13

60 4 0
                                    

Imperfect Me | Jaeyong

Happy Reading (ू•ᴗ•ू❁)






Karena hari ini hari sabtu, weekend, dan juga h-1 ujian akhir semester. Jadi Tian dan yang lain mengadakan belajar secara berkelompok, tentunya di rumah Tian. Setelah minggu kemarin kembali dari acara berkemah bersama, mereka memang sudah berencana untuk belajar bersama.

Pun juga dengan Juna, bedanya kini ia sedang berada di tempat les. Jangan kaget karena mengikuti les secara intensif adalah usulan sang Mama. Juna sebagai anak hanya menurut, toh itu juga baik untuknya.

Tapi tentu tidak untuk kedua temannya yang ikut terseret mengikuti les dengan Juna. Salah satunya tentu Awin, dan Julian sepupu dari pemilik bengkel yang sudah muncul di part awal, Bang Jordi.

"Mending gue ngotak-atik kulkas rusak aja ga sih?"

"Tau tuh si Ajun. Lagian kita sekolah teknik anjim. Kenapa dia ambilnya pelajaran anak SMA sih?"

"Emaknya bor yang milihin."

"Terus Emak kita pada kenapa iye-iye aje?"

"Itu yang dibelakang kalau tidak mau serius dipersilahkan keluar."

Akhirnya dua manusia yang sedang bergosip ria diam seketika. Jika bukan karena ancaman uang saku dan fasilitas yang akan dicabut oleh masing-masing orangtua, mereka tidak akan mau menginjakkan kaki apalagi sampai belajar di tempat ini. Ruangan luas ber-ac yang banyaknya hanya diisi oleh 10 orang. Sungguh membuat ingin segera kabur.

Sedangkan pemuda yang menjadi bahan gunjingan dengan tenang nya mengerjakan kuis yang diberikan oleh sang guru di bangku paling depan. Juna pun juga mempunyai sisi ambisius untuk memperoleh hasil terbaik, jadi dia rajin.

Setelah hampir 2 jam duduk dan mengerjakan kuis serta mendengarkan pembahasan akhirnya kelas les mereka bubar, pulang. Ketiga serangkai itu pun menuju tempat parkir.

"Mampir ke bang Jo dulu gak lu?" Tanya Awin pada Julian, hari ini Julian nebeng Awin karena motornya habis bensin.

Tidak elite memang.

Ya bayangkan saja. Mereka ini tergolong anak-anak kalangan orang berada. Juna yang ayahnya menjabat sebagai direktur perusahaan otomotif serta sang ibu yang menjadi wakilnya, itu alasan kenapa Juna masuk ke sekolah teknik. Awin, yang kalian sudah tau bahwa  Baba nya memiliki toko elektronik yang lumayan besar yang memiliki lebih dari 5 cabang yang tersebar di beberapa kota. Dan yang satu, Julian ini, kalian tidak akan menyangka anak badung yang suka membolos tapi tetap pintar ini adalah anak dari seorang walikota. Tapi lihat, mana perilaku yang mencerminkan sikap hedonism, tidak ada. Malah terkadang dia sering disangka gelandangan karena baju2 kumal yang sering ia pakai.

"Mampir lah, laper gue." Kata Julian sembari duduk di boncengan belakang motor Awin.

"Miskin, mampir kok cuma minta makan."
Juna menyahut.

Awin dan Julian pun saling pandang dengan perantara kaca spion sebelah kanan motor Awin.

"Aduh Jul, kayaknya temen lo kaca spionnya pecah ya?"

"Tauk."

"Jun, coba lo inget-inget deh. Udah berapa kilo nasi rumah gue yang ada di perut lo. Berapa dus mi instan yang lo makan. Berapa biaya listrik yang lo abisin buat charge hp, laptop, plus main ps di rumah gue. Sekarang yang miskin siapa?"

"Lo."

"Kok gue?!"

"Ya yang miskin lo lah win, itung lo udah rugi berapa? banyak. Lo bangkrut win."

"Kok gitu?!"

"Terserah. betmut gue liat tingkah kalian. cabut ajalah."

"Tungguin lah mamang! OY!"
Awin melajukan motornya tanpa peduli dengan Juna yang kelabakan.

Setiba di bengkel Jordi, Juna langsung merebahkan diri di sebuah kursi tunggu yang berada tepat di depan kasir bengkel. Untung saja keadaan bengkel Jo sedang sepi, jadi kehadiran 3 manusia jelmaan kera itu tidak menambah hawa yang panas ini semakin chaos.

Lain dengan Juna yang terlihat mulai terlelap karena kelelahan, Julian dan Awin malah rusuh mengobarak-abrik ruang belakang bengkel untuk mencari kudapan.

"Lo pada kalo mau akan gue saranin mending pulang aja. Ini bengkel kalo kalian lupa, bukan warteg." Jo muncul dengan setelan montirnya yang terlihat masih bersih sambil berjalan e depan dengan menenteng sekotak oli.

Keduanya menolah,
"Tambahin kali bang, ada food corner nya gitu. Masa bengkel gede mau minum aja susah." Julian ini, suka sekali nyinyir anaknya.

"Bentar lagi dah kalo bokapnya si begundal mau perpanjang kontrak. Gue bikinin noh kape depan sono."

"Gimana Jun bapak lo?" Tanya Awin.

Juna menggeliat dan beranjak duduk.
"Gatau bang gua mah. Tapi doain aja, tahun depan mau membentangkan sayap lebih luas kayaknya." Ucap Juna. Ia memang tak tahu menahu atas pekerjaan ayahnya. Padahal sang ayah kerap kali membujuk Juna agar mau belajar, mau bagaimanapun pada akhirnya nanti dari kedua anaknya, harus ada yang meneruskan usaha sang ayah.

"Gilaa makin tajir saja sahabatku satu ini, ntar kalo papah lo makin tajir angkat gue jadi adek lo dah Jun. Siap lahir batin gue." Ucap Julian sumringah.

"Set daah ni anak, kurang bergelimang harta lo? Orangtua dua duanya jadi anggota dewan juga, kurang apa?" Saut Jordi.

"Bukan nya gimana-gimana bang. Masalahnya kemarin udah mau di usir sama mami dari ndalem." Julian sedang curhat ceritanya.

(Ndalem: itu sebutan 'rumah' keluarga Julian. Karena ayah Julian walikota dan ibunya masih golongan darah biru, jadi dibangunlah 'ndalem' ini. Mau disebut rumah takut terlalu sederhana. Mana ada rumah dengan halaman depan saja bisa dipakai untuk arena bermain sepakbola dan halaman belakangnya penuh dengan koleksi bunga2 mahal sang nyonya rumah. Ditambah ornamen2 model kuno menambah nilai estetika dari 'ndalem' ini.)

"Bikin ulah apa lagi lu bocah?" Awin tak habis pikir, adaa saja tingkah teman-temannya ini.

"Ga sengaja kucingnya mami lepas. Untung di depan dicegat sama satpam 4 orang."

"Kucing? Mami lo peliara kucing emang?" Seingat Awin, tidak ada kucing di rumah Julian. Yang hanya ada sepasang kuda, beberapa jenis burung, ikan-ikanan dan satu ekor-

"Jaguar? Si bayi Jaguar maksud lo?" Tebak Juna.

"Iya itu maksudnya. Si Penty."

"KENAPA PENTY SIH?!" Jordi heran, tidak ada nama lain? Seriously? Celana dalam?

"Ya kan masih family nya Panthera bang. Nickname nya panty." Jelas Julian.

"Terserah lo deh. Capek bergaul sama orang kaya."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 20, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Imperfect Me | JaeyongWhere stories live. Discover now