FIRE ON FIRE

6.8K 1K 242
                                    

...

"Why did I run away, when your love was everything.

I know it's getting late, but can I still be on my way"

....

( Note : Kalau lupa prev chapter bisa dibaca dulu ya baru balik kesini lagi)

...

..

.

Seminggu setelah penolakan malam itu Chanyeol tak lagi berusaha untuk membujuk Baekhyun, namun keduanya tetap berinteraksi seperti biasa. Chanyeol kembali pada kesibukannya namun selalu menyempatkan diri untuk pulang dan menghabiskan makan malam bersama Baekhyun. Sementara Baekhyun memilih untuk menyibukkan dirinya dengan kebun kecil barunya di balkon dan terkadang pergi bersama Luhan atau Nayeon.

Sarung tangan berselimut tanah tak menghalangi Baekhyun untuk tetap mengganti tanaman yang  Nayeon berikan padanya ke dalam pot yang baru. Nayeon berkata itu adalah tanaman mawar hitam dan Baekhyun yang menyukai segala jenis bunga apalagi bunga unik dengan penuh semangat membuatnya tumbuh lebih besar di balkon kecil milik Chanyeol.

Chanyeol tentu mengetahui apa yang Baekhyun lakukan dengan balkonnya dan sangat mendukung Baekhyun meskipun ia tidak pernah terlibat sedikit pun selain menyiram sisa air minumnya ke dalam pot ketika ia menghabiskan waktu merenung di sana.

Sibuk dengan kegiatannya, suara bel pintu terdengar sebanyak dua kali dan pria itu segera melepas sarung tangannya untuk berjalan menuju pintu. Ia melihat ke layar yang menempel di dinding dan mendapati dua orang pria ber jas hitam berdiri disana.

"Ada yang bisa kubantu?" Tanya Baekhyun melalui kamera intercom,  dua orang disana menjawab setelah berdeham.

"Selamat siang Tuan Byun, kami di utus Tuan Park untuk menemui anda." Kening Baekhyun berkerut, ada begitu banyak Park yang ia kenal dan hanya dua Park kaya raya yang mampu menyewa pengawal seperti di depan pintunya saat ini. Park pertama adalah mantan suaminya namun kecil kemungkinan pria itu meminta para pengawal untuk bicara dengannya ketika ia bisa melakukannya seorang diri, dan Park kedua....

"Park?"

"Ekhem...Park...Tuan besar Park, anda...uhm!"

"Aku mengerti." Sahut Baekhyun cepat dan membukakan pintu. Ada sebuah aturan para bawahan untuk tidak sembarangan menyebutkan nama atasan mereka dan tentu saja Baekhyun tahu mereka utusan siapa.

"Apa yang Tuan Park ingin bicarakan denganku?" Kedua pengawal itu membungkukan tubuhnya ketika pintu terbuka sama sekali tidak berani menatap Baekhyun. Bukan karena mereka takut, tapi itulah etika di hampir sebagian besar belahan Asia.

"Tuan meminta kami membawa anda, beliau akan berbicara langsung dengan anda." Kening Baekhyun mengernyit namun ia mengangguk pelan, tidak ingin menyulitkan dua orang di depannya.

"Baiklah, tunggu sebentar!" setelah mengambil ponsel dan dompet serta mengenakan kardigannya, Baekhyun berjalan mengikuti kedua pengawal itu.

Tidak membutuhkan banyak waktu untuk mereka sampai di rumah sakit dan Baekhyun dituntun menuju ruang rawat pribadi mantan ayah mertuanya. Ketika pintu dibuka, ia mendapati seorang dokter dan dua orang perawat baru saja usai mengecek kesehatan pria tua itu dan segera undur diri.

Pria itu tersenyum senang saat melihat Baekhyun diambang pintu dan tanpa sadar Baekhyun juga tersenyum kecil, meskipun ia masih menduga-duga tentang keinginan mantan ayah mertuanya itu.

Memories Of The SevilleWhere stories live. Discover now