17. Liliandil

914 167 22
                                    

Harry Potter by J.K Rowling
Narnia by C.S Lewis
Magic Portal by Alyn Granger
.
8th year after war
.
Happy Reading
.
.
Warn: typos in everywhere!!!!

Sad ending seru kali ya?

"Malfoy, kau merasakan ada getaran sihir yang kuat?" Hermione duduk di sebelah Draco

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Malfoy, kau merasakan ada getaran sihir yang kuat?" Hermione duduk di sebelah Draco. Saat baru bangun dari tidurnya, gadis itu merinding bukan main.

Draco menyadari bahwa ada gelombang sihir yang kuat di sekitar perairan ini. "Iya. Aku merasakannya."

Terbukti saat pertama kali sampai ke pulau ini. Terlihat kabut hijau yang seperti asap mengepul di udara. Draco kira itu hanyalah kabut semata, namun, ternyata itu adalah gelombang sihir. "Saat hari di mana munculnya Eustace berubah menjadi naga, aku menjatuhkan tongkat sihirku."

"Kenapa bisa? Kau tidak seceroboh ini sebelumnya." Hermione berkerut. Bibirnya maju sesenti. Ia menenggelamkan wajah pada lutut kaki.

"Aku kira tidak ada manusia di atas Eustace. Jadinya aku berniat untuk mengeluarkan avada kedavra. Saat tikus itu bilang bahwa ada seseorang di atasnya ia menendang tongkatku dan membuat sihirnya menjadi meledak."

Hermione menaikkan wajahnya. Menatap Draco garang. Tangannya terkepal kuat karena mendengar penuturan pria yang pernah berubah menjadi musang putih. "Kau bermaksud membunuhku?"

Pria itu melambaikan tangan di depan dada dengan cepat. Wajahnya terlihat panik. Bisa gawat jika ia membangunkan singa betina yang sedang bergelung ria di atas rumput dan pancaran sinar mentari. "Tidak. Kau salah paham. Bagaimanapun juga aku panik. Karena tidak bisa menemukanmu saat itu."

Hermione terdiam mendengar penuturan dari Draco. Pria itu melirik sang gadis. Ia menghela napas. Keningnya mengerut kala hempasan angin akibat sayap Eustace yang terlalu kencang selalu saja menyibak surai putihnya. Sudah berantakan, kini malah lebih berantakan. "Kau marah?"

Gadis itu menggeleng. "No, Malfoy. I-"

"Draco." Pria itu mendekatkan jarak mereka. Hermione tertegun dengan mantan musuhnya ini. Draco menatap Hermione dengan lurus. Sedikit pancaran tuntutan dari balik obsidian kelabu. "Kita sudah sepakat untuk memanggil nama masing-masing, bukan?"

Kening Hermione hampir menyatu. Ia menyibak surai cokelat lalu menguncirnya. "Kapan? Aku tidak merasa kita harus memanggil nama depan dengan leluasa."

Kali ini Draco yang tidak percaya. "Kau lupa hari di mana  kita berci-"

Ah gawat, batin Hermione. Ia dengan segera membekap mulut Draco agar tidak berbicara lebih. Wajahnya kian memanas kala mengingat serpihan adegan yang agak panas itu. Sialan. Gadis itu ingin menceburkan diri ke lautan saja rasanya. Setelah itu, Draco tertawa dengan sangat kencang membuat Lucy yang melihat ikut tesenyum. Caspian pun turut tersenyum akibat gelegar tawa musang pirang satu ini. Edmund yang sedang membersihkan pedang, melihat ke arah Draco dan Hermione duduk. Pandangannya agak memudar karena gadis itu terlihat bercahaya saat sinar mentari memantul ke baju putih yang Hermione pakai.

[✔️ ] Magic Portal; DRAMIONEWhere stories live. Discover now