Kasino

49.8K 4K 300
                                    

Matahari kini sudah meninggi dengan cahayanya yang mulai merambat masuk melalui celah gorden berwarna putih. Haechan yang sedang nyenyak tertidur kini merasa terganggu akibat cahaya matahari yang mengenai matanya, dengan perlahan ia membuka matanya mencoba menetralkan penglihatannya yang sedikit kabur.

Shit!

Mata beruang itu langsung membulat sempurna saat menyadari ia sekarang bukan berada dikamar apartemennya, melainkan disebuah kamar bernuansa abu-abu dengan jendela besar disebelah kiri yang memperlihatkan gedung-gedung pencakar langit. Dengan cepat Haechan melihat kedalam selimut dan syukurnya ia masih mengenakan pakaian lengkapnya semalam.

Jaemin?! Renjun?!

Haechan langsung mengedarkan pandangannya mencari keberadaan dua sahabatnya namun nihil kamar yang sangat luas itu hanya diisi dirinya saja. Haechan memegangi kepalanya mencoba mengingat apa yang terjadi semalam tapi tidak satupun ia mengingatnya, semuanya samar-samar.

Ceklek

"MARK!" Teriak Haechan dengan suara yang sedikit serak, ia terkejut saat melihat namja camar itu yang masuk kedalam kamar.

"Sudah bangun rupanya" ucap Mark yang langsung berjalan mendekat kearah Haechan yang masih terduduk diatas kasur.

Saat Mark baru sampai Haechan langsung berdiri dari duduknya dan dengan cepat tangannya menarik kerah baju Mark, menatap nyalang namja camar itu. "Apa yang kau lakukan disini sialan?" Murka Haechan

Mark yang malas bertengkar dipagi hari langsung menepis tangan Haechan lalu mendorong tubuh namja manis itu dan mengukungnya. "YAK MENYINGKIR DARIKU!" Teriak Haechan keras

"Diam! Atau kau kuperkosa saat ini juga" ancam Mark berhasil membuat Haechan tak bergeming.

"Kau harus menjaga sopan santun mu jika berada di penthouse milikku, Seo Haechan" ucap Mark dingin

Haechan terkejut dengan penuturan Mark. "Penthousemu?" Mark mengangguk sebagai jawaban lalu bangkit dan melepaskan kungkungannya pada Haechan.

"Bagaimana bisa aku berada disini?" Haechan tetap bertanya walaupun sudah tahu alasannya.

"Mabuk"

Haechan hanya mengangguk paham mendengarnya, jika di pikir kembali ia memang banyak minum semalam. "Jeamin? Renjun?"

"Jaemin ada dikamar Jeno sedangkan Renjun ada dikamar bawah" jawab Mark yang sedang membuka lebar gorden miliknya agar cahaya matahari masuk kedalam kamar itu. "Mandilah, kau bau alkohol"

Haechan malas menanggapinya, tidak akan selesai jika ia harus beradu argument dengan Mark. "Pinjam pakaianmu" setelah itu Haechan turun dari kasur king size lalu berjalan kearah kamar mandi yang sudah Mark tunjukkan.

Jika dipikir-pikir Mark dan Jeno adalah saudara kandung yang berasal dari keluarga chaebol, harga penthouse ini sudah pasti sangat murah bagi keluarga kedua namja itu. Sedangkan Guanlin yang merupakan sepupu dari kedua namja itu yang sama kayanya seperti keduanya hanya yang membedakan adalah keluarga Guanlin berada Taiwan, tak heran jika mereka tinggal bersama di penthouse yang sangat mewah ini.

Haechan juga berasal dari keluarga konglomerat juga tapi tidak sekaya Mark yang perusahaan milik keluarganya menempati posisi nomor satu di Korea dan perusahaan keluarga Guanlin menempati nomor dua di Korea serta nomor tiga di Taiwan, sedangkan Jaemin dan Renjun yang merupakan saudara kandung yang keluarganya juga sama kayanya seperti dirinya. Orang tua keduanya kenal cukup dekat itulah mengapa mereka diizinkan untuk tinggal bersama di apartemen.

Setelah selesai dengan acara mandinya, Haechan kini keluar dari kamar mandi menggunakan bathrobe lalu berjalan menuju ke walk in closet milik Mark. Haechan dibuat takjub lagi dengan walk in closet yang begitu luas dan besar, ia jadi bingung untuk meminjam baju apa sedang seluruh pakaian itu adalah barang branded limited edition.

Future [Markhyuck] ✓Where stories live. Discover now