31. Membuat Cake

86 23 57
                                    

Setelah berganti pakaian, Safira berjalan menuju dapur, menyusul Gema yang sudah terlebih dulu ada di sana.

Ia mengambil karet gelang dan mengikat rambutnya. Mempersiapkan alat dan bahan untuk membuat sponge cake.

Mencuci tangannya terlebih dahulu agar bersih lalu memanaskan oven terlebih dahulu.

Mengambil wadah untuk membuat adonan kuning telur. Ia mengambil tiga butir dan menyisihkan putihnya ke wadah lain.

Menambahkan minyak sayur, susu cair, vanila dan garam secukupnya. Safira menyuruh Gema membantu memasukkan tepung yang tadi telah diayak terlebih dahulu dengan perlahan sementara dirinya mengaduk adonan sampai tercampur rata.

Kini ia mengambil putih telur yang telah disisihkan dan mencampurnya dengan mixer agar mengembang. Menambahkan gula sedikit demi sedikit secara bertahap sampai adonan mengembang. Setelahnya ia menambahkan sedikit cream.

Safira meraih adonan pertama dan mencampurkan putih telur yang telah mengembang tadi ke dalam wadah adonan secara bertahap sementara Gema yang mengaduknya agar tercampur rata.

Lelaki itu sedikit pegal dan menghentikan kocokannya pada adonan. "Kok berhenti? Belum selesai, aduk lagi!" titah Safira.

"Pegel tangan gue," keluh Gema sambil memijit lengannya sendiri.

"Alah lebay, ini cuma ngaduk adonan bukan disuruh ngehajar sepuluh orang," sindir Safira.

"Justru gue lebih milih berantem sama sepuluh orang daripada ginian," balas Gema santai.

Lelaki itu mengambil adonan lalu mencolekkannya ke wajah Safira. Gadis itu terkejut lalu mengelap adonan di pipinya.

"Gema!" kesalnya. Ia mengambil adonan lalu melakuka hal yang sama, namun Gema menghindar hingga membuat Safira makin kesal.

Gadis itu menggenggam sisa tepung terigu lalu berlari mengejar Gema, melemparkan tepung tadi hingga mengenai wajah dan rambut lelaki itu.

Safira tertawa hingga memegangi perutnya karena kram. "Makanya jangan cari gara-gara sama aku."

Gema berdecak. Safira mendekatinya, membantu Gema membersihkan tepung di pakaian dan rambutnya. "Makanya lain kali jangan iseng, kena batunya, 'kan."

Safira menarik pakaian Gema dan menyuruh lelaki itu menunduk. Membersihkan rambut lelaki itu dengan menepuknya.

"Udah," kata Safira. Gema yang tadinya menunduk langsung berdiri tegak, namun ia tidak tahu jika Safira masih berada di dekatnya, membuat kepalanya bertabrakan dengan dagu Safira.

Gadis itu neringis karena sakit, giginya tanpa sengaja mengoyak bibir hingga berdarah.

"Oh, my bad." Gema menggiring Safira ke wastafel lalu menyuruh gadis itu berkumur.

"Kotak P3K lo di mana?" tanya Gema, Safira menunjuk ke salah satu laci lemari yang ada di atas.

Gema mengambil kotaknya dan membukanya. Memilih satu krim lalu mengoleskannya pada bibir Safira yang terluka akibat terkoyak giginya sendiri.

Gadis itu mendesis karena perih. "Gimana, masih sakit?" Entah kenapa Safira merasa jika Gema khawatir padanya.

Gadis itu menggeleng. "Udah baik-baik aja, makasih."

"I hope you can forgive me, i didn't mean to .... " Gema belum selesai meminta naaf, namun Safira segera membungkam mulut lelaki itu dengan jemarinya.

"No problem, aku baik-baik aja. Hanya luka kecil. Ini cuma kecelakaan, kita lanjut bikin kuenya lagi aja." Safira mencoba mengalihkan pembicaraan.

Keduanya kembali melanjutkan proses pembuatan kue. Setelah selesai, Safira menuangkan adonannya ke dalam loyang yang berukuran kurang lebih delapan belas sentimeter lalu memasukkannya ke dalam oven.

"Kita tunggu satu jam lagi. Kamu ke ruang tamu aja, aku mau beresin ini dulu," kata Safira.

Gema menggeleng. "No, kamu aja yang istirahat, lagipula bibir kamu sakit. Biar aku aja."

Safira mengendikkan bahunya lalu pergi dari sana, menunggu di ruang tamu. Sedangkan Gema kini tengah membereskan peralatan dapur.

Safira mengintip Gema, gadis itu benar-benar heran dengan perubahan sikap Gema padanya. "Sebenernya dia kenapa? Tiba-tiba jadi baik dan ramah, apa dia lupa dulunya punya niat mau celakain aku?"

*****

Satu jam telah berlalu, Safira mengeluarkan kue dan meletakkannya di atas piring. Aroma khas dari kue membuatnya sedikit lapar dan ingin segera mencicipinya.

Ia memotong kue menjadi beberapa bagian lalu meletakkannya di atas meja bersama dengan dua gelas jus jeruk yang baru ia tuang.

"Udah jadi, bisa kamu cicip sekarang," kata Safira dengan girang.

Gema mengambil satu potong dan melahapnya dalam sekali gigitan. "Beneran sama rasanya, enak dan lembut teksturnya," puji Gema setelah menelan kue miliknya.

Safira juga turut mengambil dan memakannya. "Gimana? Udah percaya sama aku kalau aku bisa bikin kue?"

Gema hanya manggut-manggut. Kini lelaki itu sudah melahap tiga potongan besar kue buatan Safira.

"Enak, kapan-kapan bikinin gue lagi, ya," celetuknya yang hanya diangguki oleh Safira.

Setelah melahap potongan terakhir ia pamit pulang pada Safira karena hari sudah menjelang sore.

Gadis itu mengatarkannya sampai ke depan pintu. Setelahnya Gema melajukan motor miliknya menjauhi pekarangan rumah Safira.

to be continue ....

I'm comeback kawan
gimana sama part ini?
greget gak?
ada yg kangen ama Nathan? jrg kliatan ya skrng dia, wkwk

Hmm, ak melihat penurunan view dan vote yang sangat drastis di sini
Apakah ak hrus slow update biar narik bnyak pembaca? wkwk

Gak ding, mau ada yg baca atau engga ak akn ttep up tiap hari biar cpet tamat, tnganku gatel mau eksekusi naskah lain wkwk

Udh gitu aja, mon maap klo part nya pendek ya, bsk deh panjangin lg, hehe
stlah baca jan lupa tinggalkan jejak, ya
see you all


10/08/2021

Fall in Love with Gangster Boy (END)Where stories live. Discover now