Awal Permasalahan

41.5K 2.9K 445
                                    

Jangan lupa vote dan commentnya
.
.
.

Ceklek

Haechan keluar dari kamar mandi dengan mengaggunakan bathrobe yang menutupi tubuhnya. Haechan melihat kearah sofa yang terdapat Mark dengan bukunya dan ada enam paper bag diatas meja.

"Pakailah, ini semua milikmu" ujar Mark tanpa mengalihkan pandangannya dari bukunya.

Haechan mengangguk lalu mengambil semua paper bag itu dan membawanya ke ruangan walk in closet. Matanya berbinar saat melihat semua baju-baju branded itu, ah ia bahkan tidak begitu mampu membeli semua ini walaupun ia berasal dari keluarga yang bisa di bilang cukup kaya.

Haechan tidak memilih banyak selain sweater turtleneck dan celana pendek yang sedikit kebesaran. Tahu kan bahwa ia harus menutupi sesuatu

****

Renjun baru saja keluar dari kamar dengan muka yang sedikit lesu, perutnya terasa seperti teraduk dan itu sungguh membuatnya lelah karena harus bulak balik kamar mandi

"Ren ini haejangguk, untuk meredakan mabukmu" ucap Jaemin dengan meletakkan mangkuk berisi haejangguk yang ia buat tadi.

Renjun yang mendengar itu langsung mendudukkan dirinya di meja makan dan melahap sup itu.

Setelah selesai menghabiskannya ia merasa lebih baik dari sebelumnya, walaupun nyeri di kepalanya masih belum sepenuhnya hilang tapi ini saja sudah lumayan.

"Haechan belum bangun?" Tanya Renjun pada Jaemin yang masih sibuk memotong bawang.

"Sepertinya belum" jawab Jaemin.

Renjun mengangguk paham lalu berdiri dan meletakkan mangkuk kotor itu di tempat cuci piring.

"Butuh bantuan?" Tanya Renjun pada Jaemin yang masih sibuk mencicipi makanan yang ia buat.

Jaemin mengangguk. "Tolong potong bawang bombai itu, setelah itu tolong siapkan telur dadar" jelas Jaemin membuat Renjun mengangguk paham dan mulai mengerjakan pekerjaannya.

Setelah selesai memotong bawang bombai Renjun memberikannya kepada Jaemin untuk di masukkan kedalam wajan yang sudah berisi ayam yang di beri saus.

Renjun membuka kulkas untuk mengambil beberapa butir telur yang akan ia olah menjadi telur dadar.

Selama menyiapkan telur dadar ia teringat sesuatu. "Jaemin" panggil Renjun pelan

Jaemin hanya berdehem sebagai jawaban, Renjun menggaruk belakang leher yang tidak gatal.

"Apakah aku membuat...hal yang konyol semalam?" Renjun memang tidak ingat apapun tentang kejadian semalam. Yang ia ingat hanyalah saat dimana ia meneguk habis sebotol Vodka dengan kadar alkohol yang bisa dikatakan tinggi, setelah itu ia tidak ingat.

Jaemin mengagguk sebagai jawaban 'iya' membuat Renjun membelalak dengan segera ia mengangkat telur yang sudah matang itu ke piring setelah itu mematikan kompor.

"Katakan!" Pinta Renjun yang sudah menghadap Jaemin.

"Kau duduk diatas pangkuan Guanlin dan menggerakkan bokongmu, bersyukurlah karena Haechan berhasil menghentikanmu" jelas Jaemin.

Renjun mendengkap mulutnya dengan kedua tangannya ia sungguh merutuki kejadi semalam.

"Apakah makan siangnya sudah siap?" Tiba-tiba suara itu mengintropeksi keduanya.

Renjun berbalik dan mendapati Guanlin yang sedang menatapnya, namja itu tidak sendiri ada Jeno dan Mark di belakangnya.

Demi menghilangkan rasa canggung, pertanyaan yang cemerlang hinggap di kepalanya.

Future [Markhyuck] ✓Where stories live. Discover now