Penyelamatan

26.3K 2.1K 111
                                    

Jangan lupa vote dan comment
.
.
.
Fyi chapter ini aku up ulang di sebabkan urutan yang tidak beraturan, sebenarnya chapter ini udah aku up sehari setelah lebaran tapi beberapa readers DM aku katanya chapter ini gak ada atau gak muncul jadi aku putuskan untuk up ulang sehingga urutannya lebih teratur. So.. mohon maaf atas ketidak nyamanan and happy reading.

Mark menjalankan mobil itu dengan kecepatan tinggi, ia tidak peduli jika menabrak atau di tabrak yang ada di pikirannya saat ini adalah keadaan beruang kesayangannya.

Jeno sendiri sedang sibuk mengotak-atik ponselnya seraya menelfon polisi ataupun menambah bodyguard.

Setelah menempuh perjalanan yang memakan waktu sampai 4 jam, Mark dan Jeno akhirnya sampai di dermaga itu.

Mark membuka ponselnya yang mencari di mana titik koordinat Haechan berada.

Mark melihat koordinat itu berada di sebuah gedung tidak terpakai dengan tinggi lantai hampir 20, apakah Haechan dan Jaemin berada di sana?! keduanya memilih untuk mengecek tempat itu.

****

Renjun dan Guanlin sekarang sedang berada di masion, namja tiang itu sedari tadi mencoba menenangkan kekasihnya.

Renjun masih syok dengan kejadian beberapa saat yang lalu. Padahal jika saja kedua adiknya itu tidak di culik mereka pasti sekarang sedang dalam perjalan menuju Taipei 101, tapi semua menjadi sirna.

Air mata itu kembali mengalir dengan deras mengingat bagaimana keadaan kedua adiknya itu.

"Hei, jangan menangis. Mark dan Jeno pasti akan menyelamatkan mereka" bujuk Guanlin.

Namun tangisan itu tidak kunjung berhenti dengan hati yang berkecamuk Guanlin menarik Renjun untuk masuk kedalam pelukannya.

Di usapkan punggung yang bergetar itu, ia tahu jika Renjun menghawatirkan kedua namja manis itu.

"Tenanglah baby, kumohon." Bujuknya lagi berharap jika Renjun mau mendengarkannya.

"I-ini semua salahku! Aku tidak seharusnya meninggalkan mereka" ungkap Renjun yang berada dalam pelukan Guanlin, kini tangisan itu makin keras.

Guanlin tidak bisa melakukan banyak hal lagi selain membiarkan Renjun menangis sepuasnya hingga ia merasa lelah.

Guanlin tidak akan melepaskan pelukannya jika Renjun masih saja menyalakan dirinya terus menerus.

"Aku tidak ingin seperti ini, aku ingin mereka ada disini" racaunya lagi.

Guanlin menghembus napas kasar, lalu mulai melepas pelukan itu beralih dengan memegangi kedua pundak Renjun.

"Renjun, berhenti menyalahkan dirimu. Kau juga tidak tahu jika ini akan terjadi dan sekarang di saat semua itu sudah terjadi, kau tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Kumohon tenangkan dirimu." Bujuk Guanlin, jujur saja sedari ia menjemput kekasihnya ini di mall Renjun terus-terusan menangis tanpa henti.

Hatinya sedikit teriris saat melihat Renjun yang menangis meraung-raung saat ia datang menjemputnya, bahkan mata indah itu kini sudah sangat sembab.

"Kumohon berhentilah menangis, oke. Kau bisa sakit jika begini terus" Renjun akhirnya mengangguk dan kembali masuk kedalam pelukan Guanlin.

Tidak berselang lama, Guanlin akhirnya mendengar dengkuran halus. Dan saat ia melihat ternyata seseorang yang berada di dalam pelukannya sudah tertidur.

Guanlin akhirnya menggendong Renjun masuk kedalam kamar. Setelah meletakkan kekasihnya itu di kasur ia langsung melihat ponselnya yang sudah terdapat pesan dari Jeno.

Future [Markhyuck] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang