OO65. Hampir Oleng

14.3K 1.8K 198
                                    

BAYAR PARKIR DULU YA, KALO UDAH BARU LANJUT.

UDAH YA?

HAPPY READING💙

"Mau kemana?" suara bernada datar itu membuat Harin memalingkan pandangan. Dia mengigit bibir, merasa sakit hanya untuk sekedar menjawab jadi memilih diam.

"Turun. Nanti gue tangkap." katanya lagi menyakinkan.

"Ini cuma dua lantai, bisa sendiri." akhirnya setelah lama saling menatap Harin pun turun dari balkon menuju belakang pekarangan Markas Utama tanpa menimbulkan suara sama sekali karena lelaki yang malam itu mengenakan hoodie berhasil menangkapnya.

"Kala, kok kainnya bisa kependekan!?" keluhnya dengan bibir mengerucut dan membuat Kala terkekeh pelan.

"Lo mau latihan jadi Rapunzel?"

"Gue mau kabur. Mau kabur." Harin masih berada dalam rengkuhan Kala yang entah kenapa terlihat nyaman. Mungkin karena Kala pakai hoodie kali ya? Tapi bahunya juga senderable sih.

"Pintu depan ada." ujar Kala sambil menurunkan Harin dan menarik kain yang membentang sepanjang balkon kamar Ares sampai lantai bawah yang menggantung.

"Itu namanya bukan kabur." Harin menyahut gemas. "Awas ada tasnya!"

Hap lalu ditangkap!

Kala masih tidak habis pikir, Harin memang gadis yang unik dan berbeda. Sudah kabur pakai cara tidak biasa, di ujung kain itu juga dikaitkan dengan tas yang isinya berat walau tak seberat batu. "Bahaya kalau kena kepala." Kala memperingatkan Harin. Betapa superiornya Harin menangkap tas itu sendiri yang jatuh dari lantai dua.

Memangnya itu hanya plastik bekas makan basreng dua ribuan yang tertiup angin?

"Gue mau kabur. Abisnya kamar Ares udah bikin muak." ucap Harin yang membuat Kala menaikkan sebelah alisnya. "Gue mau nyari angin sebelum subuh."

"Masuk angin nanti,"

"Gak bakalan."

"Liat yang lo pake, nyari penyakit adanya." decak Kala. Harin cuma memakai baju tidur tipis motif Gudetama yang dilapis cardigan rajut. Dia juga masih pakai sendal bulu. Pipinya yang gembul itu juga ada rona kemerahan, dia pokoknya seperti habis mabok air mata, read : nangis.

"Gak. Gue kebal." kata Harin, keukeuh.

"Mau kemana?"

"Mau nyari angin, Kalaaa."

Kala masih memandang Harin dengan sorot datar namun terlihat sangat sabar. "I listen to you."

"Randomly place, I don't know." Harin menjawab usai menghela napas pendek. Karena dia memang tidak punya tempat tujuan yang jelas.

"Gue temenin."

Harin tersenyum lebar. "Bawa termos, kita piknik liat sunrise sambil mam pop mie." ujarnya pelan tapi bersemangat.

"Di sevel ada pop mie." Kala menjawab sambil mengambil alih tas dari gendongan Harin. Mereka berdua berjalan dengan langkah sedikit mengendap agar tidak berisik.

"Gak seru dong, sekarang lo masuk ambil termos di rak sebelah kompor. Termosnya punya Varo, yang iron man."

Kala meringis gemas lalu mengikuti apa yang dikatakan Harin. Dia bahkan membuatkan toast simpel. "Makan."

RecherchèTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang