▪︎1-Different Vibe▪︎

150 23 99
                                    

Hongkong, 2039 ....

Musim dingin menyapa kota pearl of the orient, kota metropolitan yang padat penduduk tiap sudutnya. Hari ini tak sedingin hari kemarin, cuaca lebih hangat, mungkin mentari sedang berbaik hati pada insan yang tamak ini.

Di tengah-tengah kota terdapat gedung tua megah, gedung salah satu universitas besar di Hongkong. Univesitas yang menjadi incaran para anak kalangan atas dan elit politik di negeri itu. Namun, hanya segelincir orang beruntung saja yang dapat masuk ke sana. Salah satunya adalah Bea Kinanta, gadis berkulit seputih tahu yang berasal dari Indonesia.

Orang-orang akrab memanggilnya Bea. Ia gadis yang ambisius juga supel. Paras ayunya tak jarang membuat banyak laki-laki mendekat, Jericho salah satunya.

"Bea, sudah sarapan? Tadi mama bawakan aku cheong fun, udangnya banyak karena mama tahu kamu suka udang," sapa Jericho, lelaki bertubuh jangkung yang baru masuk ke kelas.

Senyum Bea mengembang melihat bekal bawaan Jericho untuk dirinya. "Wih, enak banget nampaknya! Bilang sama mama makasih, ya maaf juga jadi ngerepotin."

"Its okay, mama tahu kalau ada kelas pagi kamu gak sempat masak."

Jericho membuka kotak bekal bewarna putih itu, lalu menyodorkan ke dekat Bea. Ah, udang-udang gendut itu sungguh menggugah selera. Aroma bumbu khasnya menyeruak masuk ke dalam indera pembau gadis itu.

"Aku makan, ya."

Bea langsung menyantap lahap, sedangkan Jericho menopang kepala dengan tangannya sambil memandangi Bea makan. Hidung lancip, kulit seputih tahu serta senyum manis Bea sering kali membuat jantung Jericho berdebar kencang.

"Makannya yang bener." Jericho mengelap sisa saus di sudut bibir Bea.

Bea menyengir lebar. "Habisnya enak banget. Omong-omong udah lihat web gak?"

"Belum, memangnya kenapa?" Jericho bertanya balik.

"Kelompok kelas Profesor Zing udah dibagi, kita sekelompok bertiga sama ...." Bea menggantung kalimat sembari menatap ke sudut kelas, di mana seorang lelaki bersurai cokelat gelap tengah duduk sendiri di sana. Jericho pun mengikuti arah pandangan Bea.

"Sama cowok aneh itu?" terka Jericho.

Bea mengangguk. "Iya, katanya dia dari Amsterdam."

"Amsterdam?" tanya Jericho tampak sedikit terkejut.

"Iya, kenapa?" Bea bertanya balik.

Jericho hanya menggeleng. "Nope, aku cuma teringat cerita mama aja. Katanya ayah dan kakak mama meninggal di sana."

"Ah, jadi kamu pernah ke sana dong?"

"Sayangnya enggak, mama selalu kelihatan takut kalau bahas tentang kota itu, seperti ada ... sejarah kelam di sana."

***

Kelas pertama di jam delapan pagi sudah selesai. Kelas berikutnya akan dimulai jam dua siang nanti, jadi Bea, Jericho serta lelaki bersurai cokelat gelap itu memutuskan untuk pergi ke pustaka untuk mengerjakan tugas di kelas Profesor Zing.

Mereka duduk di sudut ruang lantai dua, di sebuah meja khusus untuk empat orang, meski mereka hanya bertiga.

"Namaku Jachy." Lelaki itu mengulurkan tangan, senyumnya terulas lebar, membuat kesan misterius pada dirinya seketika menguap. "Sepertinya ini kali pertama kita sekelas," ucapnya.

Bea langsung membalas uluran tangan Jachy. "Namaku Bea Kinanta, aku mahasiswa asal Indonesia fyi," ucapnya.

"Waw! You're so lucky, gak banyak yang beruntung masuk ke sini dengan beasiswa," puji Jachy.

Klandestin [SEQUEL CINDERELLA'S WINTER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang