Stay

32.5K 2.2K 880
                                    

Jangan lupa vote and comment
.
.
.

Udah ya..kaga usah pada koar-koar yeorobun, ini udah jalan ceritanya so..kalau udah gitu ya...mau di apa
.
.
.
.
.
Kuatin imannya karena chapter ini panjang banget.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Saat mata itu terbuka yang ia lihat pertama kali adalah langit-langit suatu ruangan yang berwarna putih, seputih awan.

Ia memegangi kepalanya yang sedikit terasa berdenyut, matanya menangkap sebuah jam dinding yang melekat indah di pada dinding putih itu.

Dahinya sedikit mengernyit kala melihat jam yang menunjukkan pukul dua belas tengah hari, bagaimana bisa?! Bukankah kejadian saat ia bunuh diri tadi tepat pukul tiga sore hari?! Ia melihat sekeliling namun tidak mendapatkan seorang pun.

Apa sekarang ia sudah berada di surga? Namun mengapa indra penciuman dapat merasakan aroma desinfektan yang begitu tajam, memangnya bau di surga seperti ini?emm mungkin saja begitu, memang tidak ada yang tahu.

Dengan usaha sendiri ia mencoba bangun dari tidurnya lalu menyandarkan punggungnya, matanya melihat pada punggung tangan kanannya terdapat suntikan infus.

Lalu dengan cepat ia memegangi jantung yang masih berdetak dengan normal.

Aku masih hidup?!

Lalu dengan buru-buru ia memegangi kepalanya namun ia tidak menemukan kain kasa pada kepalanya, ada apa ini sebenarnya?!

Ceklek

Matanya langsung saja tertuju pada seseorang yang baru saja masuk.

"Haechan?" Ucapnya terkejut.

Namja beruang yang baru saja masuk itu lantas terkejut kala mendengar suara itu menyapanya.

Dengan cepat ia berlari dan memeluk tubuh itu. "Kukira kau mati!" Haechan dengan erat memeluk tubuh itu sampai yang di peluk menepuk pundaknya akibat sesak napas.

Haechan akhirnya melepaskan pelukan itu dengan sebuah kekehan pelan, namun tak lama dari itu raut muka Haechan langsung berubah drastis.

Plak!

"Aw!" Ringisnya kala tangan Haechan dengan mudahnya memukul punggung

"Kau hampir membuatku jantung!" Terang Haechan.

"Maaf, tapi aku dimana? Apa kau ikut denganku ke surga?" Tanyanya membuat Haechan mendengarnya sedikit tercengang.

"Yak maksudmu apa, bodoh? Surga? Heol Jaemin, apakah pingsan selama tiga hari membuat otak kecilmu menyusut?!" Sindir Haechan, oh ayolah mereka semua berpikir Jaemin akan mati.

Jaemin sendiri bingung, pingsan katanya? Tapi bukankah tadi ia melompat dari gedung tempat Jeno di kremasi?

"Je-"

Ceklek

Keduanya memandang ke arah pintu yang menampilkan dua namja tampan.

Bola mata itu hampir saja lepas dari tempatnya kala melihat namja yang ia cintai sekarang berdiri di ambang pintu dengan keadaan sehat.

Dengan cepat namja itu masuk dan langsung memeluk tubuh orang yang telah membuatnya menderita selama dua hari.

"Akhirnya kau bangun"lirih nya sedangkan Jaemin sendiri masih bingung dengan apa yang terjadi.

Future [Markhyuck] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang