3. When we met

2.4K 442 104
                                    

Harry Potter by J.K Rowling
Narnia by C.S Lewis
Magic Portal by Alyn Granger
.
8th year after war
.
Happy Reading
.
.

Hermione membuka matanya. Ia tidak
merasakan sakit apapun. Melainkan pijakan yang empuk. Hermione tersadar bahwa ia berada di sebuah pantai dengan laut yang sangat biru. Ia mencari-cari Draco Malfoy.

"Singkirkan tubuh kurusmu dari atasku, semak!"

Hermione menjerit tertahan, ketika tahu bahwa ia mendarat di atas tubuh Draco Malfoy. Lantas, Hermione berdiri dan membersihkan seragamnya. Mengedarkan pandangan. Sedangkan Draco, mencari-cari tongkatnya. Seketika ia bersyukur pada Merlin bahwa tongkatnya masih dalam keadaan utuh.

"Di mana tongkatmu?" Tanya Draco dan menyipitkan matanya saat sinar matahari keluar dari sisi bulu mata dan menyorot kelabu indahnya.

Hermione berseru panik. "Astaga tongkatku di mana!" Ia meraba seragamnya dan menghela napas ketika menemuka tongkat cantik dari dalam saku seragamnya.

Hermione kembali mengedarkan pandangannya. Sepertinya ia pernah melihat tempat ini. Tapi di mana? Hermione berpikir dengan keras, sampai suatu angin membuat pandangannya tertutup. Ketika angin itu mereda, Hermione melihat empat orang yang sama terkejutnya.

Salah satu dari mereka mengarahkan sebuah senter tepat pada mata Hermione. Sontak Hermione menjerit kecil dan menutup matanya menggunakan kedua tangan. Draco reflek melindungi gadis bersurai mahoni.

"Merlin shake, jauhkan senter bodohmu dari matanya. Kau bisa membuatnya buta!" Teriak Draco pada orang yang menyorot mata Hermione dengan senter.

Perempuan yang lebih dewasa namun tidak terlalu dewasa mengambil senter orang tersebut dan meminta maaf. "Maafkan adikku. Mungkin ia tidak sengaja." Selanjutnya perempuan itu mengulurkan tangannya. "Namaku Susan Pevensie. Dan siapa nama kalian?"

Karena tidak ada pergerakan dari Draco, akhirnya Hermione membalas uluran tangan tersebut. "Aku Hermione Granger dan dia," Hermione menunjuk Draco, "Namanya Draco Malfoy."

"Draco Malfoy? Namamu seperti Naga yang menjujung tinggi harga dirinya." Sahut seorang gadis yang paling muda. Ia tertawa setelah itu.

"Ah, manisnya. Tapi perempuan yang satu itu juga sangat cantik. Merlin, aku iri!" Batin Hermione menangis.

Orang yang menyinari Hermione dengan senter, sempat memandang Hermione beberapa detik. Tapi setelah melihat pemuda di samping gadis itu, ia langsung mendecih tidak suka. Hermione telah mengetahui nama mereka. Yang tertua bernama, Peter. Yang kedua bernama, Susan. Si cantik yang membuat Hermione iri. Yang ketiga bernama, Edmund. Pemuda itu sebelas-dua belas sifatnya seperti Draco Malfoy. Dan yang terakhir bernama, Lucy. Hermione menyukai anak perempuan yang satu ini.

Saat Hermione berbalik, ia menyadari sesuatu yang ganjal. Sangat amat ganjal. Keganjalan tentang, bagaimana mereka bisa sampai disini, nama-nama mereka berempat. Hermione menubruk Draco dengan histeris. Wajahnya seperti melihat ribuan dementor yang sedang menyedot ubun-ubun kepala platina tersebut.

"DRACO KITA DI NARNIA!"

••••

Di perjalanan Draco maupun Hermione saling berdiam diri. Tidak seperti ke empat Pevensie. Bila Hermione diam karena memikirkan bagaimana mereka bisa terperangkap dalam Narnia. Lain lagi dengan Draco yang memikirkan, bagaimana bisa Hermione bisa memanggilnya dengan nama depan. Argh... Draco lelah. Draco ingin pulang. Draco ingin rebahan. Dan terlebih lagi perut Draco sangat lapar.

[✔️ ] Magic Portal; DRAMIONEWhere stories live. Discover now