Ganjaran yang setimpal

27K 2.1K 448
                                    

Jangan lupa vote dan comment
.
.
.

Setelah seharian beristirahat hingga akhirnya tubuh Haechan sudah mulai pulih dan sekarang ia merasakan jika tubuhnya sangat lengket, akibat tidak mandi seharian bahkan setelah pertengkarannya kemarin.

Haechan melihat kearah Mark yang baru saja kembali dari kamar Jeno.

Mark yang merasa menjadi pusat perhatian pun mulai melirik kearah Haechan yang masih menatapnya.

Mark mengangkat sebelah alisnya. "Ada apa?" Tanya Mark yang berjalan perlahan kearah Haechan.

"Aku ingin mandi" pinta Haechan membuat yang berjalan kearahnya lantas berhenti.

Kau bisa mengatakan jika ini adalah hal biasa, iya itu bagimu tidak bagi Mark.

"Kau sembuh total dulu, baru boleh mandi, oke?" Tawar Mark, ia sebisa mungkin membujuk agar Haechan tidak mandi dulu.

Wajah itu seketika langsung berubah masam kala mendapatkan penolakan. "Mark tubuhku sangat lengket dan ini sungguh tidak nyaman" tutur Haechan

Mark akhirnya mengalah dan menurut keinginan istrinya itu, Haechan kemudian mulai turun dari kasurnya di bantu oleh Mark. Di karena infus yang telah di cabut pagi tadi jadi ia tidak perlu terlalu report untuk memegang botol infusnya.

Keduanya masuk kedalam kamar mandi rumah sakit itu, bisa di bilang ruangan ini cukup besar mungkin di karenakan kamar miliknya adalah VVIP?!

Mark berjalan mendahului Haechan, namja camar itu pergi ke bathtub untuk mengisinya dengan air hangat.

Tanpa Mark sadari Haechan sudah sibuk dengan membuka seluruh pakaiannya, jangan pikir yang tidak-tidak! Ia kan mau mandi tidak mungkin ia memakai pakaian lengkap saat masuk bathtub.

Setelah memberikan pewangi serta mengecek suhu air itu, Mark akhirnya berbalik seketika jantung berpacu dengan sangat cepat.

Haechan tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhnya terlihat begitu menggoda serta meminta sesuatu di dalam dirinya untuk langsung menerkam mangsanya.

Haechan berjalan melewati Mark tanpa penuh rasa berdosa hingga sebuah tangan mencekalnya dan langsung mendorong tubuh itu ke dinding, Haechan sangat terkejut dengan serang mendadak dari Mark.

Bisa di lihat dari mata itu sudah tersirat nafsu yang begitu besar dan bisa meledak kapan saja. Napas Mark sendiri sudah sangat memburu.

"Ma-mark?" Panggil Haechan sedikit takut, apa ia melakukan kesalahan?! pikirnya begitu.

Mata itu bersitatap dengan mata beruang itu, Haechan bisa melihat sebuah kilatan dari mata itu.

"Haechan" bulu kuduk Haechan seolah berdiri semua mendengar suara Mark yang sangat berat.

Tangan besar itu terangkat untuk mengelus pipi gempil milik Haechan. "Aku berusaha sebisa mungkin tidak menyentuhmu, tapi mengapa kau seolah-olah memintaku untuk menerkam mu?!" Tutur Mark sebisa mungkin mengendalikan dirinya agar tidak berbuat hal yang iya iya kepada Haechan.

Haechan memutar bola matanya malas. "Apa hanya melihatku naked kau langsung tegang, Mark?" Tanya Haechan dengan mengangkat sebelah alisnya.

"Ayolah Mark, masa iya hanya melihatku naked kau langsung tegang" ucap Haechan di akhiri dengan nada remeh.

Mark yang kesal dengan itu akhirnya menarik pinggang Haechan agar makin mendekat ke arahnya dan memajukan kepalanya agar mendekati telinga Haechan.

"Kau menantang ku, hm? Maka jangan salahkan aku jika harimu disini akan bertambah, baby" setelah itu tanpa memberi aba-aba Mark langsung menerkam bibir Haechan, melumat dengan begitu cepat.

Future [Markhyuck] ✓Where stories live. Discover now