30. Karena Dia Takdir mu

6K 563 39
                                    

°°°

1 bulan kemudian...

"Yah akhirnya lo balikan sama mantan lo si puji Dewa. Dan sekarang malah mau nikah lagi. Gila sih, cerita lo ending fairy banget, Ra!"

Gira berbalik dengan riasan yang belum sepenuhnya selesai. Menatap sahabatnya itu dengan tidak setuju.

"Nggak fairy banget tahu! Lo 'kan tahu gue sebelum itu gue sama Dewa harus mendaki gunung lewati lembah buat sampai ke titik ini, tau!" Ujar Gira mendramatisir.

"Ninja Hatori lo berdua, ha?"

"Ish, udah ah! Lo mah nggak ngerti! Kak Tesa kalau punya temen cowok yang jomlo tolong kenali ke temanku itu dong! Kasihan jomlo dari zigot ditinggal gebetan nikah!" Kata Gira kepada sepupunya yang datang jauh-jauh dari Medan yang juga memang seorang penata rias pengantin profesional.

"Ck, berisik lo, Ra! Au dah, gue mau tiduran bentar deh. Lo kawinnya masih lama 'kan?"

"Gue mau nikah, bukan kawin! Kalau kawinnya mah nanti ihhh!"

"Loh, Dewa belum bobol lo kemarin? Kuat juga imannya padahal kalian tinggal sebelahan. Salut gue!"

"Ya kali lah, Ka! Dewa nggak setolol mantan gebetan lo itu, ege! Lagian lo nyebelin banget ya hari ini anjirr! Iri tanda tak mampu ya gitu tuh!"

Kedua sahabat itu terus saja bercokol. Entahlah, Atika sedang bersemangat membuat sahabatnya itu kesal. Atau mungkin saja dia ingin menghabiskan waktu berbicara lebih lama lagi sebelum Gira menikah. Karena setelah ini mungkin saja mereka tidak memiliki kesempatan seperti dahulu lagi dikarenakan Dewa akan memboyong sahabatnya itu untuk menetap di Bandung.

"Lo harus nurut sama suami lo, Ra! Setelah ini kehidupan lo bakalan beda banget! Bangun tidur lihat muka dia, mau tidur lagi juga lihatnya muka dia. Sekarang surga lo ada di dia, berkahnya dari dia semua. Apa yang lo lakuin sama dia berpahala. Ya walaupun dia pernah sakiti lo dulu sih. Tapi, kalo dia berani macam-macam lagi, lo lapor aja sama gue! Biar kita sama-sama gebukin si puji Dewa nenek tapasya itu! Oke?" Kata Atika tepat 5 menit lagi akad akan dimulai.

Gira mengangguk pelan. Matanya mulai berembun karena haru mendengar perkataan sang sahabat. Bahkan disaat begini, bukan ibunya yang seharusnya mengatakan apa yang Atika katakan tadi. Ia tidak tahu dimana ibunya itu sekarang. Mungkin saja masih menelan kekecewaan karena ia malah menikahi mantan kekasihnya, alih-alih dengan Nakula yang sudah dijodohkan dengannya.

Ditambah lagi Dewa bertengkar hebat dengan Indra-ayah tirinya yang juga tentunya sekaligus Om dari pria itu. Gira tidak tahu pasti apa yang mereka perkarakan karena Dewa marah-marah dengan bahasa Sunda yang tentunya tidak ia pahami. Namun yang pasti itu adalah masalah keluarga yang berkepanjangan yang seperti Nakula ceritakan.

"Jangan nangis! Nanti make up lo luntur ege! Kasihan tau kakak lo udah dandani!" Cibir Atika tertawa santai walaupun matanya juga ikutan berembun.

Gira mencibik dengan matanya yang berkaca-kaca, "Ya habis lo sih!"

"Perkataan gue yang sebelumnya tadi jangan diambil hati, ye! Gue harap setelah lo nikah nanti, kita masih bisa kek dulu lagi. Kalo ada apa-apa, jangan lupa cerita! Jangan dipendam sendiri! Ada gue yang udah pengang 5 tahun jadi mamah Dedeh buat lo!"

"Huhu... Jangan buat gue makin terharu, ka!"

"Iya iya, etdah malah makin nangis lo! Jelek nanti Dewa nggak mau nikah sama lo tahu rasa!"

Cek Apartemen Sebelah [END]Where stories live. Discover now