BAB 35

59.4K 8.6K 265
                                    

^Happy Reading^

.

.

Sesuai janji, Utata dan Selatan pergi ke restoran Jepang yang sudah dialamatkan di chat. Sebelum menggeser pintu transparan untuk masuk ke dalamnya, Utara dan Selatan sempat berdebat seperti bocah kecil terebih dahulu tentang siapa yang masuk lebih dulu, dan tentunya membawa jam-jam lahir segala. Sampai bapak-bapak yang keluar dari dalam membuat keduanya berhenti berdebat.

Selatan masuk lebih dulu. "Ata selalu menang dari Uta, begitu seterusnya." Dan menuju ke arah meja nonor 8 yang sudah Vira pesankan untuk mereka. Sambil menunggu, Utara makan es krim rasa vanila, dan Selatan makan es krim rasa coklat.

"Coba dong," Selatan langsung mencomot es krim milik Utara tanpa persetujuan sang pemilik.

Baru saja Utara mau protes.

"Ingat peraturan ke tiga, gak boleh pelit sama makanan."

Utara menghela napas sabar. Dia juga ingin melakukan hal yang serupa, tapi mana bisa saat melihat es krim milik Selatan hanya tersisa mangkuk dan sedoknya saja.

"Udah! Ata curang iih. Kan jatah lo udah habis, malah mau ngepet punya gue lagi," Utara menarik mangkuknya.

"Pelit."

Utara langsung menghabiskan es krim vanilanya dalam hitungan detik. Dinginya sampai membuat Utara mengipaskan mulutnya, Selatan terkekeh melihat Utara yang langsung menghabiskan semua es krimnya karena takut kena kepet.

"Hai!" Vira datang bersama seorang laki-laki yang merupakan pacarnya. Namanya Devan, mereka rencananya akan menikah minggu depan, Bunda pun ikutan sibuk membantu melakukan beberapa adat jawa menuju hari H pernikahan.

"Udah lama, ya?" tanya Vira mengambil duduk di hadapan Utara, dan Devan duduk di hadapan Selatan.

"Udah lama Mbak, Uta sampe mau nambah es krim lagi," jawab Selatan duluan.

"Dih, mengada-ngada. Bukannya lo yang duluan habis sampe ngepet punya gue?"

"Mau nambah es krim lagi?" tanya Devan membuat Utara menggeleng kalem, lalu menginjak kaki Selatan sampai sang empu mengaduh.

"Sakit, Uta!"

Vira dan Devan saling melempar kekehan. "Peraturan ke tujuh masih gue pantau," kata Vira dengan kerlingan jahil.

Utara dan Selatan saling pandang, "Dilarang jatuh cinta!" sahut keduanya bersamaan.

Devan yang notabenenya receh langsung tertawa terpingkal-pingkal sampai mereka menjadi pusat perhatian mengunjung lain.

"Sayang iih, malu diliatin orang," Vira menggeplak Devan, dan mengangguk pelan kepada orang-orang yang mungkin terganggu karena suara tawa pacarnya yang membas renyah.

Mereka makan yakiniku sambil berbincang ringan, sesekali diselingi perdebatan Utara dan Selatan yang tidak pernah ketinggalan. Pelayan dengan seragam putih ala-ala kimono tipis itu kembali datang membawakan nampan yang berisikan makanan sushi, dan takoyaki, juga mochi.

"Aaaa mochi-nya gemes, Utara mengambil ponselnya dari dalam sling bag, lalu memotret mochi-mochi unyu itu.

"Lebay," cibir Selatan yang melihat itu.

"Biarin," Utara memeletkan lidah. "Gak tega buat makan," Utara menowel-nowel mochi menggemaskan itu.

"Jadi gini, gue minta lo bedua ke sini buat minta tolong sesuatu," kata Vira menatap Utara dan Selatan bergantian.

Utara & Selatan [#DS1 Selatan| END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang