21. Masa Lalu Safira

103 18 74
                                    

Nathan memarkirkan motornya di pinggir sebuah toko kelontong yang ada di daerah rumah Safira. Lelaki itu hendak membeli sesuatu sebelum ke rumah kekasihnya.

Setelahnya ia berjalan menuju ke rumah kekasihnya, tetapi Nathan melihat Safira tengah berbincang dengan seorang lelaki paruh baya dan yang membuatnya terkejut adalah lelaki itu membawa tiga orang berseragam yang sering mengejar gadisnya.

Nathan berjalan mendekat dan bersembunyi di balik tanaman, berniat menguping pembicaraan mereka.

"Kalau kamu gak mau, Papa terpaksa ajak kamu pulang dengan kekerasan." Nathan mengerutkan dahi mendengar sebutan papa yang keluar dari mulut lelaki itu.

"Orang tua itu ayahnya Safira?" batinnya bertanya-tanya.

Nathan sangat terkejut ketika ketiga orang berseragam tadi menyeret Safira dari sana, gadis itu berteriak dan mencoba memberontak meski gagal.

Nathan yang geram langsung berlari menghampiri mereka dan berteriak, "Berhenti! Lepaskan Safira!"

"Siapa kamu? Jangan ikut campur urusan saya!" hardik lelaki paruh baya itu. Nathan tersenyum sinis mendengarnya.

"Gue pacarnya. Lepasin Safira sekarang atau kalian akan tahu akibatnya!" ancam Nathan.

Nathan bisa melihat lelaki tadi mengisyaratkan kepada anak buahnya agar segera menyerang Nathan.

Dengan sigap lelaki itu menangkis serangan beruntun dari ketiga orang berseragam hitam tadi.

Nathan mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Safira dan hal itu membuat fokusnya pecah.

Satu pukulan mendarat tepat di pipinya hingga warna kebiruan muncul. Nathan menyentuh pipinya yang terluka, kesabarannya menguap begitu saja digantikan dengan amarah.

Dengan brutal ia membalas serangan ketiga orang yang mengeroyoknya. Ia arahkan pukulan dan tendangannya ke titik vital musuh yang membuat ketiga orang tadi tak bisa berkutik.

Setelah dirasa memenangkan pertempuran, Nathan segera menghampiri Safira dan menarik tangan gadis itu, mengajaknya bersembunyi. Nathan menyesal memarkirkan motornya agak jauh.

Sedangkan lelaki paruh baya tadi menyuruh anak buahnya untuk segera mengejar Safira dan Nathan.

Kedua remaja itu bersembunyi di gang kecil yang sangat sempit, bahkan keduanya terhimpit sekarang.

Suara langkah kaki mendekat. Ketiga orang tadi berhenti tepat di samping Nathan dan Safira yang tengah bersembunyi.

Nathan menutup bibir Safira dengan telapak tangannya agar gadis itu tak mengeluarkan suara.

"Cepet banget mereka larinya," kata salah satu dari mereka.

"Kita cari lagi, mereka pasti belum jauh dari sini," balas temannya, lalu ketiga orang tadi kembali berlari menjauh.

Nathan melepaskan bekapan tangannya setelah itu. Keduanya kini bisa bernapas lega dan keluar dari tempat persembunyian.

Nathan membawa Safira menuju ke tempat ia memarkirkan motornya. Keduanya harus segera pergi sebelum ketiga orang tadi menemukan mereka.

Nathan melajukan motornya dengan keecapatan penuh yang membuat Safira sedikit takut. Gadis itu berpegangan kuat di jaket Nathan.

Setelah beberapa menit, Nathan memarkirkan motornya di sebuah cafe. Lelaki itu membantu Safira turun lalu keduanya masuk ke dalam dan duduk di salah satu meja.

Nathan ingin melemparkan beberapa pertanyaan untuk Safira, tetapi teman lelaki itu malah datang menghampiri meja mereka.

"Nath, baru dateng?" sapanya.

Fall in Love with Gangster Boy (END)Where stories live. Discover now