▪︎ 16 - Dating in Winter ▪︎

14 2 0
                                    

Hari ini mungkin akan menjadi hari terbaik dalam hidup Jericho. Jalan berkeliling taman hiburan berdua saja dengan seorang gadis cantik yang telah membuatnya jatuh cinta sejak pertama kali sepasang manik cokelat tua itu bertemu. Saat itu Jericho langsung menaruh hati pada seorang gadis asing itu
.
Usai berkeliling, mereka berdua lalu duduk di sebuah bangku kayu panjang bewarna putih yang langsung menghadap ke arah bianglala raksasa yang tengah berputar. Di masing-masing tangan terdapat permen kapas besar, milik Bea bewarna kuning sedangkan lelaki yang duduk di sebelah memilih warna putih.

"Kamu senang?" tanya Bea lalu mengigit kecil permen kapas miliknya.

Jericho menganggukkan kepala antusias. "Aku senang sekali, Bea. Sudah lama kita gak jalan-jalan seperti ini, dan belakangan ini kita juga jarang bertemu. Aku ngerasa seperti ada jarak besar antara kita, tapi setelah melihat kamu lagi lalu kita jalan berdua seperti ini aku jadi merasa kembali bahagia."

"Sorry, aku gak bermaksud menjauh," ujar Bea mendadak diliputi rasa bersalah.

"It's okay, Bea. Aku paham kamu harus belajar ekstra untuk mempertahankan beasiswa kamu itu, tapi kamu harus ingat kalau aku dan keluarga akan selalu ada jika kamu butuh bantuan."

Ah, benar. Bea hampir saja lupa kalau alasan yang ia berikan pada Jericho selama ini adalah sibuk belajar. Meski tidak sepenuhnya berbohong, tetapi tetap saja alasan terbesar mengapa ia menjauh adalah sekte itu. Sekte sesat yang kini telah menjadi bagian dari hidupnya.

Meski masih diliputi merasa bersalah pada Tuhan, tapi tak dapat dipungkiri jika sekte inilah penyelamat hidup Bea. Gadis itu bisa mendapatkan kembali beasiswanya dan ia juga mendapat uang saku sebagai hadiah karena telah berani untuk melakukan perjanjian darah.

"Bea," panggil Jericho, menyadarkan Bea dari lamunan, "are you okay?"

"Oh ... ya aku ba-" Kalimat Bea seketika terhenti kala tanpa sengaja kedua manik miliknya menangkap sosok lelaki bertubuh atletis dengan wajah putih pucat dan mata bulat besar yang menatap ke arah mereka berdua.

Namun, sosok itu menghilang bersamaan dengan padatnya orang-orang yang barlalu-lalang. Tubuh Bea masih mematung, kepalanya masih mengingat jelas paras tampan yang biasa ia temui di gereja setan itu.

Tuan Anton? Kenapa dia ada di sini? batin Bea bertanya-tanya.

"Bea? Kamu baik-baik saja?" panggil Jericho lagi.

"Oh, iya tadi aku sepertinya salah lihat saja." Bea tertawa renyah, meski di dalam hati terus bertanya-tanya apa yang ia lihat tadi.

***

Di belahan lain kota Hongkong, tepatnya di sebuah ruang khusus di dalam gereja tua yang didominasi warna hitam dan berbagai ornamen aneh itu Jachy dan Anton tengah duduk di sebuah sofa panjang yang mulai reot. Wajah mereka terlihat serius seolah sedang mendiskusikan suatu hal yang penting.

"Jadi mereka sedang bertemu?" tanya Anton.

Jachy menganggukkan kepala. "Aku rasa Bea akan berada di pihak kita, karena dia butuh uang untuk bertahan hidup di kota ini. Keuntungan lainnya, kedua orang tuanya sedang pergi ke Amsterdam sesuai rencana kita jadi selama pengawasannya akan berkurang."

"Baguslah kalau begitu," Anton menyunggingkan seulas senyum miring, "kau harus memanasi Bea juga untuk segera mengajaknya ke gereja, karena menurut Julian mereka akan segera pulang ke Hongkong."

Sesaat Jachy sempat lupa dengan Julian, mantan idola satu grup dengan Lucas sekaligus satu-satunya jamaat Anton yang masih mengabdi sebab hanya itu satu-satunya jalan agar ia tetap menghasilkan pundi-pundi duniawi. Bahkan ia telah menjabat sebagai seorang pendeta sekte satanisme ini di sana.

"Tidak masalah, kita bisa buat masalah baru lagi untuk membuat mereka bertahan lama di sana dan tidak kembali ke sini. Jadi kita punya waktu lebih lama untuk memasukkan anak kesayangannya ke dalam sini," ide Jachy seraya menaikkan sebelah alis.

Dahi Anton mengerut. "Bagaimana caranya? Yang tersisa di sana hanya Lucas. Jeffrey, temannya sudah kita habisi."

"Benar, kita juga harus segera mengirimi lelaki itu ke neraka," jawab Jachy.

Tawa Anton meledak, lelaki itu sampai berdiri kemudian menepuk-nepuk bahu Jachy. "Itulah mengapa aku menyukaimu, idemu sangat briliant."

-To Be Continued-


Holaaa!! Ingat ges mereka tuh jago banget ngegombal buat dapatin newmem dan aku punya kabar gembira buat yang pengen jadi tim gercep boleh banget intip ke karyakarsa aku, username : bileikha dan ayo mutualan di sinii

Klandestin [SEQUEL CINDERELLA'S WINTER]Where stories live. Discover now