11

116 20 0
                                    

Imperfect Me | Jaeyong

hmm story ini hanya pengisi gabut author semata. tidak ada dedikasi untuk serius menulis. hueee

Happy Reading (ू•ᴗ•ू❁)

Juna mematikan mesin motornya dan turun untuk membuka pagar halaman depan rumahnya pelan. Dengan pelan juga ia menuntun motornya untuk memasuki pekarangan, menutup lagi pagar, dan memasukkan motornya ke garasi. Semua ia lakukan dengan pelan dan tanpa menimbulkan suara sekecil mungkin.

Ia melihat jam yang melingkar di tangannya, sudah pukul 11 lewat. Maka dari itu dia harus berhati-hati dan melakukan segalanya dengan pelan. Karena,

"Dari mana aja kamu?

ini.

mampus, batin Juna.

"Udah pulang pa?" Juna mencoba berbasa-basi dengan Papanya yang entah sejak kapan berdiri dengan bersedekap tangan di pintu yang menghubungkan antara garasi dengan ruang tengah rumah.

"Nggak usah ngalihin kamu, jawab Papa kamu darimana?"

mau alesan apa lagi lo Jun, goblok sih

"Emm, dari rumahnya Awin Pa."

Papanya masih terlihat ragu, "Bener?"

"Iya Pa, suer."

Papanya masih terlihat belum yakin, "Nggak ikut balapan lagi kan?"

Papanya takut jika Juna kembali lagi mengikuti balapan liar seperti dulu. Saat masih SMP, memang masa-masa Juna yang kacau. Papa dan Mama nya hampir tidak pernah ada di rumah, bekerja. Adiknya pun tinggal bersama neneknya yang berbeda Kota. Alhasil Juna yang menginjak masa remaja mencari pelampiasan karena belum bisa mengendalikan emosinya. Merasa tidak pernah diperhatikan, ia mencari tempat agar ia dapat perhatian.

Sebelumnya ia hanya ikut-ikutan nongkrong atau sekedar melihat balapan. Tapi lama-kelamaan ia bosan dan akhirnya ikut terjun langsung ke sirkuit. Hampir dua tahun Juna menggeluti balapan liar, tidak sekali dua kali ia berhadapan dengan polisi. Tapi karena ia pandai berkilah, ia juga kerap lolos.

Akhirnya ia berhenti setelah mengalami kecelakaan yang menyebabkan ia mendapat cedera pada punggung dan lututnya. Dari situ juga Papa dan Mama nya mengetahui bahwa Juna mengikuti balapan liar. Orangtua nya sangat menyesal waktu itu, alhasil mereka berdua mengurangi intensitas kerja dan menjemput adik Juna untuk tinggal bersama lagi dengan mereka.

"Enggak Pa, sumpah. Juna udah berenti lama kok." Juna sedikit kesal sekarang. Sungguh ia sudah berhenti mengikuti balapan liar semenjak punggungnya bermasalah. Sudah seperti kakek-kakek saja.

"Hmm, masuk sana. Gantian disidang Mama mu."

Matilah kau Juna, batin Juna yang kesekian kalinya.

Dengan berat bati Juna melangkah memasuki ruang tengah rumahnya. Tv disana masih menyala, terlihat adiknya yang sedang bermanja ria dengan sang Mama. Memeluk dari samping dengan kepala yang disandarkan di bahu sang Mama sembari disuapi semangkuk bubur ayam yang aromanya membuat perut Juna berbunyi nyaring.

"Masih inget pulang? Liat tuh jam berapa. Liat juga nih, adek badannya panas. Di telfon juga ga diangkat."

Tarik nafas Juna, tenang, jawab satu satu.

"Ampun Ma. Iya deh, nggak lagi. Itu si bontot kenapa?" Tanya Juna sambil duduk di bawah sofa yang diduduki oleh Mama dan adiknya.

"Kamu itu nggak-nggak nyatanya?! Bikin Mama kesel aja."

"Hehehe, maaf." Kata Juna dengan senyum lebar.

"Juno tadi badannya panas. Sempet muntah juga, daritadi nyariin kamu." Ucap Ayah nya yang juga bergabung dengan mereka.

"Ututu adeknya abang tersayang, kangen abang ya? sini sini abang peluk." Juna berbicara dengan bibur yang sedikit monyong, membuat Juno sedikit jijik.

Juno berkata dengan suaranya yang sedikit serak, "Abang mah kepdan, orang Juno mau nagih janjinya abang. Katanya mau beliin bakmie kemaren. Juno kan lagi pengen makan itu." Kemudian dengan susah payah ia menyedot ingus yang menyumpal di hidungnya.

"Jijik ingus lo tuh. Iya iya, besok tapi. Sekarang mana buka." Juna pasrah.

"Tuh, udahkan? Sekarang adek tidur lagi ya? Abang pasti capek juga mau istirahat." Ayahnya membujuk dan di balas anggukan oleh si bungsu.

Akhirnya malam itu Juna bisa tidur dengan tenang dan nyenyak karena terlalu lelah. Sebelum mampir ke rumah Tian tadi, ia sempat membantu memindahkan alat-alat elektronik yang sudah lama dari toko Awin, entah hendak dikemanakan.

Thanks for Voted ☑
To be continued○○○

On process

Imperfect Me | JaeyongKde žijí příběhy. Začni objevovat