Kesedihan Terdalam

32.3K 2.6K 373
                                    

Jangan lupa vote dan comment
.
.
.

Hari belum terlalu terang tapi namja beruang itu sudah bergerak gelisah di atas ranjang. Mata itu terbuka secara perlahan mencoba menyesuaikan dengan cahaya lampu.

Ia mencoba menarik semua nyawanya untuk berkumpul. Setelah menyadari ia berada di tempat yang tidak asing baginya. Kepala itu menoleh kesamping kasur yang ternyata kosong.

"Cari siapa hm?" Suara itu membuatnya menoleh kearah lain yang mendapati Mark yang sedang duduk di sofa.

Haechan hanya mendelik kemudian bangun dan menyandarkan dirinya pada headboard. Haechan hanya mengingat samar-samar bagaimana ia bisa berakhir seperti ini.

"Apakah aku menghancurkan rencanamu yang ingin kabur, Jung Haechan?" Mark melangkah mendekat kearah Haechan.

Haechan memilih untuk tidak melihat Mark karena sungguh ini masih pagi dan ia tidak ingin mengotori matanya dengan melihat roti sobek milik sang suami.

Mark sudah berada tepat di samping Haechan, ia menyeringai lalu menyimbak selimut yang menutupi kaki Haechan. Ah Haechan baru menyadarinya jika ia hanya memakai atasan dari celana tidur yang Mark kenakan.

"Aku tidak akan membiarkan kau pergi sedikitpun, Jung Haechan" tangan Mark bergerak mengelus paha Haechan membuat gelenyar aneh di rasakan Haechan.

Haechan dengan cepat menepis tangan itu dengan kasar.

"Kenapa kau begitu egois hah?" Tanya Haechan yang sedikit marah.

"Apa yang kau maksud?" Tanya Mark

Haechan memutar bola matanya malas. "Ck tidak usah berpura-pura bodoh, Mark." Ujar kesal Haechan membuat Mark di mabuk kebingungan.

"Jangan berbelit-belit! Katakan!" Pinta Mark

"Ka-"

Drt

Drt

Drt

Bunyi ponsel itu membuat Haechan terpaksa diam. Mark mendengus setelah itu mengambil ponselnya yang berada di atas nakas.

Mark melihat siapa yang menelfonnya, setelah itu ia beranjak untuk pergi mengangkat telfon itu.

"Cepat mandi" titah Mark sebelum menghilangkan di balik pintu yang membatasi kamar dan balkon.

Haechan hanya mendengus lalu beranjak untuk pergi kekamar mandi. Ia tahu menguping pembicaraan orang adalah salah satu hal yang tidak sopan itu mengapa ia tidak memilih untuk mendengarkan pembicaraan Mark.

"Jika aku tidak sibuk, aku akan menjemputmu, Noona"

****

Hari ini Haechan berakhir sama seperti kemarin, di boyong Mark untuk ikut bersamanya ke sekolah. Haechan sedikit beruntung karena ia tidak sendiri melainkan ada Jaemin dan Renjun yang juga berakhir sama sepertinya.

Demi menghilangkan rasa bosan mereka memainkan permainan UNO stacko dengan hukuman yang kalah akan di tempelkan kertas pelekat pada bagian wajah.

Wajah Renjun sudah penuh dengan kertas pelekat disusul oleh Jaemin dan Haechan yang hanya memiliki sedikit di wajahnya.

Haechan merasa lelah karena sudah bermain kurang lebih 3 jam lamanya, ia berdiri lalu merenggangkan otot tubuhnya.

"Aku tidak ingin main lagi!" Ucap Renjun kesal karena sedari tadi ia kalah terus.

"Aku pun juga sama. Kalian tidak lapar?" Tanya Jaemin membuat Haechan mengangguk cepat.

Renjun berdiri lalu berjalan untuk mengambil tasnya yang didalamnya terdapat ponsel miliknya, tapi baru beberapa langkah ia langsung memegangi kepalanya.

Future [Markhyuck] ✓Where stories live. Discover now