Confused

4.6K 694 137
                                    

...

"I'm broke and hopeless too, wishing I could get back to you."

....

( Note : Kalau lupa prev chapter bisa dibaca dulu ya baru balik kesini lagi)

...

..

.

Bingung. Adalah satu-satunya bentuk perasaan yang mampu menggambarkan situasi antara Chanyeol dan Baekhyun saat ini. Meskipun hubungan keduanya jauh membaik dibalik drama yang sedang melakoni sekarang, namun tetap saja perasaan bingung itu terus menghantui satu sama lain.

Di satu sisi Baekhyun ingin kembali pada kehidupan normalnya di Seville namun Chanyeol seolah menahannya dengan kenangan-kenangan manis yang pernah mereka milikki, kemudian di sisi lain Chanyeol ingin memperbaiki hubungannya dengan Baekhyun seperti sedia kala, namun ia terlalu takut untuk mengecewakan sosok itu lagi.

Satu-satunya penghubung bagi mereka adalah calon bayi di dalam kandungan Baekhyun yang dalam hitungan bulan akan lahir kedunia. Membayangkan bagaimana kehidupan anak mereka nanti jika keduanya berpisah sejak awal, membuat mereka memilih menurunkan sedikit keegoisan mereka dan bertahan meskipun pada akhirnya akan sama-sama menyakitkan.

Di seberang sana Vernon terdiam menatap wajah kebingungan Baekhyun, meskipun hanya melalui layar namun hati keduanya seolah saling terkoneksi. Baekhyun lagi-lagi menghela nafas dan lelaki berdarah campuran itu begitu berhasrat untuk memeluk Baekhyun dan menenangkannya.

"Pasti sulit bagimu kan?" Baekhyun mengangguk perlahan kepalanya mulai tertunduk, entah sudah berapa kali ia mengeluh pada sosok di depannya, namun Vernon adalah sosok sahabat yang benar-benar pengertian dan tidak akan memprotes keluh kesah Baekhyun seperti yang lain.

"Ini seperti aku berdiri di ujung jurang, jika aku melompat aku akan mati." Ucapnya lirih.

"Lalu kenapa tidak kau coba untuk menjauhi ujung jurang dan berjalan?" Baekhyun menggeleng pelan. "Ada segerombolan serigala di depanku." Sahutnya sebelum menambahkan lagi "Serigala-serigala yang kelaparan." Vernon tersenyum kecil mendengar perandaian Baekhyun mengenai keadaannya saat ini. Melompat ataupun berjalan menjauh sama-sama akan membunuhnya, itu yang Baekhyun maksudkan.

"Aku tidak bisa memberikan banyak saran, karena keputusan mutlak ada di tanganmu. Tapi kau hanya perlu ingat, apapun pilihanmu aku akan siap untuk mendampingimu." Baekhyun tersenyum kecil di tengah kegelisahannya. "Terima kasih Vernon." Lelaki itu mengangguk lalu melirik ke arah jam tangannya. Tentu Baekhyun sangat peka, lawan bicaranya saat ini akan memiliki kelas dalam waktu 10 menit ke depan.

"Pergilah, aku tak ingin kau terlambat menghadiri kelas!" Vernon mengangguk pelan tapi tubuhnya masih terpaku di depan layar.

"Lalu apa yang akan kau lakukan setelah ini?" Baekhyun melirik ke arah jam dinding "Aku memiliki janji dengan Luhan dua jam lagi, jadi mungkin aku akan bersiap-siap." Vernon mengangguk paham dan segera merapikan buku dan tasnya sebelum keduanya mengucapkan salam perpisahan sebelum mematikan panggilan.

Baekhyun mendesah lelah, melempar ponselnya di atas ranjang kemudian berbaring. Ia menatap langit-langit kamar cukup lama sebelum akhirnya teralih pada perutnya yang sudah semakin membesar. Perlahan jemari lentiknya mengelus perut itu "Sebentar lagi kita bertemu ya sayang?" gumamnya lembut.

Sesuai janji mereka, Luhan telah muncul di depan pintu dengan pakaian hangat panjang membungkus tubuh pendeknya. Baekhyun tidak mempersilahkan masuk karena mereka memang ingin langsung berangkat.

Memories Of The SevilleWhere stories live. Discover now