1. Kenapa Harus Dia sih?

33.2K 1.7K 33
                                    

Terkadang, orang yang paling kita hindari adalah orang yang tidak disangka-sangka akan mendekat.

Mungkin kita boleh menghindar juga membencinya. Tapi tidak ada yang tahu rencana Tuhan...

Sang pencipta terlalu menyayangi umatnya sebesar apapun kesalahannya. Kesempatan yang ia berikan mungkin membuat orang yang mendapatkannya akan bersyukur. Namun sebagian mungkin tidak.

Kata-kata 'Kenapa Harus Dia sih?' selalu terpatri di pikiran hingga membuat kepala pusing. Meruntukki takdir dan bertanya, 'Harus Dia lagi, Tuhan? Tidak Ada Orang Lain?'

Tapi... Dibalik pertanyaan itu Tuhan pasti punya 1001 jawabannya. Dan manusia tidak dapat menolak apa yang tuhan kehendaki.

Seperti ia yang tidak dapat menolak cerita ini...

°°°

"Jadi, lo beneran nekad ambil apartemen, Ra?" Tanya Atika tepat ketika Gira dengan malas membiarkan tubuhnya terjatuh di atas tempat tidur.

Alih-alih menjawab, perempuan dengan rambut yang digulung bersama handuk di kepalanya itu menghela nafas pasrah.

"Ya, mau gimana lagi? Gue harus cari tempat buat kabur dari rumah! Atau pilihan gue cuma satu!"

Tinggal bareng ibu atau ayah dengan keluarga baru mereka!

Gira mana mau! Ya kali dia harus membuat dirinya semakin hancur karena kenyataannya kedua orang tuanya memilih berpisah dan membangun rumah tangga barunya masing-masing.

Jadi, Gira memilih opsi untuk menyewa di salah satu apartemen dekat kantor sebagai jalan keluar. Sebenarnya rumah yang dulunya ia tinggali bersama ayah dan ibunya masih ada, namun hanya saja kedua orang tuanya itu sudah berniat untuk menjualnya sebagai harta gono-gini. Dan sebagian hasilnya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan Gira.

Sebenarnya Gira tidak mau rumah itu dijual, karena banyak sekali kenangan indah bersama kedua orang tuanya. Sedari kecil dia sudah besar di rumah itu, dia tumbuh dan besar di sana. Dan dia hancur ketika menghadapi kenyataan bahwa kedua orang tuanya lebih memilih berpisah juga di sana. Tapi mau bagaimana lagi? Gira hanya bisa pasrah ketika orang tuanya malah terlihat bahagia dan memilih pasangan masing-masing. Tanpa tahu bahwa putri mereka lah yang menjadi satu-satunya orang paling merasa sakit tidak dapat melihat keduanya di satu atap yang sama bersamanya.

Atika yang melihat sahabatnya yang 5 tahun ini sudah murung karena satu hal, sekarang tambah murung karena perpisahan kedua orang tuanya. Ia berinisiatif mengelus pundak Gira, menyalurkan semangat, "Yang sabar ya, Ra. Mungkin ini sudah takdirnya bokap nyokap lo."

"Ah, teuinglah! Gue mau balik ke rumah, mau ambil barang-barang buat pindah ke apartemen baru." Gira langsung beranjak dari kosan Atika yang selama 1 bulan ini ia tempati. Tak baik juga merepotkan sahabatnya terus menerus seperti ini.

"Mau gue bantuin gak?"

Gira sontak menggeleng, "Gak usah. Kan lo mau jemput Bang Esa ke Bandara hari ini."

Perkataan Gira membuat Atika menepok jidatnya, "Bisa-bisanya gue lupa mau jemput Bang Esa nanti sore. Hadeh, maaf banget ya, Ra! Jadi gak bisa bantuin lo pindahan deh!"

Mendengar penyesalan Atika, membuat Gira hanya tersenyum maklum, "It's okay, ka! Kalau begitu gue duluan ya, soalnya gue udah janjian sama manajernya jam sembilan kemarin."

Cek Apartemen Sebelah [END]Where stories live. Discover now