32. Gema vs Nathan

74 23 71
                                    

Gema sampai di rumahnya, namun ia mengerutkan kening karena melihat kendaraan lain terparkir di halaman rumahnya.

"Motor siapa, nih? Kok, gue baru lihat," pikirnya.

Ia turun dari motor dan melepas helm lalu masuk ke dalam rumah. Dapat ia lihat seseorang tengah duduk di sofa ruang tamu, membelakangi pintu masuk.

Gema kenal siapa dia, bahkan dari belakang saja dirinya sudah tahu jika itu adalah sosok Nathan.

"Nath? Tumben ke rumah gue gak ngabarin dulu, ngapain ke sini? Motor lo baru? Keren juga," tanya Gema dengan nada bersahabat.

Namun tidak dengan lelaki di depannya itu. Nathan berdiri dan berjalan mendekat ke arah Gema.

Tanpa aba-aba, ia memukul Gema tepat di wajahnya hingga bibir lelaki itu sobek.

Gema yang terkejut karena diserang tiba-tiba langsung balas menyerang Nathan. Ia mengarahkan tinjunya pada Nathan, namun berhasil ditepis olehnya.

Gema layangkan lagi pukulannya, namun dengan sigap Nathan mencekal tangan Gema dan memelitirnya lalu menarik tangan itu ke belakang.

Ia menendang lutut Gema hingga lelaki itu jatuh berlutut di lantai. Ia meringis kesakitan karena Nathan tidak kunjung melepakan pelintiran tangannya.

"Mau lo apa? Kenapa tiba-tiba nyerang gue gitu aja?" bentak Gema sambil terus meronta.

"Dasar brengsek lo! Maksud lo apa ngedeketin Safira? Lo sendiri yang bilang ke gue dia bukan cewek baik-baik." Gema tertawa setelah paham alasan Nathan menghajarnya.

"Gue jelasin, lepasin dulu. Sakit bego!" Gema masih mencoba meronta.

Nathan melepaskan Gema dan mendorongnya hingga jatuh tersungkur ke depan. Lelaki itu melirik Nathan dengan tatapan kesal.

Ia berdiri dan duduk di sofa miliknya sementara Nathan masih berdiri di sana, menunggu Gema buka mulut.

"Jelasin maksud lo apa. Lo gak ada niat buat nikung gue, 'kan?" Gema kembali tertawa.

"Gue nikung lo? Gak salah? Lo sendiri yang mutusin buat jauh dari Safira bukan? Gue deket sama dia karena bokapnya nitipin Safia buat gue jagain, kenapa? Lo cemburu? Masih cinta lo sama dia?" Gema tersenyum sinis.

Nathan diam tidak menjawab. Rahangnya mengeras, jujur saja dirinya masih tidak paham dengan perasaannya sendiri.

Di satu sisi ia masih kecewa pada Safira, namun di sisi lain ia merindukan gadis itu, merindukan senyumnya, cerewetnya, semua hal tentang Safira.

"Jangan pernah lo berniat buat celakain dia atau manfaatin dia buat kepentingan lo. Kalau gue sampai tahu, lo beneran bakalan habis, Gema!" Nathan melangkah pergi dari sana.

Gema bertepuk tangan. "Well, gimana kalau ternyata gue emang berniat manfaatin dia buat kepentingan gue?"

Nathan kembali berbalik dan berlari. Ia melompat ke arah Gema dan menghajarnya lagi.

"Dasar brengsek lo!" Nathan memukuli Gema berulang kali hingga lelaki itu jatuh tersungkur ke lantai.

Gema tidak membalas atau menghindari serangan dari Nathan. Ia hanya pasrah meski kini wajahnya penuh dengan lebam dan darah kering akibat serangan dari Nathan.

"Gue peringatin sekali lagi, Gema. Kalau lo berani celakain Safira maka gue pastikan lo bakal lengser dari jabatan lo sebagai ketua."

Bukannya takut, Gema malah tertawa. Ia membisikkan kata-kata yang membuat Nathan benar-benar marah.

Nathan menendang perut Gema dua kali setelahnya ia benar-benar pergi dari sana. Melanjukan motornya dengan kecepatan penuh.

Sementara Gema, ia terkekeh pelan melihat Nathan. "Sepertinya akan semakin menarik," katanya.

Fall in Love with Gangster Boy (END)Where stories live. Discover now