S2. 16 | karsa.

9.9K 1.7K 2.5K
                                    

bgm : Cinta Tak Mungkin Berhenti - Tangga. ( aku kasih saran mulmednya selalu dinyalain ♥♥ )




tiga bulan awokawokaowok yang kangen angkat tangan!








;:;:;:;

"Gue nungguin lo, dek."

Utuh, Jungkook membatu.

Cuma bisa bengong tanpa kata-kata dan bingung bukan kepalang, otak melompong total bahkan gak tau gimana ceritanya udah ada di dalem mobil Si kakak. Cuma bisa miliki sunyi seraya tatap luar jendela, gak berani liat ke sebelah kanan; entah karena rasa cangung atau justru hati belom kuat ngeliat lama-lama wajah tersebut.

"Gue anterin lo pulang boleh?"

Itu kata kak Taehyung setelah ajak dia masuk mobil, mecah suasana hening dengan sebaris tanya dan Jungkook terlampau bingung harus nanggepin gimana, pada akhirnya, anggukin kepala.

Kini sepi merajai atas keheningan.

Dia nelaah beragam kendaraan di jalan satu arah, jujur, gak bisa ditampik apabila jantungnya berdegup serampangan. Detak itu kacau—cepat bukan main hingga gigitin bagian dalem bibir pun gak cukup karena berimbas ke perut yang melilit. Mules banget. Tapi bukan mulesnya kecipirit.

Seraya tatap luar jendela dalam hening isi kepala Jungkook terpenuhi beragam tanya; Apa? Kenapa? Arti Si kakak nganterinnya pulang tuh gimana?

"Di depan kita nyebrang atau belok, dek?"

Kesentak. Cuma karena suara tersebut bahu Jungkook langsung keangkat, matanya ngebulet, napas kecekat dan jantung seolah dipukul palu besar satu kali. Reflek noleh ke kaca depan dan bales pelan sambil angkat jemari, canggung; "Lu-lurus kak, nyebrang aja nanti ikutin jalan kan ada tikungan, di situ baru belok."

"Oke," Taehyung bales.

Kemudian hening kembali mengisi pada udara.

Terasa menyesakkan dalam hampa.

Retina Jungkook turun, tatap jemari yang bertaut di pangkuan, sama sekali gak tau harus ngapain. Dia gak berani ngajak ngomong lebih dulu sedangkan kak Taehyung juga dilanda sunyi.

.

.

.

"Berhenti depan sini aja, kak." 

"Kejauhan gak dari rumah lo?"

"Enggak kok. Itu ... rumahku yang ada konternya."

Taehyung angguk denger tanggepan pelan tersebut, perlahan nepi dan berhentiin mobil di sisi jalan. 

Senja semakin larut, oranye memiliki gradasi hitam begitu awan mendung menghiasi permadani langit seakan Sang angkasa mengerti segala kekacauan di kepala Taehyung: bagaimana dirinya harus memulai? Atau sekedar merangkai kata demi bersuara?

"Maaf karena gue gagalin konser waktu itu," seuntai kata pertama. Mungkin terlalu mendadak, namun sebaris kalimat ini tersuara dari memupuk keberanian, sekalipun netra menuju lurus ke luar kaca, menatap hampa langit gelap dan kendaraan yang gak banyak lalu-lalang; "Maaf gue gak bilang apapun ke lo, maaf bikin lo nunggu lama. Maaf ... maaf kalo gue udah ngecewain lo, dek."

Kosan Kejuحيث تعيش القصص. اكتشف الآن