I Lost You

26.1K 2K 470
                                    

Jangan lupa vote dan comment
.
.
.
Fyi ini chapter terakhir buat bulan ini and di karenakan Senin yang akan datang Ry bakal langsungin ulangan akhir semester jadi kemungkinan besar Ry bakal up setelah UAS.

And for the last
Ry harap kalian bisa terima apapun yang terjadi di chapter ini.
.
.
.
So..happy reading yeorobun (◍•ᴗ•◍)

Kini tangisan Jaemin makin menjadi-jadi, saat melihat sang kekasih yang sudah di bawah keluar dari ruang operasi dengan wajah yang sungguh pucat.

Seluruh keluarga sungguh terpukul karena kepergian Jeno. Taeyong sendiri sudah mendekati kasur Jeno dengan keadaan yang sungguh kacau.

Tangan itu meraih tangan Jeno. "Kau datang sebagai bintang yang bersinar dan sekarang kau pergi dengan membawa kegelapan, kenapa Jeno? Kenapa kau tega meninggalkan mommy?" Lirih Taeyong

Jaehyun sendiri hanya bisa mengelus lembut pundak sang istrinya yang sekarang terlihat begitu rapuh akibat kepergian putra kedua mereka.

Jaemin berjalan sempoyongan mendekati Taeyong, ia langsung terduduk menghadap kearah Taeyong.

Di rapatkannya kedua tangannya di depan dada. "Mommy, hiks kumohon maafkan aku hiks jika saja Jeno tidak menyelamatkanku ia pasti masih berada disini. Kumohon hiks maafkan aku" tanggis Jaemin pecah, Taeyong langsung memeluk Jaemin.

Taeyong memang tidak akan menyalahkan Jaemin atas kejadian ini, Jeno menyerahkannya dirinya sendiri untuk menyelamatkan sang pujaan hatinya.

"Ini adalah takdir, mungkin Jeno memang di takdirkan seperti ini. Hiks mo-mmy tidak akan hiks menyalahkanmu" lirih Taeyong sambil memegangi kedua pipi Jaemin seraya menghapus air matanya.

Mendengar itu Jaemin langsung menubruk tubuh Taeyong untuk ia peluk, Taeyong sendiri sudah mengusap lembut punggung Jaemin yang sedikit bergetar.

"whatever happens in the future you are still my son-in-law" ucap Taeyong.

****

Tangisan mengiringi kepergian Jeno, sekarang seluruh keluarga telah berada di dalam pesawat yang akan membawa mereka kembali ke Seoul.

Selama penerbangan Jaemin masih tidak berhenti menangis, hal itu membuat matanya makin bengkak dengan hidung yang sudah memerah.

Haechan dan Renjun di minta agar tidak menggangu Jaemin dulu, sudah tentu itu perintah dari pasangan masing-masing.

Haechan sedari tadi mencoba menenangkan Mark, mulai mengajaknya untuk berbicara dan mencoba mengalihkan segala perhatian namja camar itu sepenuhnya kepada dirinya.

Namun semua yang di lakukan Haechan sepertinya sia-sia namja camar itu bahkan hanya meresponnya dengan sebuah deheman dan anggukan, Haechan hanya bisa menghela napasnya pasrah.

"Ikhlaskan Jeno pergi Mark, semua sudah di atur oleh yang mahakuasa" ujar Haechan sambil mengelus lembut lengan Mark.

Mark menghela napas berat. "Kau tahu? Sebelum Jeno lahir keuangan keluarga Jung sangat-sangat memprihatinkan, Daddy sampai harus bekerja sampingan untuk menyiapkan dana kelahiran Jeno. Hingga saat Jeno lahir perusahaan Daddy langsung kembali seperti sedia kala, itu mengapa Jeno di juluki sang bintang penerang. Karena saat ia lahir semua hal baik terjadi dalam kehidupan keluarga Jung." Jelas Mark tanpa sadar setitik air mata turun melewati pipinya, Haechan yang melihat itu dengan cepat menghapus air mata itu.

"Tapi ini hukum semesta Mark, ini sudah takdir Jeno" ujar Haechan yang langsung memeluk tubuh kekar itu.

Sementara itu Jaemin terus-terusan menangis membuat Winwin sedikit kewalahan untuk menenangkan sang putra, ia tentu saja tahu bagaimana rasanya di tinggalkan oleh orang yang dicintai.

Future [Markhyuck] ✓Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt