8. Terbukanya Identitas

1.9K 330 68
                                    

Harry Potter by J.K Rowling
Narnia by C.S Lewis
Magic Portal by Alyn Granger
.
8th year after war
.
Happy Reading
.
.
Warn: typos in everywhere!!!!

Hermione tengah menatap takjub pemandangan dari atas kapal. Ia memejamkan matanya saat angin laut menerpa kulit pucatnya. Bibirnya sedikit terangkat. Cuaca hari ini sangat bagus, tidak dingin dan tidak terlalu panas. Langit pun ditaburi dengan pernak pernik awan yang dapat menyembunyikan matahari. Sejenak ia memikirkan cara untuk kembali dan kembali bersama dengan teman-temannya. Namun, setelah ia pikir dua kali. Rasanya tidak mungkin kembali dengan cepat sedangkan dirinya belum banyak berpetualang mengarungi samudera.

Di sisi lain, Edmund yang sehabis beradu pedang dengan Caspian tengah berjalan-jalan untuk sekedar melihat isi kapal. Pria itu menemukan seorang gadis dengan rambut megar tengah berdiri memandang air laut. Sudut bibirnya berkedut mengembang. Dihampirinya gadis tersebut oleh Edmund. "Hermione?"

Hermione menoleh lalu membenarkan tatanan rambutnya yang kembali berantakan karena ulah sang angin. "Ada apa, Ed? Kau tidak bersama Lucy?"

Edmund menggeleng dan menyandarkan dirinya di deck kapal. Sedikit menghela napasnya dan membuang pandangannya pada lautan. "Aku tidak pernah mengira akan kembali ke Narnia."

"Sepertinya ini pertama kali kita berbicara." Hermione menghadapkan dirinya ke arah Edmund dan tertawa.

Pria bermanik cokelat tua itu seperti terhipnotis pada senyuman gadis di depannya. Edmund terkekeh pelan. Ia membenarkan rambutnya yang sedikit memanjang. "Ya, karena aku tidak punya keberanian untuk berbicara denganmu. Selain itu waktu itu kita terbatas."

Hermione tersenyum miris mendengarnya. Waktu mereka memang terbatas, mengingat ia dan Draco yang pergi secara misterius karena merasakan aura sihir yang kuat. Gadis itu pun masih bertanya-tanya kenapa ia harus melalui hal yang sial bersama dengan Draco. "Ed, aku rindu Susan dan Peter. Mereka di mana?"

"Amerika. Mereka ikut dengan Ayah. Aslan pernah bilang bahwa perjalanan mereka ke Narnia sudah tidak bisa." Hermione terdiam mendengar penuturan Edmund. Terbesit rasa senang pada hati kecilnya. Pria pemilik senyum menawan itu kembali berucap dengan senyum yang mengembang. Membuat ketampanannya jauh diambang maksimal. "Kau dan Susan sedikit mirip."

"Aku? Susan? Tidak sama sekali." Hermione tertawa hambar.

Edmund terlihat berpikir. "Kalian cantik, pemberani, cerdas. Apalagi yang tidak sama?" Tanya Edmund penasaran.

"I think, Susan is more pretty than me." Hatinya sedikit iri ketika pertama kali memandang wajah sang Ratu Narnia yang satu itu. Sifatnya yang anggun dan ke-ibuan membuat siapapun tidak bisa memalingkan atensinya.

Namun, Edmund menyanggah pernyataan Hermione dengan cepat. "No!" Gadis itu mengerutkan keningnya bingung. Ia sedikit memiringkan kepalanya dan memandang Edmund. Yang ditatap hanya membersihkan tenggorokannya grogi. "Kau lebih cantik."

Tap.. tap..

"Edmund!"

Lucy datang bersama dengan Draco yang memasang wajah angkuhnya. Pria bersurai platina itu memandang baik Hermione maupun Edmund dengan pandangan jengah. Gadis itu tidak pernah tahu apa yang ada dalam pikiran seseorang yang pernah menjelma menjadi musang albino.

Raut wajah Lucy berubah menjadi panik. Ia mendekat ke arah Edmund dan menggenggam tangannya. Gadis itu menatap Hermione dengan pandangan menyesal. "Aku minta maaf karena mengganggu waktu kalian berdua. Tapi, Edmund, Eustace membuat masalah."

[✔️ ] Magic Portal; DRAMIONEWhere stories live. Discover now