6

166 28 1
                                    

Imperfect Me | Jaeyong

Happy reading (ू•ᴗ•ू❁)

DOUBLE UPDATE! YEAY!


"Yan Yan! Bentar.''

Tian yang sudah setengah jalan menuju tempat parkir lantas menolehkan kepalanya kebelakang.

"Kenapa Jun?''

"Ehehe, gue boleh minta nomor lu?-

ehmm, nih tulis aja nomor lu. Nanti gue chat.'' Tian meraih handphone Juna, mengetikkan nomornya yang sudah ia hafal diluar kepala.

"Nih, udah.'' Juna tersenyum dan tak lupa mengucap terimakasih kepada Tian.



Dapet juga anjir - Juna

○●○

Pagi ini Tian senyum-senyum sendiri saat keluar dari kamarnya. Hari ini Tian memiliki mood bagus, semoga saja Dito tidak menghancurkannya.

Kenapa nih pagi-pagi senyum lebar banget? Ayah jadi takut. Ketempelan dimana kamu?''

Bukan Dito yang menghancurkan mood Tian, tapi ayahnya sendiri. Haah Tian jadi malas.

Nggak asik Ayah mah.''

Jadi, sebenarnya apa yang membuat Tian bahagia sekali?

Begini ceritanya,

kemarin setelah pulang dari mengambil hanphone dan mengantar Ten, Tian bergegas mandi dan ingin mengistirahatkan tubuhnya. Sebelumnya ia mengecek handphonenya, ada banyak pesan, telefon dan panggilan video yang diterimanya. Karena beberapa hari ponselnya rusak. Tian memilih pesan mana yang harus ia balas terlebih dahulu. Tapi sebuah pesan yang terlihat baru dikirim 15 menit lalu. Tian membukanya,


+62891011xxx
Save Yan! Juna

Oooh ternyata Juna.

Siap!


Tak lama kemudian mereka akhirnya saling bertukar pesan.

Dari situ Tian tahu kalau Juna masih seumuran denganya dan tidak disangka sekolah mereka didirikan oleh Yayasan yang sama, bedanya Tian bersekolah di SMA sedangkan Juna di Sekolah Teknik. Ternyata rumah Juna juga tidak jauh dari rumahnya, hanya berjarak beberapa blok dari rumahnya. Juna mempunyai adik yang saat ini duduk di kelas 6 sd. Junapun bercerita kalau dia suka hujan dan mie instant. Entah, Tian tidak tahu kenapa Juna menceritakan detail kehidupanya. Tapi tidak apa-apa, Tian suka-suka saja pada Juna.

Eh, maksudnya Tian suka mendapat teman baru seperti Juna.

"Udah senyumnya. Sarapan dulu terus berangkat dianter ayah ya?''

"Kenapa nganter Tian yah? Nggak ada kerjaan?''

"Cih, emang nganter anaknya sendiri ngga boleh? Nanti ayah nganter anak tetangga kamu ngamuk.''

"Udahlah yah! Tian jadi badmood nanti.'' Tian melirik ke arah sang ayah.

"Ya udah cepetan. Nanti telat ayah lagi yang salah.'' Pasrah ayah Brata.

Arjuna
Pagi Tian

Tian melihat hp yang tergeletak di sebelah lengannya. Juna mengirim pesan. Ia tersenyum kecil.

Pagi juga Junaa

Yan, nanti balik gue ke sekolah lu ya?

Anjir, ngegass banget gue-Juna

Lo ada acara apaan di sekolah gue?


Tian mengernyitkan keningnya bingung. Jika diingat-ingat sekolahnya sedang tidak ada acara yang melibatkan sekolah lain. Kenapa Juna mau kesana?

Ga ada apaapa

Terus?

Mau jemput lo. Pengen main ke rumah lo dalam rangka bersilaturahmi. hehe

Ehmm
Okedehh

Sip. Agak telat 10-15 menitan ya?

Okiss


Aah, kenapa Tian merasa wajahnya memanas? Dan apa-apaan senyum di bibirnya yang semakin lebar ini?

"Tian, ayah bener-bener mau ruqyahin kamu deh kayaknya.''

Tian gelagapan mendengar perkataan ayahnya. Hih! Kenapa ayahnya menyebalkan sekali sih pagi ini.

○●○

"Hai manusia jahannam!'' Dito memelototkan matanya pada Tian. Masih pagi sudah memancing keributan.

"Sialan manusia goa.''

"Lambemu sayang.'' Tian meletakkan tas nya disamping Dito.

Ia sebenarnya bingung, haruskah ia memberitahu Dito kalau ia akan pulang dengan Juna nanti? Tapi nanti Dito pasti akan menanggapi dengan reaksi berlebih. Tian malas.

Tapi jika tidak diberitahu dan kalau dia melihat Tian pulang dengan orang asing, Dito pasti akan mencecarnya dengan berbagai pertanyaan.

"Dit''

"Hmm''

Tck, Tian sebal. Sok cool sekali si bagong satu ini.

"Lo inget Juna? Yang waktu itu di bengkel, yang nganterin gue benerin hape.''

"Hmm''

"Ih anjing dengerin gue ga sih?!''

Kesabaran Tian itu setebal satu lembar tissue. Jadi jangan kaget.

"Iya gue inget. Kenapa sih?!''

"Nanti gue balik sama dia,

-sumpah gue ga minta. Dia juga ga nawarin.'' Tian segera memotong Dito yang akan melontarkan protes.

"Lah terus? Kok lo mau pulang bareng dia tolol?''

"Dia emang ga nawarin. Tapi to the point kalo mau jemput gue. Ya gue ga enak mau nolak.''

"Terserah lo lah. Yang balik sama dia kan lo.'' Benar juga sih. Kenapa Tian harus repot-repot memberitahu Dito?

"Hehehe''


Thanks for Voted ☑
To be continued○○○

On process

Imperfect Me | JaeyongWhere stories live. Discover now