli gue.''

Ten merengek seperti bocah umur 5 tahun saat Tian mengajaknya beranjak dari sana.

"Apaan sih?!'' Tian, agak emosi.

"Ya jangan ngegas! Kipas diono noh, yang warna biru. Bagus.''

Tian heran, seperti apa bentukan kipas biru yang menarik atensi Ten.

Tian terbahak.

"Bwahahaha jan kek bocil lu. Yuk ah kebelakang cepet.''

Ten mencebikkan bibirnya. Niatnya untuk meminjam uang pada Tian dulu untuk membeli kipas itu, nanti kalau sudah diberi uang oleh Mae-nya akan dia ganti.

Imperfect Me | JaeyongWhere stories live. Discover now