BAB 65

16.4K 2K 173
                                    

Eiiitsssss, vote dulu! 

Eitssss, kasih tanggapan setelah kalian membaca sejauh ini <3 Kaish kesannya dong hehe

.

.

.

Bunda:

Ata, Uta udah sadarkan diri.

Selatan langsung memukul meja seraya berdiri, membuat mangkuk, gelas, dan makanan yang berada di atas meja terhentak seketika. Gugun yang sedang makan soto, hampir menyemburkan kuahnya. Gelas jus jeruk El bergetar dan isinya terpercik keluar. Bakso Lintang yang lagi dibelah juga jadi oleng. Begitu juga, Daffa tersedak kuah seblak dan Bisma, yang sedang main rubik, jadi terdiam.

Tidak hanya mereka, tapi warga kantin juga terkejut dan ikut melihat ke meja sentral terepik milik Dayang Boys.

"Apaan, anjir?!" gerutu Gugun kesal.

"Untung, nih, sedotan kagak masuk hidung gue," sahut El ikutan.

"Gagal lagi kebelah ini bakso."

"Uhuk! Uhuk! Bagi minum, woi!" Daffa menyeruput jus jeruk El.

"Kenapa, Tan?" tanya Bisma.

Selatan memasukan ponselnya ke dalam saku. "Daff, lo, kan, murid nakal di SMA lama lo dulu. Ajarin gue bolos sekarang."

"HAH?!" Lima pasang mata itu terbelalak kaget. Selatan? Bolos? Ketos? Wow! Ini kali yang ke tiganya. Berbeda dengan El yang bolosnya udah tidak bisa dihitung jari.

"Kenapa, woi?"

"Cepetan, Daff, bantuin gue bolos lewat tebing belakang. Utara udah sadar," kata Selatan menarik Daffa.

Lima pasang mata itu semakin membola, tidak bisa dipungkiri juga kalau mereka merasa senang mendengar kabar yang Selatan ucapkan. Sudah lama juga rasanya Gugun tidak bernyanyi sik asik buat Utara. Sudah lama juga El tidak bersiul setiap kali Utara melewati meja mereka. Dan sudah lama rasanya mereka tidak melihat macan betina itu mengamuk menunjukkan jari manis sampai mau melempar sepatu.

Sudah satu minggu Selatan tidak bisa tertawa, dan satu minggu juga senyum di wajah tampannya menghilang. Hari ini, setelah membaca pesan dari Bunda, senyumnya mengembang sempurna.

Selatan bersama Daffa langsung bergegas mengatur strategi untuk membantunya bolos. Pasalnya, ini SMA Trisakti, ada si Beno botak berkumis Pak Raden dengan mata siletnya yang suka berpatroli di belakang. Kalau El, mungkin dia sudah biasa kena getok pakai serokan sampah andalan Pak Beno. Beda cerita kalau sama Banu, kasih rokok saja langsung tutup mulut.

Sialnya, hari ini Pak Beno yang jaga belakang.

Di persimpangan koridor, Selatan, yang berjalan di depan dan terlalu bersemangat, tidak sengaja menabrak seseorang dari lawan arah. Ia mundur beberapa langkah, sama dengan cewek yang menabraknya.

"Selatan."

Ekspresi Selatan berubah dingin saat melihat kalau perempuan itu adalah Alana.

"Gue buru-buru." Selatan hendak pergi tapi Alana menahannya.

"Lo mau ke mana?"

"Bukan urusan lo. Dan berhenti ikut campur kehidupan gue."

Alana tersentak. "Lo mau nemuin Utara? Yang udah seminggu koma itu? Lo masih berharap sama dia? Ayolah, Selatan buka mata lo." Alana berdecak malas.

"Mata lo yang dibuka. Selama ini gue diam, dan oke-oke aja sama lo, tapi sekarang lo jelekin Utara lagi. Gue nggak suka ada yang jelekin dia selain gue. Dan harus gimana lagi gue bilangnya kalau gue ngggak cinta sama lo! Gue. Nggak. Cinta. Sama. Lo." Selatan menekankan kalimatnya.

Utara & Selatan [#DS1 Selatan| END]Where stories live. Discover now